Happy reading......💗
*****
Selesai makan lebih dulu dari yang lain Salsa pun membawa piring nya ke dapur. Mulai mencuci perabotan yang sebelumnya sudah digunakan untuk memasak.
"Sa, mau gue bantu?" Tawar Anggara yang baru saja datang dengan membawa piringnya.
"Enggak gak usah." Tolak Salsa.
Anggara sepertinya tuli, ia terus saja mendekat dan mulai membantu Salsa mencuci piring.
"Dibilang gak usah juga." Salsa mencoba menepis tangan Anggara.
"Udah gak papa, kata bunda anggap disini rumah sendiri. Jadi gue harus cuci piring juga." Anggara mengambil piring yang sudah di cuci, membilasnya lalu meletakkannya di rak piring.
"Yaudah iya." Salsa melanjutkan kegiatannya."Eum sa, si Leon tiap hari kesini?" Tanya Anggara di sela kegiatan mereka mencuci piring.
"Iya, dia biasanya nge game sama abang, malah kadang nginep." Jawab Salsa santai.
"Oh." -Anggara."Ekhem." Itu Leon, dia berjalan mendekat kearah Salsa dan Anggara.
"Ca, sini biar kaka aja." Leon mengambil spons di tangan Salsa.
"Eh enggak gak usah Caca aja ka." Salsa mengambil kembali spons itu.
"Yaudah biar kaka bantu nge bilas aja." Leon berdiri di samping Salsa dan mulai membilas perabotan yang sudah di cuci.
"Nih lu yang naro ke sana." Leon memberikan piring yang sudah ia bilas kepada Anggara.
"Dih apaan lu enk aja nyuruh-nyuruh gue." Balas Anggara.
"Yaelah tinggal taro aja apa susahnya."
Mau tak mau Anggara mengikuti perintah Leon, Salsa hanya tertawa kecil melihat tingkah mereka berdua."Aww sshhhh..." Salsa meringis kesakitan dan memegangi jari telunjuknya.
"Kenapa ca?" Tanya Leon khawatir.
"Itu gak sengaja megang pisau, pisaunya tajem banget keknya" Salsa masih memegangi jarinya yang mengeluarkan darah, sepertinya Salsa tadi fokus pada perdebatan Anggara dan Leon hingga ia tak menyadari bahwa disana ada pisau yang kemudian tak sengaja ia pegang."Sini biar gue obatin." Anggara membawa Salsa untuk duduk di ruang makan dan Leon mengekori mereka di belakang.
"Biar gue aja, lu lanjutin nyuci piringnya sono." Leon mendorong Anggara pelan.
"Apaan sih." Anggara mendekat pada Salsa, "Sa, gue liat bentar sini." Anggara mengambil tangan Salsa.
"Enggak cuma luka kecil doang." Titah Salsa.
"Bentar gue ambil kotak P3K dulu, dimana sa?" Tanya Anggara yang tidak tau dimana Salsa meletakkan kotak itu.
"Di lemari depan TV." Jawab Salsa.
Anggara segera mengambilnya dan kembali dengan kotak itu ditangannya."Sini biar gue obatin." Anggara mengambil tangan Salsa.
"Eh enggak gak usah, biar gue aja." Salsa menarik tangannya.
"Biar kaka aja sini." Leon mendekat dan mencoba meraih tangan Salsa.
"Enggak gak usah, mending kalian duduk di ruang tamu aja." Salsa mencoba menghentikan darahnya dengan menutupnya menggunakan kapas.
"Sa gue cuma mau bantu." Ucap Anggara.
"Iya ca, kaka khawatir sini biar kaka bantu." Tambah Leon.
"Lu apa-apaan sih ngikutin gue." Kesal Anggara pada Leon.
"Siapa yang mau ngikutin lu hah?" Jawa Leon sinis.
"Udah! kalo kalian mau bantu gue mending kalian selesain itu cucian piringnya sana, biar gue obatin sendiri luka gue." Salsa menuangkan obat merah pada kapas."Yaudah iya." Jawab Anggara malas.
Anggara dan Leon menyelesaikan cucian piring bersama.Ditengah kegiatan Salsa mengobati lukanya, ibu Salsa datang ke ruang makan.
"Dek, itu kenapa?" Tanya ibu Salsa.
"Oh ini tadi kena pisau bunda hehehe." Ucapnya.
"Makanya hati-hati." Bunda duduk di kursi samping Salsa.
"Iya bunda." Salsa memasang plaster dan kegiatannya selesai."Tadi ayah kamu telfon." Ujar bunda.
"Terus apa kata ayah?" Tanya Salsa antusias.
"Pekerjaan ayah di perpanjang disana, karena bos ayah suka dengan kinerja ayah makanya ayah ditugasin disana lagi, jadi baru 3 bulan lagi ayah bisa pulang. Kata ayah kalo tugas ayah ditambah terus bisa aja ayah jadi pekerja tetap di sana." Jawab bunda.
"Maksudnya? Ayah gak pulang gitu?" Tanya Salsa bingung.
"Kalo ayah sampe jadi pekerja tetap, mau gak mau kita sekeluarga pindah ke Kalimantan. Ikut ayah." Jawab bunda lagi.
"Hah? Harus ya bunda?" Salsa tidak mau jika ia harus pindah ke Kaimantan.
"Iya itu harus. Atau kita doain aja semoga ayah gak jadi pekerja tetap disana." Bunda mengusap kepala Salsa pelan.
"Hm iya bunda." Balas Salsa.

KAMU SEDANG MEMBACA
ANGGARA
AléatoireAnggara Putra Bhakti, siswa baru di SMA DERLANGGA. Duduk sebangku dengan gadis bernama Salsa Andara, si gadis pecinta novel. Pertemuan keduanya diawali saat mereka sama-sama dihukum karena terlambat. Pada pertemuan pertama itu Salsa memang tidak ped...