Prilly bangun sembari meregangkan otot-ototnya yang kaku, matanya beradaptasi dengan cahaya lampu kamar dan sorot matahari pagi dari sela-sela gorden kamarnya.
Prilly pelan-pelan masuk ke dalam kamarnya, dilihatnya lekat-lekat seorang laki-laki tengah terlelap diatas ranjangnya. Namun tidurnya seperti tak nyaman. Ia mencoba mengecek suhu tubuhnya.
"Astaghfirullah, panas banget" Ucapnya lirih
Lantas ia segera kedapur untuk mengambil baskom berisi air dan juga handuk kecil untuk mengompres Ali.
Ia kembali ke kamar dan mulai mengompres dahi Ali, dan setiap beberapa menit sekali ia celupkan lagi handuknya kedalam baskom. Hingga tak sadar ia ketiduran.
Ia teringat semalam ia ketiduran di depan meja riasnya, tapi kenapa sekarang ia sudah berada diatas pembaringan.
Siapa yang mindahin?-batinnya
"Astaghfirullah, Ali mana?" Prilly segera bangun menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya. Namun ia kaget melihat bercak darah diatas kain yang ia tiduri.
"Alhamdulillahi 'ala kulli haalin. Pantesan aja semalem Aku ngga bisa tidur"
Prilly menarik kain yang menjadi alas tidurnya, untungnya tidak sampai tembus sampai ke sprei kasurnya.Ia membawanya ke kamar mandi, mengucek dan membilas bekas darah haidh yang menempel pada kain tersebut. Lantas ia juga langsung membersihkan diri.
Lalu ia melangkah menuju dapur, berniat membantu sang Bunda yang sedang memasak untuk sarapan nanti. Sekaligus menanyakan keberadaan Ali pada sang Bunda.
"Bun" Ully menengok ke arah putrinya
"Iya sayang, kenapa?"
Prilly mengambil alih tugas goreng-menggoreng."Bunda tau ngga, Ali kemana?"
"Ali udah pulang tadi pagi-pagi banget" Ucap Bunda sembari mengaduk-aduk sayur diatas kompor.
"Kok Bunda biarin gitu aja sih, Dia tuh masih sakit Bun, badannya panas"
"Bunda tau, tadi juga Bunda udah coba larang Dia, tapi Ali nya sendiri yang maksa buat pulang"
"Terus kenapa Bunda ngga bangunin Aku. Kan Aku belum sholat subuh?"
"Kata Ali kamu lagi ngga sholat, ya makanya Bunda ngga bangunin kamu. Dia juga bilang kamu lagi kecapean"
Kok Ali bisa tau kalo Aku lagi ngga sholat?-batin Prilly
Seketika wajahnya merona, ia merasa sangat malu karena ia tau bahwa Ali lah yang memindahkannya keatas kasur. Dan menaruh kain sebagai alas tidurnya.
Bunda melirik kearah sang Putri.
"i, itu ayamnya awas gosong!""Astaghfirullah, maaf Bunda" Prilly langsung mematikan kompor lalu mengangkat ayam dari atas penggorengan.
"Kenapa sih, tumben ngelamun?"
"Ah, ngga kok. Ngga ngelamun. Siapa yang ngelamun?" Bunda hanya geleng-geleng kepala pelan.
+++
Semuanya sedang sarapan bersama diruang makan.
"i, hari ini kamu jadi berangkat pondok?" Tanya Rizal di sela-sela aktifitas sarapannya
Prilly menghentikan aktifitas makannya. Ia menjadi berfikir lagi.
"Pah, kalo ii ngga jadi berangkat sekarang gimana?" Tanyanya
"Ya itu terserah kamu, sayang"
"ii mau ngerawat Ali dulu sampe sembuh. Kan Ali sakit gara-gara ii, jadi ii gak mau lepas tanggung jawab gitu aja. Bolehkan, Pah Bun?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Until Jannah
FanfictionBagi setiap insan, MENIKAH adalah suatu hal yang sakral. Namun apa jadinya, jikalau suatu pernikahan terjadi tanpa hadirnya mempelai wanita. Bahkan semua keluarga seakan menutup-nutupi hal itu darinya. Akankan Prilly dapat menerima pernikahan terse...