Beberapa jam setelah Aiden memindahkan para peserta yang lolos dan yang tidak, hampir dari mereka semua membicarakan kejadian yang terjadi di Lapangan Akademi dengan ekspresi kagum.
"Bukankah pria itu sangat keren?!"
"Kekuatan yang dikeluarkan oleh Pria itu bukan main-main!"
"Hei apa kau mengenal Pria itu? Aku seperti pernah melihatnya di suatu tempat"
"Apakah kau serius? Aku ingin cepat-cepat berkenalan dengannya."
Percakapan itu terjadi di semua peserta yang lolos maupun yang tidak. Pria yang dibicarakan itu adalah Kris, dia memang berniat untuk menyembunyikan kekuatannya bahkan menyuruh teman-temannya melakukan hal yang sama tapi karena dia selalu terbawa suasana pada saat bertarung jadi dia melupakan tentang 'menyembunyikan kekuatan'.
"Tapi bukankah itu sangat sulit?"
"Siapa orang-orang yang tiba-tiba muncul itu?"
"Mereka terlihat sangat kuat, sepertinya akan sulit untuk berkenalan dengannya."
"Teman-temannya juga memiliki wajah yang sangat cantik dan juga tampan."
Karena kemunculan teman Clannya yang tiba-tiba, mereka secara tidak sengaja juga ikut menjadi topik pembicaraan yang saat ini terjadi di dalam maupun luar Akademi. Tapi tidak dengan seorang wanita yang memiliki Ras Cait Sith, dari wajahnya sendiri mengatakan bahwa dia sedang ketakutan.
"Tidak~Nya! Aku tidak ingin dibunuh oleh mereka~Nya!"
Wanita yang memiliki ras Cait Sith itu bernama Aya, dan dia sedang bersama dengan wanita Elf yang bernama Allisa. Mereka berdua sedang berada di asrama mereka sambil menunggu kedatangan Kris dan yang lain.
"Apa yang membuatmu berpikir seperti itu?"
"Aku tidak tahu. Tapi aku memiliki insting bahwa jika aku melakukan sesuatu maka aku akan dibunuh oleh mereka~Nya!"
"Darimana datangnya cara berpikirmu yang aneh itu?"
Allisa menggelengkan kepalanya dan menghela nafasnya. Dia tidak menyangka bahwa wanita di depannya ini sangat bodoh, bahkan lebih bodoh dari teman Elf nya yang bernama Castien. Bahkan Castien yang terus-menerus mengganggu Zay saja sedang tidur dengan sangat nyaman di sofa, lalu kenapa Aya yang tidak melakukan apapun panik? Jawabannya hanya satu.
"Kau memang bodoh."
"Tidak sopan~Nya! Aku ini pintar... yang paling pintar di keluarga~Nya!"
"Seharusnya kau memeriksa kembali apa arti dari kata 'pintar' itu"
Allisa menghela nafas panjang dan meninggalkan Aya yang saat ini sedang duduk sambil memeluk kedua kakinya. Dia berniat untuk mengelilingi sekitar rumah untuk menyegarkan pikirannya namun dia sama sekali tidak melihat Harvel.
Asrama mereka sendiri sekarang sudah berubah, sebelumnya itu hanya rumah besar yang hanya memiliki 1 lantai. Karena mereka termasuk ke regu yang lolos dari tes, jadi mereka memiliki asrama yang lebih besar lagi.
Rumah itu sendiri memiliki 2 lantai dan memiliki 6 kamar di setiap lantainya. Bahkan Interiornya sendiri terlihat sangat mewah dibandingkan dengan rumah yang sebelumnya.
"Apakah kau melihat Harvel?!" Allisa berteriak untuk menanyakan hal itu kepada Aya karena saat ini dia sendiri sedang berada di luar rumah.
"Aku tidak melihatnya~Nya!"
"Kalian berisik sekali! Aku sedang tidur disini!"
Suara Castien terdengar sangat jelas saat mereka berdua saling berteriak.
YOU ARE READING
Two Friends Who are Trapped in a Parallel World
FantasyPada tahun 20xx, ada sebuah game yang sangat popular pada masa nya akan mengalami kebangkrutan, dan game itu akan ditutup tepat tengah malam. Game ini bukanlah game VRMMORPG, melainkan game yang diakses menggunakan PC (Personal Computer). Dua sahaba...