Happy reading.....💗
***
Motor itu berhenti tepat di depan sebuah warung dengan banner bertuliskan Bakso mang Aji, harga murah tapi rasa tidak murahan. Salsa turun dari motor dan melepas helm nya, kemudian masuk ke dalam warung dan diikuti oleh Anggara.
"Mang apa kabar?" Salsa menyapa mang Aji yang tengah sibuk meracik bakso pesanan pengunjung.
"Eh neng Salsa, baik neng. Kemana aja gak pernah mampir?" Salsa memang sering kesini karena faktanya bakso mang Aji gak ada duanya menurut Salsa.
"Ada mang, sibuk Salsa mah." Salsa terkekeh.Mang Aji melirik seseorang yang berdiri disamping Salsa.
"Tumben neng bawa temen? Biasanya sendiri." Tanya mang Aji yang tau bahwa Anggara datang bersama Salsa.
"Iya mang ini minta ditraktir." Jawab Salsa.
"Oh gitu." Mang Aji masih sibuk dengan beberapa pesanan pengunjung."Mang bikinin dua mangkok ya mang." Salsa sedikit berteriak.
"Siap neng." -mang Aji."Lu mau minum apa? Es teh?" Tanya Salsa pada Anggara dengan suara pelan.
"Iya lah boleh." Jawab Anggara."Mang es teh satu sama es nya Salsa kayak biasa ya mang." Salsa menarik Anggara agar mengikutinya untuk duduk di salah satu bangku pengunjung.
"Lu sering kesini?" Tanya Anggara saat mereka sudah duduk di salah satu sudut warung.
"Iya dulu, tapi sekarang enggak sih." Jawab Salsa santai.
"Pantes kayak udah akrab banget gitu." Anggara lalu mengedarkan pandangannya ke sekitar."Rame juga yah, Baksonya enak banget?" Anggara mengambil salah satu botol air mineral di meja lalu membuka tutupnya kemudian meneguk isinya.
"Asli enak banget, lu pasti bakal ketagihan." Di sela obrolan kecil mereka mang Aji datang dengan dua mangkuk bakso dan dua gelas es pesanan mereka."Silakan neng." Mang Aji menyajikan pesanan mereka.
"Makasih mang." Salsa memberikan senyum pada pria paruh baya yang mungkin seusia ayahnya ini.
"Iya sama-sama." Mang Aji kembali ke tempatnya dengan Salsa yang mulai menyantap baksonya.
"Bentar, ini lu gak salah kan?" Anggara mengangkat gelas es Salsa."Apanya?" Salsa memasang raut wajah bingung.
"Es lu, kenapa lebih banyak es batunya dari pada airnya?" Anggara mengernyitkan kening.
"Oh gue emang suka es batu, kalo airnya banyak tar es nya cepet cair. Dan juga kenapa ini cuma air putih, ya karena gue gak suka teh jadi gue pesen ini aja." Salsa melanjutkan makannya."Aneh, kan nanti pas minum lu tungguin es nya leleh ngapain gak langsung banyakin air nya aja?" Salsa pikir Anggara cocok jadi wartawan, Salsa merasa sedang diwawancara sekarang.
"Gue bilang gue suka es batu bukan air dingin. Udah makan aja jangan banyak tanya." Salsa kembali fokus dengan baksonya.Hening beberapa detik.
Tanpa sengaja Salsa melihat dua sejoli yang terlihat romantis di bangku sebelah. Seorang gadis yang menyuapi pacarnya, sangat manis pikir Salsa.
"Agar agar." Panggilnya tiba-tiba pada Anggara.
"Hmm?" Anggara masih fokus memakan baksonya.
"Liatin gue!" Rengek Salsa.
"Kenapa sih ah ngomong aja gue dengerin nih." Anggara meminum es teh nya.
"Pernah gak sih lu liat orang pacaran tuh kayak asik gitu jadi ngiri, tapi giliran kitanya sendiri ada yang deketin aja kayak risih gitu, pernah ga?" Beberapa detik hening, Salsa menunggu jawaban dari Anggara."Pernah, udah biasa itu mah." Jawabnya Santai.
"Tapi gue risih kalo ada cowok yang baru kenal malah main gombalin aja." Ungkap Salsa.
"Iya pantes lu risih soalnya dia salah tempat, belum jadi apa-apa udah gombalin." Jelas Anggara."Iya sih bener." Salsa mengambil gelas es nya lalu menyendok es batu yang sudah di potong kecil-kecil oleh mang Aji, seperti ini minuman yang Salsa pesan ketika mampir ke sini.
"Lu kok makan es batu gitu anjir." Anggara menatap aneh pada Salsa."Suka-suka gue lah. Enak tau, lebih enak dari es teh lu itu." Salsa terkekeh pelan.
"Dih aneh, aturan pesen es teh gitu." Anggara mengambil tisu dan mengelap bibirnya.
"Gue gak suka teh, kopi, apalagi susu." Ungkap Salsa santai.
"Kok bisa anjim?" Anggara dengan nada tinggi.
"Jangan ngegas dodol ini banyak orang." Salsa memukul pelan lengan Anggara.
"Ya maaf kelepasan gue." -Anggara."Gue emang aneh, gue gak suka gituan gue lebih suka es batu, dulu gue di rumah suka ngemilin tapi sejak dimarahin sama bunda gue gak pernah ngemilin es batu kalo di rumah." Jelas Salsa.
