06

55 37 5
                                    

Happy reading....💗

Hari senin, seperti biasa pada hari ini akan diadakan upacara bendera. Salsa sangat malas mengikuti upacara kali ini karena terik matahari yang terasa sangat panas padahal ini masih pagi. Sepertinya hari ini adalah hari yang cerah.

Salsa ikut dalam barisan kelas 11, ia sengaja mengambil barisan tengah agar tidak ketauan saat ia diam-diam berjongkok untuk menghindari terik matahari. Salsa menyeka keringat di keningnya, sesekali ia mengipas wajahnya dengan telapak tangan meskipun ini tidak ada pengaruhnya.

Selama 1 jam Salsa berdiri disini dengan semua siswa-siswi DERLANGGA yang juga kepanasan. Ada beberapa yang bahkan sampai pingsan, bisa saja Salsa pura-pura pingsan dan dia akan berbaring di UKS, tapi Salsa tidak ingin melakukannya karena takut ketauan tentunya.

Upacara berakhir semua murid berhambur kembali ke kelas masing-masing. Berdesak-desakan seperti ini saat akan masuk ke kelas sangat Salsa benci. Berniat ke kantin tapi Salsa lihat kantin sudah penuh dan ia malas mengantri meski ia hanya berniat membeli sebotol air dingin.

Salsa memilih untuk kembali ke kelas dan duduk di bangkunya. Hari ini sangat membosankan bagi Salsa, setelah mengikuti upacara kini pelajaran sejarah. Dongeng sebelum tidur bagi Salsa, jangan salahkan jika Salsa tertidur dalam kelas saat pelajaran ini karena guru yang menjelaskan sama seperti bunda Salsa saat dulu menceritakan dongeng sebelum tidur pada Salsa.

"Lemes amet mba, capek yah?" Anggara, anak ini selalu datang tepat waktu dengan air dingin ditangannya. Salsa pikir mungkin ia tak keberatan jika Salsa meminta sedikit saja air itu.
"Minta air lu dong." Salsa mengipas wajahnya dengan buku tulis yang ia ambil dalam tas nya.

Anggara melirik air mineral ditangannya, "Mau?" Sudah jelas Salsa meminta air itu kenapa anak ini masih bertanya? Salsa hanya menjawab dengan anggukan malas.

"Beli sendiri!!" Anggara duduk di bangkunya dan meminum air itu tanpa rasa kasihan pada Salsa. Salsa yang melihatnya hanya menelan ludah pelan.

"Dih gue bisa beli sendiri." Salsa memutar bola matanya dan mengalihkan pandangan dari Anggara.
"Dasar pelit." Gumam Salsa pelan.
"Nih." Anggara menyodorkan sebotol air dingin dan ini masih tersegel bukan yang ia minum tadi.

Salsa melihat botol itu lalu mengambilnya, "Makasih." Salsa masih enggan melihat ke arah Anggara.
"Sama-sama, gue emang beliin buat lu tapi sengaja gue kerjain lu dulu." Anggara terkekeh, apa ini lucu? Bagi Salsa ini sangat menyebalkan.

Hening beberapa menit. Salsa berfikir topik apa yang akan ia bicarakan dengan si manusia menyebalkan ini?

"Agar agar." Panggil Salsa.
"Kenapa?" Anggara memfokuskan dirinya pada Salsa.
"Cieee mau dipanggil agar agar." Salsa tertawa keras.
"Gue cuma hargain panggilan dari lu." Balas Anggara.
"Masaaa?" Salsa tersenyum jail melihat Anggara.
"Hmm." Anggara mengambil ponsel dalam tas nya.
"Cieee nisa sabyan." Goda Salsa.
"Terserah asal lu seneng." Anggara nampak sedikit berbeda, mungkin dia lelah berdebat dengan Salsa.

"Agar agar gue mau cerita." Ucap Salsa setelah sebelumnya hening beberapa detik.
"Apaan?" Anggara masih fokus pada ponselnya entah apa yang ia lakukan di ponselnya itu.
"Jadi tuh gini...." Salsa memperbaiki posisi duduknya seperti akan membicarakan hal yang serius, melihat itu Anggara lalu meletakkan ponselnya dan fokus pada Salsa.
"Gimana?" Tanya Anggara serius.
"Nah gitu, menurut lu gimana?" Tanya Salsa tanpa rasa bersalah, sedangkan Anggara mengernyitkan kening menatap tak percaya pada Salsa.

"Lu gila?" Tanya Anggara.
"Gue waras." Jawab Salsa santai dan tawa yang masih ia tahan.
"Astaghfirullah sabar gue ngadepin lu. Lu tuh aneh, kadang marah-marah kadang senyum-senyum gak jelas kadang bawel kadang diem bae gada suara. Wah jangan-jangan lu pasien RSJ yang kabur yah?" Salsa melebarkan mata mendengar Anggara mengatakan point terakhir, apa-apaan ini jelas saja Salsa kesal.

"Heh jangan sembarangan yah, gue itu masih waras ok ma-sih-wa-ras!!" Salsa mengeja kata terakhir dengan penuh penekanan.
"Yeeee dasar sasa rasa garem." -Anggara.
"Heh!!" Salsa menatap tajam pada Anggara.
"Apa? Cocok buat lu." Balas Anggara.
"Gue kan manis harusnya rasa manis!" Salsa tak terima dengan penistaan namanya.
"Sasa kan garem." Jawab Anggara.
"Enggak, garem di rumah gue DUA ANAK PINTAR bukan sasa." Salsa menyilangkan tangannya di dada dengan tatapan sinis yang ia tujukan pada Anggara.

"Serah lu." Sepertinya Anggara sudah menyerah dengan perdebatan unfaedah ini.
"Dasar agar-agar pait." -Salsa.
"Dasar sasa kadaluarsa." -Anggara.
"Agar-agar rasa hambar." -Salsa.
"Garem sikis kena." -Anggara.
"Agar-agar sinting gada obat." -Salsa.
"Serah lu lah intinya gue GARA." Sekali lagi Anggara kalah berdebat dengan Salsa.

"Agar-agar aja." Salsa tersenyum jail.
"Yaudah lu gue panggil amit." Anggara menaikkan sebelah alis kanannya.
"Kalo dua kali amit-amit dong?" Salsa melebarkan matanya sedangkan Anggara tak bisa menahan tawa kerasnya.

"Ish emang yah lu itu manusia paling menyebalkan di dunia." -Salsa.
"Jangan bilang gitu!" Balas Anggara dipadukan dengan senyumnya.
"Kenapa? Faktanya emang gitu." Opini Salsa.
"Ya karena gue gak ngeselin." Sanggah Anggara.
"Helleh dasar gak sadar diri." Salsa memutar bola mata malas.

Bu Nuri, guru mapel sejarah sudah siap membawakan cerita dongeng bagi Salsa. Sebentar lagi mungkin Salsa akan terlelap dan akan bangun saat jam istirahat tiba. Hal ini sering Salsa lakukan saat mapel sejarah tapi ada saat-saat tertentu yang membuat Salsa memilih tidak tidur, seperti saat bu Nuri sedang mode mengawasi yaitu bu Nuri yang menjelaskan dengan berkeliling ke setiap penjuru kelas untuk memastikan muridnya tidak tidur atau saat bu Nuri memberikan tugas untuk pemenuhan nilai dan apalagi tentu saja saat ulangan berlangsung, mana mungkin Salsa tidur di waktu itu.

Salsa mengeluarkan LKS sejarahnya dan ia juga mengambil sebuah penggaris lalu meletakkan di tengah-tengah meja.
"Nih batasannya, awas lu lewatin. Itu bagian lu." Jelas Salsa.
"Bagian gue dikit amet." Anggara tak terima pasalnya Salsa hanya memberinya 1/4 bagian dari meja persegi panjang itu.

"Terima aja, kalo gak mau yaudah jangan duduk disini." Salsa melanjutkan aktivitasnya membuka LKS sejarah.
"Yaelah iya iya." Anggara mengalah, hal yang sering ia lakukan saat berdebat dengan Salsa.

Astaga ini cerita makin absurd yah? Wkwkwk no what what lah maklumin ok
Votment nya kaka ditunggu.✨

Gomawo and saranghaeyo 💗💗

ANGGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang