Sudahkah vote dan comment?
.ೃ࿐
Sabar menunggu sebuah tulisan berubah dari 'memanggil' menjadi 'berdering', Naya menyempatkan diri untuk membuka tirai kamarnya yang dia biarkan tertutup dari semalam. Padahal sekarang udah jam 07.30 pagi, tapi tirai kamarnya baru dibuka sekarang.
Bukan, bukan karena Naya baru bangun. Tapi karena Naya lupa buka tirai kamarnya. Habis bangun tadi, Naya pergi cuci muka dan turun ke bawah.
Menjalankan rutinitas paginya seperti biasa; mandi? Bukan. Tapi turun ke bawah dan nyemil bareng Bunda dan Papa sambil nonton tv. Biasanya, kalau Jisung ada waktu dan lagi gak ada kegiatan juga dirinya gak lagi males, cowok itu akan menyempatkan diri untuk berkendara menerobos angin subuh kota Bandung yang dinginnya gak ngotak itu. Sekedar membeli dua bungkus gorengan beserta cabe hijaunya untuk mendampingi pagi mereka di rumah Naya.
Tapi kali ini, mungkin Jisung kelelahan karena begadang dengan alasan yang Naya gak ketahui. Boro-boro beli gorengan, sarapan pun baru jam 7 tadi karena ditelfon Naya. Dan di situ Naya sadar kalau Jisung baru bangun, terdengar dari suaranya yang serak khas orang bangun tidur.
Jadi sehabis sarapan tadi, Naya mandi. Karena cuaca lagi panas, mandi adalah opsi terbaik untuk mengubah suhu tubuh agar turun dan lebih segar.
Memakai kaos hitam dengan sablon sebuah tulisan, dan juga celana selutut berwarna abu, Naya duduk diam di kasurnya dengan handphone yang menempel di telinganya sekarang.
Awalnya sih mau telfon Sunghoon kemarin malam. Tapi karena takut Sunghoon udah tidur dan malah menganggu, Naya mengurungkan niatnya dan baru menelfon pagi ini. Dia harap, Sunghoon gak begitu kaget mendengar berita dadakan ini darinya.
Ketika sebuah bunyi yang menandakan bahwa telfonnya diangkat, Naya bersiap membuka mulut. Membayangkan terlebih dahulu apa yang harus dia katakan.
"Halo," sapanya dari sana.
"Eh, haii," sapa balik Naya. Gak tahu kenapa, dia malah kehilangan semua script yang telah dia rancang dari semalam untuk dibicarakan dengan Sunghoon. Kini, Naya hanya mengandalkan semua ingatannya yang tersisa untuk membuat script baru.
"Kenapa? Kok diem?"
Merasa suasana di sini menjadi kikuk karena dirinya gak kunjung bicara, Naya menggaruk belakang lehernya karena bingung. "Iya, itu, anu... Duh, gimana ngomongnya ya," gumam Naya terbata-bata.
Informasi baru, Naya itu kurang dalam hal berbicara. Bukan berarti dia gak bisa bicara, cuman kadang dia bicara tuh suka gak jelas. Selalu aja ada kata, 'ehh', 'apa ya', 'apa sih itu', 'apa sih itu namanya', 'itulohh', 'gimana ya', dan sebagainya yang terselip setiap Naya ngomong.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐄𝐓𝐔𝐑𝐍 || Park Sunghoon
Fanfic[𝙻𝚘𝚔𝚊𝚕 𝚊𝚞] 𝐟𝐭. 𝐏𝐚𝐫𝐤 𝐒𝐮𝐧𝐠𝐡𝐨𝐨𝐧 𝐟𝐫𝐨𝐦 𝐄𝐍𝐇𝐘𝐏𝐄𝐍༄ ❝Katanya, cuman ada dua alasan kenapa cowok tiba-tiba ngedeketin. Kalau bukan suka, ya cuman penasaran doang.❞ Ketika si takut geer berhadapan dengan si hobi ngode. Entah k...