Tanpa Kabar

691 94 6
                                    

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:

اَحَسِبَ النَّاسُ اَنْ يُّتْرَكُوْٓا اَنْ يَّقُوْلُوْٓا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُوْنَ

"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman,” dan mereka tidak diuji?" (QS Al 'Ankabut 29:2).

+++++++++

Puluhan panggilan tak satupun terjawab, pikirannya sungguh kalut. Pasalnya sang suami tak pernah melewatkan satu panggilan pun darinya. Meski sedang sibuk sekalipun, ia pasti akan menyempatkan waktu untuk sekedar menerima panggilannya. Langit sudah berganti ditemani rembulan, tapi sang suami belum juga pulang.

Pamitnya ke kantor tadi sore, ia ketahui hanyalah alasan semata.

"Malam Bu Bos, tumben nelfon. Ada apa nih?"

"Ehmmm ngga, saya cuma mau minta tolong sama kamu"

"Apa tuh Bu?"

"Tolong bilang sama Mas Ali ya, telfonnya diaktifin"

"Hah?"

"Bilang sama Pak Bos kamu, telfonnya diaktifin Mad. Soalnya, daritadi saya telfon, HP nya mati. Tolong bilangin ya"

"Maaf Bu Bos sebelumnya, saya udah dirumah nih, emang Pak Bos ke kantor? Bukannya Saya udah kosongin semua jadwal untuk hari ini, sesuai permintaan Pak Bos"

Prilly terkejut, ternyata Ali nya berbohong.

"Oh gitu ya, yaudah terimakasih. Assalamu'alaikum"

"Tap.. "

Tut tut tut

Ahmad belum menyelesaikan ucapannya, namun sambungan telepon terputus. Bu Bos nya sudah mengakhiri panggilannya.

"Wa'alaikumsalam" Jawab Ahmad lirih menatap layar ponsel yang menampakkan wallpaper lockscreennya

____

Prilly memandang nanar jendela depan ruang tamu, pikirannya melayang saat pertama kali perubahan sikap suami padanya saat ia tinggal sebentar ke kamar asramanya.

Dia sudah mulai merasakan perubahan sang suami saat ia kembali dan mendapati Ali yang hanya berbicara singkat, berjalan mendahului nya, tak membukakan pintu mobil untuknya, tak berbicara sepatah kata pun didalam mobil, bahkan pamit pun tak sempat mencium puncak kepalanya.

2 minggu kebersamaannya dengan sang suami, Ali tak pernah bersikap seperti ini. Tapi sekarang, ia merasa Ali-nya berubah dingin.

Elusan di pundaknya membuat Prilly berbalik dan melihat sang mertua tengah berdiri didepannya.

"Gimana? Udah ada kabar?" Prilly menggeleng lemah lalu menundukkan wajahnya. Tersirat kesedihan yang bercampur kecemasan di raut wajahnya.

Resi mencoba terlihat biasa saja untuk menenangkan menantunya.

"Yaudah, kamu makan dulu gih. Ngga usah nungguin Ali. Ntar juga dia pulang" Prilly terdiam

"Yuk, mama temenin"

Prilly tersenyum tipis "Nanti aja Mah, ii mau nungguin Mas Ali aja"

"Ini udah malem loh, kamu ngga usah nungguin suami kamu. Makan.. terus istirahat" Resi merangkul pundak menantunya, menuntunnya menuju meja makan.
Prilly menurut walau pikiran nya terus terarah pada sang suami yang tak kunjung pulang.

Until JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang