[𝙻𝚘𝚔𝚊𝚕 𝚊𝚞] 𝐟𝐭. 𝐏𝐚𝐫𝐤 𝐒𝐮𝐧𝐠𝐡𝐨𝐨𝐧 𝐟𝐫𝐨𝐦 𝐄𝐍𝐇𝐘𝐏𝐄𝐍༄
❝Katanya, cuman ada dua alasan kenapa cowok tiba-tiba ngedeketin. Kalau bukan suka, ya cuman penasaran doang.❞
Ketika si takut geer berhadapan dengan si hobi ngode. Entah k...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.ೃ࿐
Senyuman terbit di wajah Naya ketika melihat satu motor familiar mendekat dan berhenti di depannya. Dengan satu tangan memegang tangan lainnya di bawah, Naya cuman bisa berdecak kagum ketika wajah tampan nan kinclong Sunghoon terlihat saat Sunghoon mengangkat kaca helmnya.
Sunghoon ikut tersenyum, "pagi," sapanya.
"Pagi juga," balas Naya.
Sunghoon menyodorkan helm Naya, berpikir singkat apa topik kali ini agar perjalanan mereka ke sekolah gak senyap dan garing, walaupun itu agak mustahil karena Naya yang selalu punya topik meski itu sekedar susu cokelat basi di kulkasnya yang udah bertekstur hampir kayak pudding.
"Hari ini lo mau pemilihan kursi di bis kan?" tanya Sunghoon, menoleh pada Naya dengan penasaran.
Naya yang baru selesai memasang helm, berhenti sebentar dan menatap Sunghoon. "Hm? Iya kalau gak salah, kemarin Taehyun bilang di grup chat kelas," jawab Naya, mengunci helmnya dan membenarkan posisi tasnya sedikit.
Sunghoon mengangguk, "dengerin dulu penjelasan Taehyun yang bener, agak belibet soalnya," sahut Sunghoon. Sunghoon membeberkan satu informasi yang dia terima sebagai babu guru dan sebagai teman akrab Ketua OSIS sekolah yang selalu dapat info lebih dulu.
"Oh ya? Emangnya gimana? Cerita dikittt," pinta Naya, matanya berbinar semangat kalau soal rekreasi dari sekolah begini.
"Naik dulu, nanti gue jelasin di jalan," suruh Sunghoon, tatapan lembutnya berhasil membuat Naya blank sebentar dan diam di tempat sebelum akhirnya Sunghoon menegurnya.
"Hei," tegur Sunghoon.
Naya mengangkat kedua alisnya, membulatkan matanya bingung. "Kenapa?"
Mana sekarang tatapan Sunghoon ke Naya gak biasa dan kelewat lembut. Naya mau jadi batu aja, biar pas disenyumin Sunghoon dia tetap keras dan gak melebur, mencair, mengkristal, mengembun, mleyot dan lain-lain.
"Naik," titah Sunghoon, mengedikkan kepalanya ke arah belakang. Dia kemudian kembali menutup kaca helmnya.
"Eh iya," lirih Naya, dia kemudian menaiki motor Sunghoon dan berpegangan pada jaket denim kesayangan Sunghoon.
Lagi-lagi, bukan Sunghoon namanya kalau gak bikin jantung Naya sprint walaupun pagi-pagi gini. Meraih tangan Naya, Sunghoon membuat tangan pacarnya itu memeluk pinggangnya.
"Kebiasaan. Biasa aja, gak apa-apa," ujar Sunghoon, gak mungkin dia acuh begitu aja membiarkan Naya ragu-ragu berpegangan padanya.