📖 Happy reading guys📖
.
.
.
.
.
.
'tanpa kamu beri tau, aku kini tau'Asya merebahkan dirinya pada kasur nya dan Khanza yang bertingkat, asya memilih tempat tidur di atas, dan Khanza memilih untuk dibawah, asya memeluk sebuah boneka besarnya dan sedikit melihat Khanza yang tengah duduk di sofa dengan sebuah kertas putih di tangannya yang baru saja ia terima, benar pesan sihir dari Aurora.
"Bagaimana?" Tanya asya membuat Khanza menghela nafasnya dan melepaskan kacamata baca yang ia pakai lalu menaruhnya di meja.
"Ya, forenzo bilang akan menyusul kita karna satu hal, aku hanya tidak merasakan bahwa ini hal yang baik." Jujur Khanza membuat asya menopang dagunya menggunakan boneka beruang besarnya.
"Ya aku tau mereka bukanlah sekelompok orang kuat, mereka jelas berada di bawahku, namun hal yang sedikit membuatku merasa terancam adalah seberapa banyak koneksi yang mereka miliki, hal itu tersebar di segala penjuru dunia, dan tanpa kita sadar jumlah mereka akan terus bertambah," jelas asya mengingat kembali informasi demi informasi yang mereka dapatkan selama menjalankan misi.
"Aku dengar bahkan salah satu dari mereka pernah menyerang kakak iparmu beberapa hari lalu, untung saja deluna berhasil menghalaunya," ucap khanza seraya menyerahkan kertas itu pada asya, asya meraihnya dan menggunakan sihirnya untuk membakar kertas itu menggunakan api hitamnya.
Deluna adalah seorang putri dari sektor racun, merupakan mate dari kenzio, kembaran kenzo yang merupakan pemimpin sektor wizard, mereka berdua bahkan sudah bertunangan satu tahun lalu, alasannya belum menikah karna tidak ingin terburu-buru, alasan lainnya juga karna masalah politik yang selalu merepotkan.
"Bukankah mereka terlalu bertindak berani , namun kadang misterius di saat yang bersamaan, akan lebih mudah jika mereka menyerang secara terang-terangan."
"Aku rasa mereka juga menyadari kemampuan mereka yang berada jauh di bawah kita, itulah mengapa melakukan hal itu secara sembunyi," jawab Khanza melangkah menuju kasurnya dan merebahkan diri, begitupula dengan asya yang kini sudah berbaring memeluk boneka beruangnya.
"Terlepas dari semuanya, aku penasaran ada hubungan apa Alaska dan jelita," ujar Khanza membuat asya tersenyum singkat, meskipun gadis itu tau jika Khanza tak akan melihatnya karna Posisi tempat tidur mereka.
"Jelita adalah wanita yang aku tau juga bersama Alaska beberapa tahun yang lalu," jawab asya memejamkan matanya mencoba mengingat-ingat adegan-adegan yang ia lalui dan saling menghubungkannya.
"Maksudmu ketika kita pergi waktu itu?" Tanya Khanza ikut mengingat perpisahan yang sangat menyakitkan itu.
"Ya, aku hanya merasa...sudah menghabiskan beberapa waktu bersamanya, aku sudah bahagia."
"Yakin hanya beberapa waktu?"
"Ya, lebih baik pernah dari pada tidak sama sekali, setidaknya aku memiliki sesuatu untuk dikenang, momen untuk dikenang."
"Benar."
***
"Kenzo!"
"Hm?"
"Katakan dengan jujur, kau yang menyembunyikan Fuma?" Tanya seorang wanita muda dengan berkacak pinggang.
"Tidak."
"Bohong!" Teriaknya seraya menunjuk Kenzo yang kembali menghela nafasnya karna kelakuan istri kecilnya itu.
"Ya baiklah aku menyembunyikannya," ujar Kenzo jujur.
"Kau!"
"Aku bercanda, ia bersama Deluna," jawab Kenzo menghentikan aktifitasnya pada beberapa kertas di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light and dark
Fantasy"karna aku adalah lampu, dan kamu saklarnya, yang membuatku terang, namun juga gelap." (Squel impossible magic) Note: Bukan pelagiat ya, ini kelanjutan dari Light and dark yang ada diakun pertama aku yaitu 'vatiraa', yang masih tertarik ayo baca, ma...