°2.1

238 56 4
                                    

ೃ࿐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.ೃ࿐

Usai sekolah hari ini, Naya keluar dari kelas sambil menenteng tasnya yang lumayan berat. Kali ini, dia gak bersama Somi maupun Chaejin.

Katanya, ekskul cheerleader mulai aktif latihan lagi, jadi Somi sama Chaejin gak ikut pulang bersama Naya. Iya, Somi sama Chaejin itu ikut ekskul cheerleader dari kelas 10. Naya aja yang terlalu malas buat ikut ekskul. Katanya sih, mager. Tapi nanti semester 2, Naya bakal masuk ekskul kok. Hitung-hitung biar nambah nilai dan hiasan di rapot.

Menghembuskan napas berat, Naya membenarkan posisi tas di punggungnya. Hari ini lumayan berat buat dia. Ulangan mendadak, dan hasil tes minggu kemarin keluar.

Jangan tanya nilai Naya berapa. Nilainya pas-pasan, lebih dikit, sih. Tapi kata Naya, itu udah lumayan. Daripada nol, kan, gak lucu.

Naya berjalan keluar dari gerbang, kali ini banyak orang yang menatap dia. Maklum. Semenjak pulang bareng dengan Sunghoon, Naya makin banyak yang iri.


Ya, walaupun sebenarnya dari dia masuk sekolah terus pulang bareng Jisung pun, udah banyak yang iri. Tapi kali ini lebih-lebih lagi.

Naya bergidik ngeri melihat tatapan intens murid lain, seakan dia itu barang obralan yang banyak diincar emak-emak waktu akhir tahun.

Agak serem sih, tapi itu kenyataannya. Naya juga mulai membiasakan diri, terpaksa.

Baru juga sampai parkiran, seseorang memanggil namanya dengan agak keras sampai Naya terlonjak kaget.

"Naya!"

Naya membalikkan badannya, melihat orang yang memanggilnya. Agak terkejut melihat siapa yang memanggil dia, dan mungkin ada juga rasa... emm... senang, mungkin?

Naya berusaha untuk gak salah tingkah ketika orang itu berjalan menghampiri dia dengan kedua tangan di saku celana sambil membawa tasnya yang lebih besar dari tas Naya.

"Sunghoon, ngapain? Katanya lo mau latihan? Kenapa gak berangkat? Gak takut telat?" tanya Naya beruntun, mendongak buat menatap Sunghoon yang lebih tinggi dari dia.

"Satu-satu kalau tanya," balas Sunghoon, masih diam di depan Naya.

Naya berdecak, "iya-iya. Sekarang jawab pertanyaan gue, satu-satu."

Sunghoon mengangkat bahunya sekilas, "tempat latihannya dipindahin, kebetulan lewat komplek rumah lo. Jadi gue masih bisa antar dan jemput lo kayak biasa," terang Sunghoon.

𝐑𝐄𝐓𝐔𝐑𝐍 || Park SunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang