Happy reading....💗
*****
Berjalan santai di koridor sekolah yang tidak terlalu ramai dengan snack di tangannya. Sesekali Salsa mengedarkan pandangannya sepanjang perjalanan. Salsa berhenti melangkah dan menajamkan pandangannya pada satu titik didepannya, ia melihat dua orang yang ia kenal tengah asik bercengkrama dengan selingan tawa antara keduanya. Salsa memutar badan lalu menghela nafas pelan kemudian melangkah entah akan kemana.
Ia sesekali membalas beberapa orang yang tersenyum saat berpapasan dengannya.
"Salsa!" Panggil seseorang yang kini tengah berjalan sejajar dengan dirinya.
"Kenapa?" Salsa melirik orang itu sekilas lalu kembali fokus kedepan, orang itu tentu saja Anggara.
"Ikut gue yuk?!" Anggara menarik tangan Salsa dan membawa nya berjalan cepat entah akan kemana."Eh mau kemana sih?" Salsa berusaha mengimbangi langkah Anggara.
"Ikut aja gue yakin lu suka." Anggara tersenyum sekilas lalu kembali dengan fokusnya.Disini mereka sekarang, dibelakang sekolah.
"Waw gue baru tau dibelakang sekolah ada tempat seindah ini." Ungkap Salsa yang kagum melihat taman kecil di belakang sekolahnya.
"Satu tahun lu sekolah disini tapi lu gak tau?" Tanya Anggara heran.
Salsa menoleh pada Anggara dan mengangguk pelan sebagai jawaban.
"Iya gue gak pernah tau," Salsa melangkah dan berhenti di bawah pohon beringin, sejuk yang Salsa rasakan sekarang. Ia memperhatikan sekitar pohon itu, "Kayaknya enak yah kalo baca novel disini, sejuk." Salsa menoleh pada Anggara lalu tersenyum."Gue baik kan?" Anggara menaikkan sebelah alisnya.
"Iya baik." Salsa duduk diatas rumput hijau dan menghela nafas pelan. Anggara ikut duduk disampingnya.
"Lu kenapa?" Tanya Anggara tiba-tiba.
"Apanya?" Salsa menoleh dan mengernyitkan keningnya.
"Lu aneh hari ini, ada masalah?" Tanya Anggara lagi.
"Oh, sedikit mungkin." Salsa tersenyum miris.
"Coba cerita, gue kan temen lu." Anggara memperhatikan Salsa yang masih berfikir lalu ia memberikan senyum meyakinkan. Salsa yang semula menoleh pada Anggara kini kembali memfokuskan pandangannya kedepan.
"Gue sakit hati cuma karena orang yang bukan siapa-siapa gue asik sama orang lain." Salsa menunduk dan memainkan rumput yang ada didepannya."Siapa?" Tanya Anggara.
"Ka Leon, anak 12 Ipa 1, anak OSIS, tadi gue liat dia sama Erin, sahabat gue yang waktu itu ke kelas, inget?" Salsa kembali menoleh pada Anggara menunggu jawaban.
"Oh jadi lu suka sama Leon?" Tanya Anggara yang hanya dibalas anggukan lemas oleh Salsa.
"Tapi kayaknya ka Leon suka sama orang lain." Salsa tertunduk lemas.
"Kok lu nyimpulin gitu?" Anggara masih menatap Salsa yang kini memperbaiki posisi duduknya agar berhadapan dengan Anggara."Ya karena gue udah sering liat dia becanda sama cewek dan paling sering sama ka Cheril temen kelasnya, gue sering liat mereka bareng dan ka Leon kayaknya suka sama ka Cheril." Ucap Salsa.
"Tapi lu gak boleh nyimpulin gitu juga, bisa aja kan dia emang cowok yang baik sama semua orang?" Anggara menaikkan sebelah alisnya.
"Iya paham, tapi pas sama ka Cheril dia beda." Balas Salsa.
"Sa, percaya gak kalo gue dulu playboy?" Anggara dengan nada hati-hati.
"Playboy?" Salsa mengernyitkan keningnya.
"Iya, Anggara si playboy." Jawab Anggara.
"Bentar," Salsa tertawa keras, "Lu playboy? Gak salah?" Lanjutnya setelah tertawa.
"Gue serius! Gue dulu playboy, ya bukan playboy sih tapi cuma gak sengaja aja." Anggara tertawa kecil.
"Apalagi ini? 2021 ada playboy gak sengaja?" Salsa kembali tertawa keras.
"Ketawa teruuus." Anggara memutar bola mata malas."Gimana ceritanya lu jadi playboy?" Tanya Salsa.
"Gue emang baik ke semua orang dulu gue tuh orang nya super duper perhatian dah.. mau orang gak kenal atau kenal deket atau gak deket pokoknya gw perlakuin sama," Salsa diam memperhatikan Anggara yang bercerita, sesekali Salsa tersenyum samar. "Nah abis Itu cewek-cewek nih mungkin anggap gue punya perasaan atau apalah itu sama dia. Kayak naro harapan gitu, gue kan deket sama banyak cewek nah akhirnya mereka saling tau pada marah-marah dah tuh mereka, terus pada pasang story galau lah di sosmednya kayak seakan akan gue nyakitin mereka gitu." Anggara berhenti berbicara dan menghela nafas sejenak lalu melanjutkan ucapannya, "Dan tahun lalu, sebelum mamah pergi dari dunia ini, gue sempet curhat ke mamah masalah ini," Salsa menutup mulutnya, ia terkejut mendengar Anggara yang ternyata ditinggal oleh ibunya. Anggara menunduk lesu, Salsa pikir mungkin Anggara sedih karena ingat ibunya, Salsa mengusap punggung Anggara pelan. "Yang sabar yah!?" Salsa memberikan senyumnya meski Anggara tak dapat melihatnya. Anggara menegakkan kembali tubuhnya.
"Gue inget banget jawaban mamah gue kayak apa, kata beliau, Bang, kamu kalau sama cewek jangan terlalu perhatian atau berlebihan Karena cewek bakalan berharap lebih nanti mereka baper, Dan satu lagi, jangan pernah sakitin cewek kalau kamu sakitin cewek Itu sama aja kamu nyakitin mamah. Awalnya kata-kata itu gak gue peduliin, tapi sejak mamah pergi gue jadi inget kata-kata itu. Dan gue berhenti deketin banyak cewek." Anggara tersenyum samar namun Salsa dapat melihatnya."Jadi gitu ceritanya. Bener apa kata mamah lu itu, semua cewek punya perasaan." Jawab Salsa.
"Iya tau, jadi tadi siapa yang salah? Gue apa mereka?" Tanya Anggara.
"Gak ada yang salah sih menurut gue, Niat lu baik mau perlakuin semua orang sama dan baik ke mereka, tapi lu jangan lupa sifat cewek yang mudah baper." Jawab Salsa.
"Ah ceweknya aja baperan." Pukas Anggara.
"Ya kan emang sifat cewek." Balas Salsa.Hening beberapa menit.
"Kalo gue sih milih cuek sama cowok." Ucap Salsa.
"Lu cuek? Lu cerewet kayak gini mana mungkin cuek." Balas Anggara.
"Gue serius, gue bakal cerewet sama orang yang deket sama gue. Misal keluarga atau sahabat, kalo sama orang yang menurut gue asing apalagi orang baru gue bakal cuek." Ungkap Salsa.
"Berarti gue deket dong. Lu cerewet mulu sama gue." -Anggara.
"Mungkin? Gue heran juga kenapa gue cerewet padahal lu kan orang baru?" Salsa menatap Anggara aneh.
"Karena gue asik kan?" Anggara mulai dengan percaya dirinya yang tinggi."Hm iyain." Jawab Salsa malas.
Anggara tertawa keras melihat Salsa.
"Gue gampang risih sama orang." Ucap Salsa lagi.
"Gue?" Anggara menunjuk dirinya sendiri.
"Sejauh ini enggak sih." Jawab Salsa.
"Jangan risih sama gue yah?" Salsa yang awalnya menatap kosong ke arah sepatunya kini menoleh dan menatap Anggara lalu ia tersenyum.
"Mana mungkin gue risih sama sahabat gue sendiri." Salsa terkekeh.
"Bagus. Gitu dong lu senyum jangan galak-galak mulu." Anggara mengacak rambut Salsa yang hari ini kebetulan tidak diikat.
"Eh rambut gue main acakin aja." Salsa merapikan rambutnya.
"Hallah udah jelek ya jelek aja sih." Anggara tertawa keras.
"Biar jelek tetep aja harus rapih." Balas Salsa kemudian ia beranjak dari tempatnya."Mau kemana?" Anggara sedikit berteriak.
"Ke kelas." Salsa sudah mulai melangkah meninggalkan Anggara.Mereka kembali ke kelas, berjalan santai di koridor dengan beberapa candaan receh yang saling mereka lontarkan.
Hai readers hehehe votment yuk wkwkwk
Gomawo and saranghaeyo 💗💗

KAMU SEDANG MEMBACA
ANGGARA
RandomAnggara Putra Bhakti, siswa baru di SMA DERLANGGA. Duduk sebangku dengan gadis bernama Salsa Andara, si gadis pecinta novel. Pertemuan keduanya diawali saat mereka sama-sama dihukum karena terlambat. Pada pertemuan pertama itu Salsa memang tidak ped...