"Sakit sekali, bisakah kau pelan-pelan melakukannya?"
"Ini pertama kalinya aku melakukan ini," ucap Kris. "Jika kau mau, kita bisa hentikan."
Angelina memegang tangan Kris dengan sangat erat. "Tidak perlu. Aku sudah siap untuk melakukan ini."
"Baiklah, kalau begitu akan aku masukkan."
"Bisakah kalian berhenti melakukan itu?!" ucap Zay merasa kesal melihat temannya yang saat ini sedang melatih Angelina untuk menggunakan busur di halaman belakang Istana yang tidak jauh dari HomeBase. "Dan apa maksudmu dengan 'masukkan'?"
"Ehmm, memasukkan panahnya ke busur?" ucap Kris tanpa rasa bersalah sama sekali.
"Apakah kau serius?" ucap Zay, terdapat urat-urat yang menonjol di kepalanya. "Apakah kau tidak bisa memilih kata yang baik dan benar?"
Kris membuang pandangannya dari Zay, dia berpura-pura tidak mendengar ocehan yang dikeluarkan oleh temannya itu.
Zay semakin kesal dengan kelakuan temannya itu, kemudian dia menatap Angelina. "Lalu, mengapa kau kenapa kesakitan?"
Angelina terdiam sangat lama karena dia tidak bisa menjawabnya, Angelina mengalihkan pandangannya dan mengobrol dengan Kris tentang langkah yang harus dia lakukan untuk menggunakan busur.
Kris yang mengetahui bahwa Angelina sedang mengalihkan pembicaraan juga ikut membantu, sedangkan Zay merasa kesal dan pergi meninggalkan mereka berdua.
Melihat temannya sudah pergi menjauh Kris beristirahat di atas rumput yang sangat hijau, dia membaringkan tubuhnya sambil melihat ke langit yang sangat biru.
"Tumben sekali kau ingin belajar untuk menggunakan senjata, kau mimpi apa tadi malam?" ucap Kris.
Angelina menghampiri Kris dan duduk di dekatnya. "Aku tidak mau terus-menerus di lindungi olehmu, jika kau melindungiku lalu siapa yang akan melindungimu?"
Kris tersenyum kecil mendengarnya, dia mengulurkan tangannya ke Angelina. "Mendekatlah, aku mempunyai sesuatu untukmu."
Angelina menuruti perkataan Kris untuk mendekatinya, tangan Kris bergerak menuju ke kepala Angelina dan mengelusnya secara perlahan. "Itu adalah tugasku untuk melindungimu, jadi kau tidak perlu khawatir."
Angelina memegang tangan Kris yang saat ini sedang berada diatas kepalanya dan meletakkannya di pipinya. "Apakah aku tidak boleh melindungimu?"
Kris tersenyum kecil ketika mendengarnya, dia segera bangkit dari posisi berbaringnya dan duduk. "Kalau begitu, mari kita berjanji untuk saling melindungi."
Angelina mengangguk senang mendengarnya. "Iya, aku berjanji."
Wajah Angelina dan Kris mendekat secara perlahan, bibir mereka berdua hampir bersentuhan satu sama lain.
"Hey Kris, bisakah kau datang kesini?!"
Suara Zay menghentikan mereka berdua, wajah mereka memerah seperti tomat. Kris langsung bangkit dari duduknya untuk menghampiri Zay yang memanggilnya, begitu juga dengan Angelina yang segera berdiri dan memalingkan wajahnya.
"Baiklah, kalau begitu sampai nanti."
"Kau mau kemana setelah ini?"
"Aku ingin pergi bersama Catherina sebentar."
Kris mengangguk pelan tanpa menanyakan lagi kemana Angelina akan pergi. "Kalau begitu hati-hati."
Angelina tersenyum manis dan berjalan memasuki Istana melalui pintu belakang, setelah bayangan Angelina sudah tidak terlihat, Kris menghampiri Zay yang saat ini sedang bersama Nictis dan Evlyn.
"Jadi, ada apa kau memanggilku?"
Zay menyuruh Evlyn untuk memberikan penjelasan kepada Kris tentang apa yang mereka bicarakan sebelumnya. Evelyn mengangguk pelan, dia menjelaskan bahwa tadi malam ketika Kris belum kembali ke HomeBase dia merasakan kehadiran Iblis di sekitar istana.
"Apakah kau serius?"
"Sebenarnya aku juga tidak ingin percaya," ucap Zay, dia menatap Nictis. "Namun Nictis bilang bahwa dia juga merasakannya."
Kris terdiam setelah mendengarnya, Kris tidak menyangka bahwa dia akan berhadapan dengan Iblis lagi. Dia teringat pembicaraannya dengan Stella tadi malam, dia berpikir bahwa Stella sudah mendapatkan penglihatan tentang hal ini.
"Baiklah, kali ini aku ingin kalian tetap waspada dan jangan sampailengah."
Ketika Kris ingin masuk ke dalam HomeBase, dia teringat sesuatu yang membuat jantungnya berhenti berdetak. Tidak banyak berpikir lagi, Kris berlari sangat cepat ke dalam istana untuk menghentikan Angelina pergi. Kris memasuki ruang tahta secara paksa tanpa peduli penjaga yang melarangnya.
"Ayah, kemana Angelina?!" ucap Kris terburu-buru.
Kris tidak memikirkan apapun selain Angelina, bahkan dia tidak sadar bahwa telah memanggil Alfred dengan sebutan Ayah.
Alfred menyuruh Kris untuk tenang dan mengatur nafasnya terlebih dahulu, namun Kris tidak punya banyak waktu untuk bersikap tenang. "Angelina dalam bahaya! Aku mohon, kemana Angelina?!"
"Apa maksudmu dalam bahaya?" ucap Alfred, nadanya sedikit meninggi.
Kris menjelaskan bahwa ada Iblis yang menyusup ke dalam kerajaan dan mengincar Angelina. "Kumohon, aku tidak punya banyak waktu."
"Angelina pergi bersama Catherina menaiki kereta kuda." ucap Stella.
"Apakah mereka keluar dari kerajaan?"
Stella mengangguk pelan menanggapi pertanyaan Kris. "Benar, mungkin sekitar 5 menit yang lalu.
Tanpa berlama-lama lagi, Kris melesat cepat mengejar Angelina seorang diri, sedangkan Alfred memerintahkan semua penjaganya untuk menyusul Angelina.
"Aku mohon bertahanlah!"
Kris berlari sangat cepat, dia tidak memperdulikan efek yang disebabkan olehnya.
____________________________________________________________________________
Yo, kembali lagi sama gw DeathIns. Bagaimana kabar kalian semua? Mudah²an pada sehat ya. Jujur, kadang gw merasa cerita yg gw buat itu agak gk jelas, ada yg sama gk? But, gw jga mau say thank you buat kalian yang masih setia baca cerita yang gw buat ini. Terima kasih banyak :*
YOU ARE READING
Two Friends Who are Trapped in a Parallel World
FantasyPada tahun 20xx, ada sebuah game yang sangat popular pada masa nya akan mengalami kebangkrutan, dan game itu akan ditutup tepat tengah malam. Game ini bukanlah game VRMMORPG, melainkan game yang diakses menggunakan PC (Personal Computer). Dua sahaba...