.ೃ࿐
Naya mengambil tasnya yang ada di kursi lalu berjalan gontai keluar Kamarnya dan menuruni tangga menuju lantai satu.
"Bunda, Naya berangkat ya," ucap Naya, Sang Bunda yang sedang membaca majalah di sofa ruang tamu langsung menoleh pada anaknya.
"Gak sarapan dulu?" tanya Bunda, Naya menggeleng lemah sembari terus berjalan menuju pintu, mood-nya hari ini dijamin gak akan bagus.
"Loh, gak nunggu Jisung dulu?"
"Biarin, nanti juga ketemu di jalan mau keluar komplek," jawab Naya sambil memakai sepatunya. Bunda yang melihat mood Naya lagi jelek cuman bisa menggelengkan kepala dan menghela napas sabar.
"Ya udah, hati-hati."
"Iya."
Setelah mengatakan itu Naya langsung meninggalkan rumahnya, menutup pintu dengan benar dan berjalan menuju halte bus.
Masa bodo sama Jisung, cowok itu pasti masih ngebo di Kamarnya. Naya gak mau membuang-buang waktu menunggu Jisung.
Naya mengeratkan genggamannya pada tas dan membenarkan posisi tasnya. Berjalan sambil sedikit menunduk.
"Eh Neng Naya? Naha wayah kieu tos angkat deui?" Naya berhenti sebentar dan menoleh pada Pak Arifin, tetangganya yang sedang menyiram tanaman milik istrinya.
"Mau aja Pak, biar gak telat gituu," jawab Naya sekenanya, padahal dia bangun subuh banget dan gabut nungguin jam biasa dia berangkat, jadi dia berangkat lebih awal.
Pak Arifin mematikan keran yang mengucurkan air ke selang, menaruh selang itu di tanah dan mengusapkan tangannya dengan lap.
"Naha teu sareng Jisung? Biasana oge kamana-mana sareng Jisung wae," heran Pak Arifin dan menengok ke sana ke sini, mencari keberadaan Jisung.
Sebenarnya Naya sering pergi ke Sekolah tanpa Jisung dan naik bus, tapi pulangnya itu sering banget sama Jisung.
"Masih ngebo dia Pak, wios weh lah, lamun telat ka Sakola oge sanes salah Naya," balas Naya, setengah niat mencibir Jisung walaupun kelakuan mereka 11 12, tapi Naya lebih aktif dari Jisung yang pelor, alias nempel molor.
Pak Arifin mengangguk, "ya udah atuh, hati-hati nya, banyak motor sama mobil yang sering ngebut di depan komplek."
"Muhun Pak, Naya pamit ya," pamit Naya lalu pergi meninggalkan Pak Arifin yang kembali menyiram tanaman di depan rumahnya.
Naya itu kenal dan akrab sama orang-orang komplek ini, apalagi yang se-blok. Mereka udah tau kelakuan Naya sama Jisung kayak gimana.
Naya memerhatikan sekitar, langit masih agak gelap, banyak lampu masih menyala, tetangga-tetangganya baru beberapa yang berangkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐄𝐓𝐔𝐑𝐍 || Park Sunghoon
Fiksi Penggemar[𝙻𝚘𝚔𝚊𝚕 𝚊𝚞] 𝐟𝐭. 𝐏𝐚𝐫𝐤 𝐒𝐮𝐧𝐠𝐡𝐨𝐨𝐧 𝐟𝐫𝐨𝐦 𝐄𝐍𝐇𝐘𝐏𝐄𝐍༄ ❝Katanya, cuman ada dua alasan kenapa cowok tiba-tiba ngedeketin. Kalau bukan suka, ya cuman penasaran doang.❞ Ketika si takut geer berhadapan dengan si hobi ngode. Entah k...