14

28 25 0
                                    

Happy reading......💗

*****

Seperti hari biasa, Salsa yang fokus pada penjelasan guru di depan kelas sedangkan Anggara malah mengabaikan guru yang tengah berusaha membuat muridnya memahami pelajaran. Salsa heran, kenapa Anggara bisa sepintar itu padahal ia tidak pernah memperhatikan penjelasan dari guru.

"Sa, nanti istirahat ke kantin yuk?!" Bisik Anggara pada Salsa yang menulis materi yang dijelaskan oleh guru.
"Eum?" Salsa mengetukkan pelan pulpen nya di kepala tanda bahwa ia tengah berfikir.
"Gak usah sok mikir! Kalo iya jawab aja iya, kalo enggak ya enggak." Ketus Anggara.
"Bentar elah." Salsa menjeda ucapannya. "Ok gue mau tapi lu traktir yah?" Lanjutnya.
"Iya tenang aja." Balas Anggara.

Kembali fokus pada pelajaran, itu yang dilakukan Salsa. Sedangkan Anggara, anak ini mencoba mengganggu Salsa. Kadang sifat usil Anggara membuat Salsa emosi tapi kadang membuat Salsa senang, entahlah mungkin sesuai mood Salsa saja.

****

"Gini dong lu mau kalo diajak ke kantin, biar cogan kek gue gak sendirian makannya." Sahut Anggara saat mereka duduk dibangku kantin.
"Ah berisik lu gue mau makan bukan mau dengerin ocehan lu." Balas Salsa malas.
"Yaelah pms lu?"
"Kaga gue cuma laper." Sedetik kemudian Salsa mengedarkan pandangannya ke sekitar kantin.

"Cari siapa?" Tanya Anggara.
"Enggak, udah ah lu mau pesen apa biar gue yang pesen." Salsa mengalihkan pembicaraan.
"Gue mau mie instan aja pake telor setengah mateng ok?!" Jawab Anggara.
"Hm ok." Salsa memutar bola matanya malas lalu beranjak dari tempat duduknya.
"Eh sama es teh jangan lupa." Tambah Anggara.
"Iya ah, lu tunggu sini bentar!" Salsa berlalu meninggalkan Anggara.

Mengantri, hal yang sangat Salsa benci. Tapi kenapa ia sekarang mau melakukannya demi Anggara? Ini bukan Salsa yang biasanya. Dengan sabar Salsa menunggu antrian hingga gilirannya tiba. Salsa menyebutkan pesanannya, beberapa menit pesanan itu sudah jadi dan Salsa membawa nampan berisi dua piring mie instan dan dua gelas minuman.

"Nih makan!" Salsa menyajikannya di depan Anggara.
"Kok lu gak pesen minuman kayak kemaren?" Tanya Anggara.
"Disini gak bisa pesen kayak gitu, minuman gitu cuma bisa gue nikmatin di warung mang Aji aja." Jawab Salsa.
"Terus kenapa lu pesen es teh? Bukannya lu bilang gak suka teh?" Tanya Anggara lagi, Salsa memang benar Anggara cocok menjadi seorang wartawan.
"Ini lemon tea, gue kan bilang gak suka teh bukan lemon tea." Jawab Salsa.
"Tapi sama aja teh kan?" Sanggah Anggara.
"Au ah intinya gue suka lemon tea tapi gue gak suka teh." Tegas Salsa kemudian ia mulai menyantap mie instan nya.
"Dasar aneh." Gumam Anggara.

Hening, mereka sibuk memakan makanan mereka masing-masing.

"Kak Anggara." Suara itu menghentikan aktifitas makan Anggara tapi Salsa tidak, ia masih tetap fokus pada mie nya dan mengabaikan seorang gadis yang memanggil Anggara.

"Iya?" -Anggara
"Eum boleh gabung disini?" Tanya gadis itu dengan nampan ditangannya.
"Boleh dek, sini duduk sini!" Salsa menepuk bangku kosong di sebelahnya.
"Eh enggak, maaf kita lagi mau bahas hal pribadi jadi bisa gabung ke yang lain aja?" Anggara memberikan senyum nya.
Salsa menatap Anggara tajam, yang ditatap malah abai dan melanjutkan makannya.
"Oh yaudah deh." Gadis itu tersenyum miris.
"Duduk disini gak papa kok dek, abaikan dia!" Salsa tersenyum pada gadis itu.

Gadis itu balas tersenyum dan duduk di samping Salsa.
"Kelas 10 apa? Ipa? Atau Ips?" Tanya Salsa.
"Aku kelas 10 Ipa ka." Jawabnya pelan.
"Oh anak Ipa." Salsa melanjutkan makannya sedangkan gadis ini, Salsa memperhatikan gadis ini diam-diam memandangi Anggara, melihat itu Salsa terkekeh pelan.
"Kenapa lu?" Tanya Salsa pada Anggara.
"Enggak gak papa apaan sih makan aja gak usah ngurusin idup orang!" Salsa kembali fokus pada makanannya.

ANGGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang