Happy reading.....💗
Siang hari, di Jakarta.
Di kamar yang di dominasi warna biru ini Salsa melakukan aktifitasnya, apalagi aktivitas favoritnya yaitu membaca buku. Hampir setiap hari ia tidak bisa lepas dari buku, jika tidak membaca buku ia akan membaca cerita lewat ponselnya. Ponsel yang ia punya ia pakai saat ia ingin membaca cerita atau mengecek grup wa kelas takut ada informasi yang seharusnya ia ketahui.
Earphone terpasang di telinganya, buku setebal 400 halaman lebih dengan sampul yang di dominasi dengan warna hitam, bersender di senderan kursi ruang tamu. Seperti inilah keadaan Salsa sekarang. Sibuk dengan dunianya bahkan ia tidak menyadari saat kakak laki-lakinya duduk disampingnya dan ikut memakan snack nya.
Menyetel musik korea tepatnya lagu dari boy group terkenal BTS menjadi hal yang sangat menyenangkan baginya. Entahlah saat mendengarkan lagu-lagu BTS Salsa merasa menemukan motivasi hidup.
Earphone Salsa dibuka paksa dari telinganya membuat Salsa menoleh ke sampingnya.
"Lu budeg dek? Tuh dipanggil bunda." Sahut abang Salsa yang entah sejak kapan sudah duduk disana.
"Iya ish santai dong bang." Salsa berdiri dan meletakkan bukunya di meja.
"Lagian lu dari tadi dipanggil gak denger." Ucap abang Salsa sedikit berteriak."Kenapa bunda?" Di dapur mini kesayangan ibunya ini Salsa berada sekarang.
"Ini tolong kamu taro di kulkas ya Sa." Ibu Salsa memberikan beberapa sayuran yang harus Salsa letakkan di kulkas.Kembali ke ruang tamu dan meletakkan sayuran di dalam kulkas kemudian melanjutkan lagi kegiatannya.
"Mampus kena marah sama bunda kan?" Tanya abang Salsa.
"Enggak ih abang suka banget kalo gue dimarahin si bunda ck." Salsa memutarkan bola matanya malas.
"Iya jelas gue seneng dek. Sebuah kepuasan tersendiri saat gue nistain lu." Abang Salsa tertawa keras."Ish bang mau gue pukul?" Salsa siap dengan buku yang akan ia gunakan untuk memukul abangnya.
"Sebelum lu pukul gue bakal kabur hahaha...." Abang Salsa berlari secepat kilat masuk ke dalam kamarnya dan ia juga membawa snack Salsa.
"Bang Kikiiiiii itu cemilan gue kenapa lu bawaaaa?!!" Teriak Salsa kesal.
"Udah dek gak papa anggep aja sedekah hahaha..." Teriak Kiki dari dalam kamarnya, dapat Salsa dengar abangnya tengah tertawa puas di dalam sana.****
"Bunda Salsa mau ke taman dulu yah." Pamit Salsa pada ibunya.
"Iya tapi jangan lupa waktu jangan sampe malem inget Sa!!" Ibu Salsa mengingatkan, ibunya ini sangat paham dengan anaknya ini yang suka lupa waktu ketika asik dengan dunianya.Disini Salsa sekarang, di taman kompleks yang berjarak 25 meter dari rumahnya. Salsa suka menghabiskan waktunya disini saat senja akan datang, ia akan menetap disini sampai senja kembali pulang.
Saat perjalanan pulang dari taman Salsa bertemu dengan seseorang. Salsa berhenti mengayuh sepedanya saat orang itu menyapanya. Seorang pria dengan setelan kaos hitam polos dan celana pendek se lutut.
"Eh ka Leon mau kemana?" Tanya Salsa saat orang itu tepat berdiri di depannya.
"Oh ini mau ke warung, dari taman?" Leon balik bertanya.
"Iya ka biasa." Salsa berusaha menyunggingkan senyum terbaiknya.
"Oh yaudah kaka mau ke warung dulu ditunggu sama mamah soalnya." Leon menyodorkan sebuah gelang berwarna hitam, sederhana tapi menarik bagi Salsa."Ini apa ka?" Salsa mengambil gelang itu.
"Tadi kaka beli buat si Lira tapi dia gak suka jadi buat Salsa aja." Leon tersenyum.
"Oh gitu, makasih ka." -Salsa.
"Iya, kaka pergi dulu." Leon melanjutkan perjalanannya menuju warung.Ini hanya tidak sengaja bukan diniatkan. Tak apa Salsa senang menerima gelang pemberian Leon, kaka kelas yang mungkin ia suka atau hanya sekedar mengagumi? Entahlah Salsa juga bingung. Dengan senang Salsa memasang gelang itu ditangannya.
