Nasihat Ummi

764 89 2
                                    

Spesial update . . .

Terimakasih untuk semuanya...

Biasakan vote dulu yuk, sebelum membaca!

Jangan jadi pembaca gelap, ok 👌

.
.
.

.
.
.

Selamat membaca!

.
.

Semenjak kedatangan sang Ayah dan Ali minggu lalu, Prilly masih bertanya-tanya sebenarnya apa hubungan kekeluargaannya ia dengan Ali? Sepupu kah atau apa? Karena baru kali pertama ia bertemu dengannya.
Atau mungkin karena Ali lama di pesantren? Seperti apa yang dikatakan sang Ayah padanya. Sehingga ia dan Ali baru sempat bertemu.

"Tapi, kenapa tiba-tiba Papa bilang untuk seterusnya Ali yang akan menggantikan Papa untuk menjenguk ku disini? Padahal, kalau Papa sedang sibuk ia akan menghubungi nomor pesantren kalaupun ia tak bisa datang menjenguk ku"
"Kenapa Aku ngerasanya, seakan-akan Papa tuh nyerahin tanggungjawab Aku sama Ali. Padahal kan Ali hanya saudaraku, bukan calon suami ku"

Astaghfirullah-Prilly merasa kepalanya berdenyut kencang karena terus memikirkan hal itu. Ia mencoba berfikir positif. Mungkin karena Ali menjadi orang kepercayaan sang Ayah, sehingga Ayahnya berbicara seperti itu.

Selasa, 19 Januari 2022

Kini Prilly sedang membantu Mba Anah ikut membersihkan rumah Bu Nyai yang ia panggil Ummi 'Afwah.
Lalu, ia di timbali Ummi diruang khusus mengaji. Karena sudah biasa dipanggil Ummi untuk memijatnya atau hanya sekedar membuatkan beliau minum, ia tak berfikir macam-macam dan langsung menemui Ummi.

Karena bukan jam-jam nya mengaji, ruangan itu sepi. Hanya ada Ummi yang menunggunya disana sambil rebahan di gangsangan tempat semacam alas panjang yang biasa ditempati saat mengajar ngaji santri-santri.

Prilly memasuki ruangan itu dengan cara ngengsot "Assalamu'alaikum"

Ummi hanya sedikit merubah posisinya menjadi menopangkan tangan kanannya sebagai sanggahan. "Wa'alaikumsalam, sini Pril"

Prilly mendekat masih dengan cara ngengsot nya. Menundukkan kepala tanda hormat pada sang guru saat sudah berada tepat dihadapannya.

Decitan gangsangan terdengar ketika Ummi kembali mengubah posisi menjadi duduk bersila.

"Pril, Kamu dapat salam dari kedua orang tua mu. Kemarin, Ummi dan Buya (panggilan untuk suami Ummi 'Afwah) ke rumahmu. Mereka nanyain kabar kamu disini? Kangen juga katanya" Ucap Ummi sembari mengelus puncak kepala Prilly yang tertutup jilbabnya.

"Wa'alaikumsalam. Alhamdulillah Prilly disini baik, Ummi. Prilly juga kangen sama Papa dan Bunda" Saut Prilly sambil sesekali mengangkat wajahnya menatap sang Guru.

Kini Ummi tersenyum dan beralih menggenggam tangan Prilly "Jadilah Putri yang membanggakan bagi kedua orang tua mu dan Suami mu kelak. Berbaktilah kepada mereka. Dan jangan pernah lupa untuk selalu mendo'akannya dalam setiap sujud panjangmu"

Prilly kembali menatap sekilas sang Guru. "InsyaAllah Ummi. Prilly akan selalu ingat pesan Ummi. Terima kasih karena Ummi tak pernah lelah membimbing Prilly selama disini. Dan Ummi sudah Prilly anggap sebagai Ibu kedua bagi Prilly. Terima kasih Ummi" Ucap Prilly sembari menundukkan kepala meraih tangan Ummi lalu mengecupnya lama.

+++

Semenjak di timbali Ummi tadi siang, Prilly lebih banyak diam, tak seperti biasanya yang selalu aktif.

Until JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang