Tiga puluh tiga

19 5 6
                                    

Happy reading guys
.
.
.
.
.
"Sayonara!"
-vatiraS

Pria berjubah ungu menatap Deluna dengan bingung, kenapa adiknya itu tak langsung saja mendorong keduanya dari jurang, dengan begitu semua ini akan berakhir.

"Alaska, aku bisa memberikan sebuah pilihan, satu nyawa dibayar dengan nyawa yang lain," ucapnya membuat Kenzo yang mengerti artinya terkejut, sedangkan pria berjubah ungu mengeram.

"Apa yang kau lakukan, dorong saja!" Ucapnya kesal, Deluna meliriknya sejenak dan mencoba mengabaikannya.

"Apa maksudmu!" Teriak Alaska di tengah kebingungannya, sky sudah selesai mengobati luka Alaska membuat laki-laki itu bisa berdiri kembali, namun belum begitu pilih, itu juga menggunakan bantuan Flo.

"Maksudku sederhana, antara asya dan jelita, siapa yang kau ingin selamatkan?" Ucapnya tersenyum, namun lain halnya dengan jelita yang terkejut seraya menatap Alaska dengan takut, bolehkah dia egois dengan meminta alaska memilihnya dan membuat asya kehilangan nyawanya padahal wanita itu sudah banyak berkorban untuknya, tidak, jelita menggeleng, di perutnya kini ada darah daging Alaska yang tengah berkembang, Alaska harus menyelamatkannya!

Di tempatnya Alaska membulatkan matanya dan menatap Deluna dengan tidak percaya.

"Kau berniat mengkhianati ku?" Ucap pria berjubah ungu membuat Deluna tersenyum dan menggeleng sejenak, nanya kembali menatap Alaska dengan datar, dia mundur selangkah membawa jelita dan asya semakin dekat ke jurang, jelita berteriak saat Deluna menguatkan cengkeramannya di lengan wanita itu, asya juga mendapatkan hal yang sama, namun ia hanya meringis.

Untuk kali ini, asya benar-benar merasa tidak berdaya, sejak awal dia tau jika Deluna memata-matai mereka, tapi ia membiarkannya dan mendekati Deluna untuk menjalin pertemanan, berusaha merubah sudut pandang gadis itu, hingga akhirnya mereka berteman baik, mungkin memang benar jika orang bilang kedua orang yang memiliki pengalaman hidup yang sama akan mudah akur, dan asya mengakuinya, tapi sekarang...

Pertemanan itu membahayakan mate nya!

Ditambah dengan kondisi jiwa asya yang lebah akibat menolong jelita, juga racun Deluna yang ada di tubuhnya.

"Aku ingin keduanya!" Ucap Alaska membuat Deluna tertawa lepas, namun itu terdengar mengerikan di saat seperti ini.

"Bodoh, bukan milik siapa-siapa, tapi miliki siapa-siapa!" Ucapnya disela tawanya, dan asya hanya diam menatap Alaska, hatinya berharap Alaska menyelamatkannya, lalu bagaimana dengan jelita?

Perlahan asya memegang perutnya, bolehkah sekali saja ia menghianati janjinya dan bersikap egois?

Bolehkah?

Sky menatap kakaknya itu dengan pandangan khawatir, rambut pirangnya berterbangan tertiup angin, sudah sangat lama rasanya sejak ia melihat wajah kakaknya yang begitu bingung, seingatnya kakaknya adalah orang yang bijak dan selalu tau harus berbuat apa, di hadapannya ini, ia seperti tidak melihat kakaknya.

Khanza ber-decih dan bersiap ingin maju, diam saja tak ada gunanya, namun ucapan Deluna menghentikan langkahnya.

"Kau maju, mereka mati."

"Luna, lakukan saja, untuk apa bernegosiasi, mereka itu musuh!" Teriak pria berjubah ungu membuat Deluna mengangguk.

"Sebentar," ucapnya membuat pria berjubah ungu menggeram.

Light and darkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang