𝐑𝐄𝐓𝐔𝐑𝐍 || Park Sunghoon

°2.5

Alasannya sederhana
Aku yang tidak mengenalmu dengan baik
Atau kamu yang terlalu tertutup dan belum percaya sepenuhnya

Sayang rasanya kalau kita belum mengenal satu sama lain
Pasti menyenangkan jika kita juga melengkapi satu sama lain

Layaknya teh pucuk setengah beku di siang bolong setelah jam olahraga
Atau wedang ronde hangat dengan kuah jahe di malam sunyi

Mencintai itu simpel
Yang ribet itu memilikinya

.ೃ࿐

"Jadi kita latihannya di gor?"

"Iya, udah gue kabarin di grup kan?" Sunghoon mengernyit bingung.

"Hah? Emang iya? Ya maap, gue males baca chatnya, bejibun bener."

Sunghoon menghela napas, "jangan salahin gue, salahin I.N sama Hyunsuk yang ngobrol di grup," sahut Sunghoon.

"Emang tu anak dua, rasanya gue mau nempeleng mereka aja. Chat berdua kok di grup ekskul, kayak orang purba yang gak tau fitur chat pribadi," cibirnya.

"'anak'? Secara tahun lahir, mereka lebih tua dari lo, Minhee," peringat Sunghoon. "Jadi siapa yang anak?"

"Cih, terserah gue lah. Bodo amat, mau gue manggil mereka bayi kek, anak kek, ponakan, leluruh, serah guee," sulut Minhee di seberang.

"Diperingatin malah ngelunjak, manusia jaman sekarang makin aneh," cerca Sunghoon.

"Lo manusia jaman kapan? Megalitikum?"

Sunghoon berdecak, "bukan gitu maksud gue."

"Idih, lo yang ngomong lo juga yang nepis, aneh." Minhee mendecih.

"Terserah gue," balas Sunghoon.

"Beteweh, latihannya jam berapa niehh? Gue mau dandan dulu, sapa tau di gor ada yang nyangkut, ngahahaha."

"Emang ada ya, manusia waras yang mau sama lo?" cibir Sunghoon.

"Anak anj–"

"Mulut lo lebih enak dilakban dibanding ngomong aneh-aneh," sela Sunghoon tajam.

"Sialan. Latihannya kapan sih? Kalau perlu, gue mandi kembang tujuh rupa juga sekalian."