Bumil?

785 94 11
                                    

Raja menepikan mobil yang dibawanya.
"Kenapa Ja?" Ali menatap tanya Raja

"Hehehe ngga pa pa Bang. Cuma ini, gue mau minta tolong"

"Minta tolong apa?"
Raja merogoh saku jaketnya, lalu menyerahkan sebuah kain merah pada Ali.

"Buat apaan?" Ali menerimanya namun ia masih bingung dengan maksud raja

"Itu, tolong tutupin mata kak ii pake itu"

"Kenapa harus ditutup?" Ali menatap bergantian antara raja dan sang istri yang tengah terlelap di pangkuannya.

"Udah, tutupin aja dulu. Ini ultimatum dari ibu-ibu negara"

Ali tak lagi bertanya, ia menyelipkan helai anak rambut yang keluar dari jilbab istrinya. Dan melilitkan pelan kain merah yang tadi raja kasih untuk menutup mata Prilly.

"Maaf ya sayang, aku juga ngga tau ini maksudnya apa? Kalo aku ngiketnya kekencengan bilang ya" bisik Ali sambil menyimpul kain ditangannya hingga menutupi mata sang istri

.
.

"Ja"

"Hmmm"

"Sebenarnya ada apa sih? Kenapa mata kakak kamu harus ditutup kaya gini segala"

"Bang Ali lama-lama ketularan bawelnya ya kaya kak ii, udah deh Bang Ali diem aja. Atau bang Ali juga mau ditutup matanya kaya kak ii, hmmm?"

"Ya, maaf. Kan Abang cuma mau tau aja. Iya deh Abang diem nih, daripada nanti Abang dipecat jadi ipar kamu. Kan berabe" ucap Ali bersungut-sungut

Ali kembali menengok kebawah, meneliti wajah cantik istrinya yang tidak sama sekali terusik dengan kain yang menutupi matanya. Dengan sesekali istrinya menggeliat dan mengusek dalam perut kotak Ali mencari sumber kenyamanan disana.

.
.

"Mah.. mah.. mah.."

"Ada apa si Ya? Jangan berisik deh, Mama udah ngantuk banget nih"

"Ih Mama, jangan ngantuk dulu"

"Kenapa sih Ya?"

"Ih semuanya jangan pada tidur, ayo bangun bangun.. ini Alya udah dapet kabar dari Raja kalo sebentar lagi mereka mau sampe"

"Hah? Ya ampun, aduh gimana ini? Cepet.. cepet.. siap-siap semuanya. Aduh, makeup Mama udah ngga karuan lagi, Mama dandan dulu ah"

"Iya nih, ya Allah. Aduh gimana ini?"

Alya hanya geleng-geleng kepala melihat kepanikan orang-orang didepannya ini.

Para sahabat kakak nya yang sengaja mereka undang, juga ikut panik namun tak selebai para calon nenek. Ada yang sengaja berjaga-jaga di depan, ada yang sibuk menata kembali kursi-kursi yang sempat kembali berantakan dan sisanya mereka sibuk dengan berbagai alat kecantikan yang biasa mereka bawa dalam tas. Sedang Alya, matanya selalu standby menatap layar gawai nya. Menunggu informasi selanjutnya dari Raja.

.
.

Prilly menggeliat dan membuka mata namun pemandangan yang ia dapat hanya kegelapan.

"Mas"
Ali yang sempat terlelap kembali tersadar bahwa istrinya telah bangun dari tidurnya. Tangannya menahan tangan istrinya yang berusaha membuka kaitan kain di kepalanya.

"Ini ada apa sih? Kok mata aku pake ditutup segala"

"Mas juga ngga tau sayang, udah ngga pa pa ya ditutup dulu"

Prilly yang sudah menegakkan tubuhnya kini seakan menghindar dari tubuh disampingnya.

"Kenapa?" Tanya Ali sembari menjangkau kembali tubuh istrinya

Until JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang