"Tinggalkan aku sendiri!" ucap seorang pria mengenakan pakaian berwarna hitam dan topeng yang menutupi sebagian wajahnya sedang berlari untuk pergi menjauhi pria yang sudah membunuh temannya.
"Apa-apaan pria itu, aku sama sekali tidak bisa melihat pergerakannya!" pria itu berlari sangat cepat, walaupun kakinya tersandung batu dia tetap bangkit dan berlari untuk memperjauh jarak.
"Aku harus melapor kepada bos tentang kejadian ini!" ucapnya.
Di sisi lain terlihat seorang pria dengan kedua pedang yang tersimpan di punggungnya sedang memasang topeng yang menyeramkan sambil memperhatikan lawannya yang sedang berlari untuk menjauhinya.
"Sayang, mengapa kau membiarkan yang satu itu kabur?" ucap seorang wanita bertopeng yang hanya menutupi matanya yang berwarna merah.
"Ah Camella, aku ingin dia menuntunku ke tempat majikannya."
Wanita yang bernama Camella itu menatapnya, "Apakah kau harus melepas topengmu hanya untuk bertarung melawan mereka?"
"Master mengatakan bahwa kita tidak boleh meremehkan lawan kita."
Camella hanya tersenyum kecil dan membuka topeng yang menutupi matanya. "Kalau begitu, biarkan aku yang mengejar orang itu." Kedua mata Camella yang berwarna merah itu bersinar ketika dia membuka topengnya, disaat itu juga dia langsung menghilang.
Rylan melihat ke arah pria yang sedang berlari sambil tersenyum kecil di balik topengnya, kemudian dia menghilang untuk kembali berjaga di sekitar perkemahan.
Kembali lagi dengan seorang pria yang sedang berlari ketakutan, hanya tersisa beberapa langkah lagi untuk menemui bosnya. Namun, saat dia sampai di lokasi seorang pria dengan sayap yang berbentuk kelelawar telah memegang kepala yang dia kenal.
"Tidak mungkin! Apa yang kau lakukan dengan bosku?!" teriaknya, dia menghunuskan pedangnya ke arah pria yang memiliki sayap kelelawar itu.
"Ahh ternyata masih ada satu orang lagi yang masih hidup."
Saat pria yang memiliki sayap kelelawar itu hendak mendekatinya, tiba-tiba saja kepala dari pria yang mengenakan pakaian hitam serta topeng itu terpisah dari tubuhnya.
Seorang wanita muncul bersamaan dengan jatuhnya kepala pria itu ke tanah, sedangkan pria yang memiliki sayap kelelawar hanya tersenyum tipis.
"Kau mengambil mangsaku, Camella." ucap pria yang memiliki sayap kelelawar.
Camella hanya menghela nafasnya dan memasang kembali topengnya. "Seharusnya aku yang mengatakan itu, Strix."
Strix tertawa kecil kemudian berubah menjadi kelelawar. "Sudah saatnya kembali ke tempat kita masing-masing."
***
Matahari mulai muncul sedikit demi sedikit, cahayanya yang terhalang oleh pepohonan dan udara yang sangat sejuk membuat suasana semakin nyaman. Kris yang baru saja terbangun dari tidurnya langsung keluar untuk menghirup udara segar.
"Hey Kris, kau sudah bangun?"
Kris menengok ke arah datangnya suara. "Kau sudah bangun, Zay?" Disamping Zay terdapat Catherina yang sedang tertidur di bahu Zay sebagai sandaran kepalanya, Kris memasang wajah untuk meminta penjelasan mengapa Catherina bisa ada di sampingnya.
"Panjang sekali ceritanya." ucap Zay.
Kris tidak menanyakannya lebih lanjut lagi. "Bersiaplah, sebentar lagi kita akan berangkat."
Zay mengangguk dan menyentuh pipi Catherina dengan lembut untuk membangunkannya, bukannya bangun Catherina malah memegang tangan Zay yang mengelus pipinya.
Zay menatap Kris dengan tatapan seperti. 'Tinggalkan kami berdua, kau pergilah dari sini.'
