Dua puluh

35 5 5
                                    

Happy reading guys
.
.
.
.
.
'jangan coba-coba terus mempermainkan perasaanku!'
.
.
.
.
.

"Kak Luna!" Teriak sky memanggil Deluna yang kini tengah merawat asya begitu mereka sampai di istana milik matahari Nafasya.

"Kenapa pergi tanpa pamit?!" Tanya Kenzo dengan tajam dengan tangan bersedekap dada di samping ranjang Asya.

"Ah itu, itu salahku," jawab sky menunduk seraya menggoyang-goyangkan kakinya bersalah.

"Itu pasti!" Kesan Kenzo membuat sky berkaca-kaca.

"Aku minta maaf."

"Jangan menangis, kemari," ucap Kenzo lembut membuat sky berlari memeluk suaminya itu.

Dalam kamar asya baru ada sky yang datang bersama Nafa, Alaska, dan jelita, lalu Deluna yang menjaga asya bersama Kenzo dan Kenzio, Flo dan dirga pergi ke istana forenzo dan Khanza, sektor werewolf.

"Bayimu!" Ucap Nafa tajam dengan singkat membuat Kenzo mengetuk puncak kepala istrinya yang mengabaikan keselamatannya dengan berlari.

"Tidak bisakah mengucapkan kata yang lebih panjang?" Tanya Deluna dengan bercanda seraya menaruh sebuah kompres pada dahi asya yang masih tertidur, sedangkan jelita dan Alaska yang melihat ada dua matahari Nafasya dibuat tercengang, kini perlahan mereka mengerti tentang apa yang sebelumnya Nafa jelaskan, kini asya dan Nafa seperti kembar seiras, nyatanya mereka adalah satu orang yang jiwanya dipisah menjadi dua, salah satu jiwa menempati tubuh lamanya, dan satunya lagi membentuk tubuh baru yang sama atas bantuan Deluna dan Kenzio, itulah asya yang memiliki tubuh lemah.

"Bagaimana?" Tanya Nafa mendudukkan dirinya pada tepian ranjang dan menggenggam tangan asya dan menatapnya sendu, meskipun itu lebih terlihat seperti pandangan datar, namun orang-orang terdekatnya tau jika Nafa tengah sedih.

"Sudahlah, aku akan menjamin keselamatanmu, jangan khawatir," ucap Deluna bersamaan dengan suara halus asya yang tengah mengigau.

"Jangan pergi...." Igau asya membuat Nafa memeluknya erat.

"Lupakan!" Ucapan yang mendekati perintah itu terucap dari bibir Nafa membuat Alaska tertegun, apa mungkin keputusannya salah?

"Argh jangan menjauh, ah!" Seketika asya terduduk dengan wajah yang berkeringat, kompres yang tengah berada di dahinya Fatih kepangkuan nya yang langsung diambil oleh Deluna.

"Ada apa?" Tanya Nafa membaut asya menangis.

"Aku memimpikan seseorang lagi, dalam hatiku aku tau aku sangat menyukai nya, tapi siapa, ini menyiksa!" Teriak asya mengamuk memegangi dadanya yang menjadi sesak, sedangkan Nafa mengelus puncak kepalanya, Alaska berniat untuk maju menenangkan asya, namun Nafa mengeluarkan sihir vampir nya dan menghempaskan Alaska hingga mundur menabrak dinding dibelakang nya.

"Menjauh darinya!"

"Aku hanya ingin menenangkan mu saja," lirih Alaska tertunduk.

"Lalu apa?" Tanya Nafa singkat dan menusuk membuat Alaska diam dan mengalihkan pandangannya untuk menatap asya, bertepatan dengan itu asya juga tengah menatapnya dengan bingung.

Light and darkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang