"Deluna!" Panggil asya yang kini tengah berjalan bersama Alaska yang berada dibelakangnya, sepanjang perjalanan asya terlihat sangat kecil dan ceria, Alaska jadi penasaran berapa umur dari sosok matahari Nafasya yang sebenarnya.
"Ya?" Tanya Deluna yang membawa keranjang tanaman racun dan obatnya.
"Kau melihat aku?" Tanya asya membuat Deluna tersenyum.
"Kau kan di depanku," jawabnya membuat asya kesal dan menghentakkan kakinya dengan lucu.
"Bukan...maksudku aku yang satunya lagi, Nafa!" Kesalnya.
"Kenapa tidak bilang dari awal," ucap Deluna membuat asya senang.
"Kau melihatnya?"
"Tidak."
"..."
***
"Kau tidak lelah terus meloncat?" Tanya Alaska melihat asya yang berjalan sedikit meloncat dengan senang.
"Tidak, kamu keberatan?" Tanya asya dibalas gelengan Alaska.
"Aku hanya takut kamu capek, mengenai as...maksudku Nafa, kenapa kau begitu menghawatirkan nya, aku tau dia kuat," ucap Alaska menembakkan.
"Tidak ada yang sempurna Alaska, tembok beton yang kuat pun bahkan bisa roboh dengan sekali hantaman yang diperkirakan, kau mengerti?" Tanya asya senyum dan berlari kencang membuat Alaska yang awalnya terdiam langsung mengikutinya panik.
"Asya jangan berlari, kau masih sakit!" Marah Alaska diabaikan oleh asya.
"Sudah tidak ada waktu lagi, kau ingat adikmu? Kenzo dan matahari Nafasya memang awalnya sudah sangat kuat dan terkendali, namun dengan kondisi ku dan Nafa sekarang, matahari Nafasya tidak jauh berbeda dengan sky, dia juga ada batasan kendalinya," ucap asya dengan mata yang tajam ke depan, kakinya terasa sakit dan nafasnya mulai tersengal, mereka kini mulai memasuki kawasan hutan yang sangat lebat dan gelap membuat Alaska mengeluarkan cahaya biru dari tangannya untuk menerangi jalan, beberapa kali asya hampir terjatuh membuat Alaska menarik tangannya hingga jatuh kepelukkannya.
"Kau ingin kemana?" Tanya Alaska melihat wajah asya yang hampir ingin menangis.
"Nafa!"
"Aku gendong," ucap Alaska berjongkok didepannya membuat asya kini mulai menangis.
"Kenapa?" Tanya Alaska panik saat menoleh dan mendapati asya yang menangis.
"Aku tidak tau, momen ini terasa familiar dan membuatku sakit," pelan asya namun tetap naik ke punggung Alaska yang mulai berlari atas arahan dari asya, sampai mereka akhirnya sampai pada sebuah Padang rumput yang berada di tengah tengah hutan yang lebat, disana tampak seorang gadis cantik yang tengah duduk melamun pada sebuah batu, gaun putihnya menjuntai menyapu rerumputan dengan rambut pirang bergelombang yang dibiarkan tergerai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light and dark
Fantasía"karna aku adalah lampu, dan kamu saklarnya, yang membuatku terang, namun juga gelap." (Squel impossible magic) Note: Bukan pelagiat ya, ini kelanjutan dari Light and dark yang ada diakun pertama aku yaitu 'vatiraa', yang masih tertarik ayo baca, ma...