Kris hanya menaikkan sebelah alisnya dan memasang wajah mengejek yang berkata seperti. 'Bisa-bisanya kau mencuri kesempatan di pagi hari seperti ini."
Zay menatap Kris dengan sangat kesal sambil menggerakkan kelopak matanya menyuruh Kris untuk cepat pergi,
Zay juga memasang wajah yang mengancam seperti. 'Jika kau tidak pergi, aku akan memukulmu.'
Kris hanya tertawa dan meninggalkan mereka berdua.
Tidak butuh waktu yang lama, Kris beserta rombongannya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mereka yang sempat terhenti karena beristirahat.
Jarak antara tempat mereka beristirahat menuju Kerajaan Sterlia sudah sangat dekat, mungkin hanya memakan waktu sekitar 1 sampai 2 jam lagi.
Angelina yang sedang duduk disamping Kris menatapnya dengan wajah yang penasaran. Kris mengetahui bahwa Angelina menatapnya hanya menghadap ke arah jendela, namun karena Angelina tidak berhenti menatapnya Kris akhirnya memutuskan untuk bertanya alasan dia menatapnya.
"Aku merasa kau sedikit berbeda, atau hanya perasaanku saja?"
"Maksudmu berbeda?"
Kris sama sekali tidak mengerti apa yang dimaksud dengan Angelina, karena selain ras yang berubah tidak ada lagi yang berbeda dengan dirinya.
"Karena ras High-Human memiliki aura yang berbeda dari ras yang lain, mungkin itu yang tunanganmu rasakan." suara Bianca terdengar di kepala Kris. "Jujur saja, aku sangat terkejut bahwa tunanganmu bisa merasakannya, karena sangat sedikit manusia yang bisa merasakan aura yang kau miliki saat ini."
"Entahlah, aku sudah merasakannya saat kita meninggalkan Alestia."
Kris mengelus kepala Angelina dengan sangat lembut. "Mungkin hanya perasaanmu saja."
"Kenapa kau tidak menceritakannya?"
Kris terdiam setelah mendengar perkataan Bianca. "Apa yang terjadi jika orang lain tahu mengenai ras ku?"
"Karena kau memiliki ras yang sangat langka, kemungkinan besar orang-orang akan mengincarmu entah untuk kekuatanmu atau untuk bahan penelitian."
"Maka dari itu, aku akan merahasiakannya."
"Aku tidak keberatan, namun bau busuk akan tercium jika kau menyimpannya terlalu lama."
"Aku tahu itu." ucap Kris mengakhiri pembicaraan mereka berdua.
Angelina menyandarkan kepalanya di bahu Kris. "Jika kau ada sesuatu, jangan sungkan untuk menceritakannya kepadaku."
Kris merangkul Angelina. "Tidak perlu khawatir."
Ketika mereka sedang asik berbincang, suara prajurit yang mengendarai kereta kuda terdengar memanggil nama mereka berdua.
"Maafkan aku telah mengganggu kalian berdua Pangeran Kris dan Putri Angelina, Kerajaan Sterlia sudah terlihat di depan."
Kris membuka jendela dan mengeluarkan kepalanya untuk melihat lebih jelas, benar yang dikatakan oleh prajurit tadi. Gerbang yang sangat besar berdiri gagah dan terlihat istana kerajaan yang berwarna putih berada di paling belakang.
Zay yang menaiki Elang bersama dengan Catherina terpukau melihat keindahan yang dimiliki oleh Kerajaan Sterlia, dengan ability Eagle Eye Zay bisa melihat bahwa Kerajaan Sterlia memiliki bangunan-bangunan tinggi yang jarang dia lihat di Alestia.
"Selamat datang di Sterlia, Zay."
Catherina tersenyum manis sambil menghadap ke arah Zay.
YOU ARE READING
Two Friends Who are Trapped in a Parallel World
FantasyPada tahun 20xx, ada sebuah game yang sangat popular pada masa nya akan mengalami kebangkrutan, dan game itu akan ditutup tepat tengah malam. Game ini bukanlah game VRMMORPG, melainkan game yang diakses menggunakan PC (Personal Computer). Dua sahaba...