"Gak papa gak sengaja juga yang penting dari ka Leon." Salsa terkekeh geli dengan tingkahnya ini.
Salsa kembali mengayuh sepedanya, sampai setelah beberapa menit dan masuk ke dalam rumah. Di ruang tamu ia menemukan Kiki, abangnya itu masih sibuk dengan game di ponselnya. Abang Salsa ini bukan seorang remaja berusia 19 atau 20 tahun, tapi ia sudah berusia 27 tahun. Salsa juga tak habis pikir di usia nya yang akan menginjak kepala tiga abangnya ini masih suka bertingkah ke kanak-kanakan, mengusili Salsa salah satu kesukaannya.
"Bang bunda mana?" Tanya Salsa pada abangnya saat ia menyadari rumah sepi, hanya ada abangnya sendiri.
"Tadi katanya mau ke warung." Jawab Kiki seadanya.
"Oh ok gue masuk dulu ya bang." Pamit Salsa, sangat lelah Salsa ingin sekali merebahkan tubuhnya di kasur kesayangannya."Eh bentar bentar," Kiki berdiri mendekati Salsa kemudian mengambil tangan kiri Salsa lalu mengangkatnya, Salsa bingung dengan apa yang dilakukan abangnya ini.
Memperhatikan tangan Salsa dan beberapa detik kemudian Kiki tertawa keras sedangkan Salsa masih bingung apa ada hal yang lucu sampai abangnya tertawa sekeras itu?
"Ciah pacaran ama Leon lu dek?" Tanya Kiki tiba-tiba, Salsa menoleh pada tangannya terkejut lalu ia segera menurunkan tangannya.
Salsa lupa jika ia memakai gelang pemberian Leon. Tapi bagaimana bisa abangnya mengira ia berpacaran dengan Leon?
"Apaan sih bang, enggak lah ngapain." Salsa memilih melangkah pergi tapi belum sempat melangkah abangnya itu menghadang di depan.
"Eits ayo ngaku dulu atau gue bilangin bunda nih." Ancam Kiki.
"Apa sih gue gak pacaran sama ka Leon, emang mana buktinya hah?" Salsa memajukan wajahnya dan menatap tajam pada abangnya ini."Tuh." Kiki melirik ke tangan kiri Salsa dan Salsa ikut melihat tangan yang terhiasi gelang pemberian Leon itu.
"Apa?" Tanya Salsa bingung.
"Gue tau kali itu gelang couple, si Leon tadi nge game disini bareng gue dan gue liat jelas banget gelangnya sama kek gini. Udah ngaku aja!" Kiki tersenyum jail.
"Eh bang gelang kek gini gak cuma satu di dunia." Titah Salsa.
"Tapi gak menutup kemungkinan kalian sengaja beli buat couple an ya kan?" Kiki menaik turunkan sebelah alisnya."Bodo terserah lu, intinya gue sama ka Leon gak pacaran." Jelas Salsa dengan nada tinggi, Salsa segera meninggalkan abang super menyebalkan ini.
"Heh dek gue bilangin ke bunda kalo lu itu........" Salsa tak mendengar lagi kelanjutannya karena ia menutup pintu dan tak mau lagi mendengarkan kata-kata abangnya itu.Salsa meletakkan novel yang iya bawa tadi ke rak novelnya lalu ia mengecas hp nya kemudian berbaring di kasur kesayangannya. Menatap langit-langit kamar, memperhatikan lamat-lamat gelang yang diberikan Leon tadi. Gelang seperti ini juga dipakai oleh Leon, mungkin ia berniat memakai gelang kembar bersama adiknya, Lira. Tapi mana mungkin Lira mau memakai gelang semacam ini, Lira gadis remaja feminim jauh dari kata tomboi dan gelang ini bukan seleranya. Diberikan pada Salsa karena tak sengaja, tidak masalah Salsa senang menerimanya. Salsa tersenyum getir kemudian memejamkan mata berharap rasa penatnya dapat terobati.
Makasih yang udah mau lanjut baca hehehe
Jangan bosen baca yah dan jangan lupa votmentnya:)
Gomawo and saranghaeyo 💗💗

KAMU SEDANG MEMBACA
ANGGARA
RandomAnggara Putra Bhakti, siswa baru di SMA DERLANGGA. Duduk sebangku dengan gadis bernama Salsa Andara, si gadis pecinta novel. Pertemuan keduanya diawali saat mereka sama-sama dihukum karena terlambat. Pada pertemuan pertama itu Salsa memang tidak ped...