"Beda orang beda selera sih." Balas Anggara yang hanya di jawab anggukan setuju oleh Salsa."Pantes gak ada cowok yang mau deketin, orang aneh kek gitu." Gumam Anggara pelan namun masih bisa didengar oleh Salsa.
"Apa lu bilang? Sembarangan aja yang deket ama gue ngantri yah." Jawab Salsa judes.
"Masa?" Kali ini Salsa dibuat kesal lagi oleh Anggara."Iya lah jelas, cuma gue nya aja yang gak mau." Sedikit menyombongkan diri sepertinya perlu untuk menghadapi manusia seperti Anggara ini.
"Gak yakin gue, secara tipe cowok lu itu tinggi jadi orang-orang pada males deketin lu." Anggara menaikkan alisnya sebelah seolah bertanya apakah tebakannya benar.
"Tipe cowok idaman gue simpel kok cukup menuhin tiga syarat dari gue, bisa nyanyi apalagi main gitar, pinter bahasa inggris, jago masak. Udah gitu doang." Ucap Salsa setelahnya ia kembali menyendok dan memakan es batu kecil di gelasnya."Cowok kayak gitu mana ada, susah anjir." Anggara sedikit meninggikan suaranya.
"Ya dari pada kayak cewek lain sukanya yang ganteng apalagi kaya. Kalo gue dapet yang ganteng plus kaya ya gue syukurin siapa sih yang gak mau cogan tajir kan, tapi tipe spesifik cowok idaman gue ya harus menuhin tiga syarat itu." Salsa tersenyum simpul."Berarti gue cowok idaman lu dong?" Salsa melebarkan matanya mendengar ucapan Anggara, belum sempat Salsa menjawab Anggara sudah melanjutkan lagi kata-katanya, "Nyanyi bisa, masak bisa, bahasa inggris jangan ditanya makanan gue tiap hari. Bahkan gue bisa lima bahasa, bahasa inggris, bahasa arab, bahasa Prancis, bahasa Indonesia ama bahasa sunda, gmn hm?" Anggara melipat kedua tangannya di dada sedangkan Salsa meneguk ludahnya pelan.
"Yaudah tipe cowok idaman gue ganti, tiga poin tadi plus cowok yang gak ngeselin." Ralat Salsa dengan penuh penekanan di kata terakhirnya.
"Oh sorry kalo itu gue gak bisa." Anggara mengambil gelasnya lalu meminum es teh nya.
Salsa masih menikmati beberapa potong es batu kecil yang ia makan layaknya cemilan. Anggara beranjak dari bangkunya dan berjalan mendekati mang Aji lalu beberapa menit kembali lagi, entah apa yang dia lakukan Salsa tidak tau dia terlalu sibuk dengan es batunya."Ayo cepet lu mau nginep?" Anggara mengambil jaket yang disampirkan di bangku Salsa.
"Bentar ah ini tanggung." Salsa masih berusaha menghabiskan sisa es batu yang tinggal beberapa potong lagi.
Setelah es batunya habis Salsa segera menghampiri mang Aji untuk membayar sedangkan Anggara sudah keluar terlebih dahulu."Mang ini yah uangnya." Salsa meletakkan beberapa lembar uang kertas diatas meja mang Aji.
"Neng udah dibayar tadi sama temennya." Balas mang Aji.
"Eh iya kah?" Tanya Salsa.
"Iya bener, emang dia gak bilang sama neng?" Mang Aji balik bertanya.
"Oh yaudah mang Salsa pulang dulu yah." Salsa kembali mengambil uang yang tadi ingin ia gunakan untuk membayar lalu ia segera keluar dari warung itu."Agar agar, kok lu yang bayar?" Salsa dengan nada tinggi.
"Ya gak papa kan? Nanti suatu saat gue tagih traktiran dari lu." Anggara memakai helm fullface nya.
"Hm iya lah suka-suka lu aja." Salsa memakai helm yang beberapa detik lalu diberikan oleh Anggara lalu memegang pundak Anggara untuk membantunya naik ke atas motor
"Eh bentar!" Anggara melepas jaketnya, "Pake nih kayak tadi!"
Salsa mengambil lalu mengikatkan jaket itu di pinggangnya.Diatas motor CBR merah milik Anggara, Salsa merasakan setiap terpaan angin yang melewatinya. Sejuk, sensasi yang jarang ia rasakan. Rasanya ingin sekali ia berteriak sekencang mungkin lalu tertawa tapi itu tak mungkin ia lakukan, atau ia bisa saja diturunkan disini oleh Anggara.
Sepanjang perjalanan hening, sampai akhirnya mereka memasuki kompleks tempat rumah Salsa berada. Di depan sebuah ruko Salsa memilih turun disana ia tak mau Anggara sampai di rumahnya bisa saja abangnya akan menginterogasi Salsa saat sampai di rumah nanti.
Percayalah Anggara di kehidupan nyata lebih menyebalkan dari ini dan sepertinya lebih baik hati dari yg author gambarin wkwkwk
Intinya dia manusia yang seketika bisa baik tapi sedetik kemudian berubah menjadi hal paling menyebalkan yang berbentuk manusia!!Yuk votment nya yuk xixixi
Gomawo and saranghaeyo 💗💗

KAMU SEDANG MEMBACA
ANGGARA
RandomAnggara Putra Bhakti, siswa baru di SMA DERLANGGA. Duduk sebangku dengan gadis bernama Salsa Andara, si gadis pecinta novel. Pertemuan keduanya diawali saat mereka sama-sama dihukum karena terlambat. Pada pertemuan pertama itu Salsa memang tidak ped...