Chapter 48: Penyerangan di Malam Hari

89 13 0
                                    

Zay menggunakan senjatanya untuk melihat rute yang akan di lewati oleh Kris, sementara itu Catherina masih terpukau dengan pemandangan di atas. Dia sama sekali belum pernah merasakan menaiki elang yang sangat besar.

Sedangkan Nictis yang menaiki DireWolf sudah membunuh banyak sekali perampok yang dia lewati tanpa ada rasa ampun, walaupun mereka semua memohon ampun sekalipun Nictis tetap menghabisi mereka.

Prajurit Istana yang bertugas mengawal Kris dan Angelina merinding sekaligus terpukau ketika melihat Nictis membantai para Perampok itu. Nictis dan NPC yang menaiki DireWolf membagi tugas, yaitu menjaga belakang Kereta Kuda dan sisanya berada di paling depan. Semenjak keluar dari Kerajaan Alestia, Nictis dan yang lain menurunkan kecepatannya.

Menurut informasi yang diberikan oleh Alfred bahwa perjalanan dari Alestia ke Sterlia memakan waktu 3 sampai 4 hari, paling lambat 1 minggu jika mereka di hadang oleh para perampok.

Mereka semua sudah berjalan selama dua hari, seperti biasa Kris menyuruh para prajurit untuk beristirahat saat matahari sudah mulai tidak terlihat. Tentu saja, mereka semua menuruti perintah Kris dan mulai membangun perlindungan sementara.

Para prajurit menyuruh Zay dan yang lain untuk beristirahat juga dan membiarkan mereka untuk bergantian untuk menjaga keamanan. Tentu saja Nictis dan Zay menerima tawaran mereka, namun tidak dengan NPC yang lain.

"Kami akan membantu kalian berjaga." ucap Rylan yang langsung menghilang diikuti dengan Camella.

"Keselamatan Master juga prioritas kami, jadi kami akan membantu." ucap Strix, asap hitam mengelilingi tubuhnya dan dia langsung berubah menjadi kelelawar yang cukup besar.

NPC yang lain juga menghilang untuk mencari tempat yang cocok untuk berjaga, para Prajurit sangat terkejut ketika Strix berubah menjadi kelelawar di ikuti dengan menghilangnya NPC yang lain.

Teriakan pemimpin mereka membuat mereka tersadar dan langsung membagi anggota untuk berjaga duluan. Mereka semua melakukan hal yang sama seperti kemarin.

***

Seorang pria sedang duduk di singgasananya, mata birunya yang mengantuk itu tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Rambutnya yang berwarna emas beserta mahkota di kepalanya itu membuat wajahnya semakin berwibawa walau dalam keadaan mengantuk.

Pintu singgasana terbuka sedikit, seorang wanita yang sangat cantik memasuki ruangannya. Rambut panjangnya yang berwarna biru beserta mata hitamnya, disertai dengan gaun yang indah berwarna putih semakin mempercantiknya.

Ruang singgasana itu sendiri sangat luas, cukup untuk menampung kurang lebih 100 orang. Biasanya ada sekelompok penjaga yang berada di sana, namun kali ini tidak ada seorangpun selain dirinya dan wanita cantik yang baru memasuki ruang singgasana.

"Suamiku, kenapa kau tidak ke kamar saja?" ucap wanita cantik itu.

Suaminya hanya meliriknya sebentar sebelum akhirnya mengusap wajahnya. "Aku hanya memejamkan mataku sebentar, lagipula aku tidak bisa tenang jika putriku ada di luar sana."

Wanita itu hanya tertawa melihat sikap suaminya. "Kau itu sama seperti Alfred." Dia duduk di singgasana kosong yang terletak disamping suaminya.

"Aku dengar bahwa tunangan Angelina sangatlah kuat, bahkan bisa membunuh dua iblis." lanjutnya.

Suaminya menghela nafasnya. "Kau tahu? Pria itu selalu membesar-besarkan ceritanya, aku tidak percaya jika belum melihatnya secara langsung."

"Bahkan teman-temannya memiliki senjata dan kemampuan yang sangat aneh, apakah kau tidak penasaran?" ucap wanita itu.

"Aku hanya penasaran tentang putri kita, apakah dia akan baik-baik saja? Maksudku di luar sana ada sekelompok perampok yang sangat kuat, mungkin setara seperti petualang yang memiliki Rank Platinum.

"Kau tidak perlu khawatir seperti itu, putri kita di kawal oleh banyak nya prajurit dari Kerajaan Alestia ditambah dengan tunangan Angelina."

Suaminya hanya diam tidak menanggapi perkataan istrinya, namun tidak lama kemudian terdengar suara mendengkur yang datang dari mulut pria itu.

Istrinya hanya tertawa melihat suaminya, dia menatap keluar jendela yang sudah diterangi oleh sinar bulan. "Kuharap kalian baik-baik saja."

***

Di dalam gelapnya hutan, terlihat 50 orang yang mengenakan pakaian berwarna hitam dan memakai topeng yang hanya menutupi sebagian wajahnya saja. Masing-masing dari mereka bersembunyi di balik pohon untuk memantau perkemahan yang berada sekitar 300 meter di depan mereka.

"Terlihat mangsa yang sangat mudah untuk di tangkap, Bos." ucap salah satu pria bertubuh pendek.

"Berapa orang?" ucap pemimpin mereka yang memiliki rambut hitam panjang yang diikat ke belakang, terdapat luka gores di mata kanannya.

"Total 4o orang, 20 orang sedang berkeliling dan sisanya sedang beristirahat." ucap pria bertubuh pendek. "Dari yang regu pengintai katakan, mereka semua berasal dari Kerajaan Alestia." lanjutnya.

Pemimpin mereka tersenyum sangat lebar, dia sangat senang bahwa mereka akan mendapatkan tangkapan yang sangat besar. "Aku yakin pasti ada Putri Kerajaan Alestia disana."

Pria pendek itu menganggukkan kepalanya. "Regu pengintai juga mengatakan bahwa mereka melihat Kereta Kuda disana, kemungkinan besar di dalam sana terdapat Putri dari Kerajaan Alestia."

"Baiklah, sekarang kita berangkat. Bunuh penjaga mereka, ambil hartanya dan juga wanitanya."

Pria pendek itu menganggukkan kepalanya, kemudian berlari sangat cepat diikuti teman-temannya yang lain. Mereka melompat dari pohon ke pohon dengan sangat cepat, tidak butuh waktu lama untuk mereka semua sampai di dekat perkemahan.

Disaat mereka sedang melompat dari pohon ke pohon, tiba-tiba saja salah satu anggota mereka terjatuh dengan kepala yang sudah terpisah dari tubuhnya. Tentu saja, mereka semua berhenti melompat dan mendekati tubuh temannya yang sudah kehilangannya kepalanya.

Mereka semua melihat tubuhnya temannya dengan wajahnya yang terkejut sekaligus heran, karena mereka sama sekali tidak melihat dari mana arah serangan ini berasal. Ketika mereka sedang di dalam kondisi kebingungan, terdengar suara pria yang berasal dari belakang mereka.

"Sepertinya kalian bukanlah orang baik-baik, maka jangan salahkan aku jika kalian mati di sini." pria itu tersenyum dingin.

_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Karena saat ini masih suasana lebaran, saya dan keluarga saya mengucapkan mohon maaf lahir dan batin. Selamat hari raya idul fitri bagi yang menjalankannya, dan juga saya mau minta maaf atas lamanya saya update, atau kata-kata di dalam cerita saya yang membuat kalian tersinggung. Terima Kasih.

Stay Tune, Ya. 

XD

Two Friends Who are Trapped in a Parallel WorldWhere stories live. Discover now