Happy reading.....💗
Akhirnya Salsa selesai membersihkan lapangan ini dan artinya hukumannya telah ia selesaikan. Salsa mengedarkan pandangannya ke sekitar lapangan memastikan pekerjaannya selesai dengan baik. Tapi, dimana si pria menyebalkan itu? Entahlah Salsa tak mau memikirkannya.
Membereskan perlengkapan kebersihan dan meletakkannya di tempat semula.
Salsa berjalan di koridor sekolah menuju ke kelasnya. Berisik, satu kata yang dapat menggambarkan keadaan kelas Salsa sekarang. Hal yang paling Salsa benci saat guru tidak ada maka kelasnya sangat berisik melebihi pasar.
Kelas 11 Ips 1 yang terkenal sebagai kelas paling berisik dan sulit dikendalikan. Hampir setiap hari guru yang selesai mengajar di kelas ini akan mengeluh pada wali kelas Salsa.Salsa duduk dibangkunya, memilih tempat duduk paling belakang tanpa seorang teman bangku. Dia lebih memilih sendirian berharap ia mendapat ketenangan dan merasakan kenyamanan disini.
Membuka sebuah novel yang ia bawa dari rumah. Saat pergantian jam seperti ini kelasnya sangat berisik, jangankan saat tidak ada guru saat guru mengajar pun mereka tidak bisa tenang. Kecuali saat pak Wirawan mengajar, guru dengan status guru killer di DERLANGGA ini bisa mengendalikan semua murid di kelas Salsa, atau saat bu Ningsih guru mapel matematika mengajar dengan serius maka semua akan tenang. Entahlah, saat pak Wirawan dan bu Ningsih terlihat menakutkan dan ditakuti oleh yang lain bahkan sangat malas ketika pelajaran mereka Salsa malah menjadikan kedua guru tersebut sebagai guru favorit baginya.
"Selamat pagi anak-anak." Seorang guru dengan vibes soft nya melangkah masuk ke dalam kelas. Ya itu bu Misya, guru muda nan cantik wali kelas di kelas ini.
"Pagi buk." Jawab semua murid serentak.
"Hal pertama yang ingin ibu sampaikan adalah bahwa hari ini bu Ningsih tidak dapat mengajar karena beliau ada kepentingan untuk tugasnya ibu sudah berikan pada sekertaris nanti dicatat di papan. Dan ibu disini sekalian ingin mengenalkan seorang murid baru. Silakan perkenalkan diri kamu." Jelas bu Misya panjang lebar.Saat melihat kedatangan pria menyebalkan itu bersama bu Misya Salsa sudah dapat menebak bahwa pria ini akan sekelas dengannya. Ujian apalagi ini, berharap pria ini akan melupakan kejadian tadi pagi dan membiarkan dirinya hidup tenang.
"Ok teman-teman, perkenalkan nama saya Anggara, biasa dipanggil Gara. Saya pindahan dari Tunisia, Afrika. Salam kenal semua." Anggara, nama yang cukup bagus menurut Salsa. Anggara tersenyum ramah pada semua murid, Salsa pikir mungkin itu hanya pencitraan agar dia bisa diterima dan mendapat banyak teman disini.
"Baik Anggara silakan kamu duduk di..." Bu Misya mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kelas.
"Nah disana." Bu Misya menunjuk bangku kosong di samping Salsa, matilah apa lagi sekarang? Membayangkan duduk satu bangku dengan pria menyebalkan ini saja Salsa tidak berani. Bagaimana kehidupannya di kelas akan berubah mungkin akan dihiasi emosi setiap hari tanpa ketenangan."Hai mbak, ketemu lagi kita." Anggara tersenyum pada Salsa, sedangkan Salsa malas sekali menanggapi orang seperti ini.
"Boleh duduk?" Tanya Anggara.
"Bukannya bu Misya udah bilang yah lu harus duduk dimana?" Salsa bersikap tenang.
"Baiklah mbak Salsa." Anggara meletakkan tasnya diatas meja dan duduk di bangku.
"Nih buat lu." Anggara menyodorkan sebotol air mineral dingin, bukannya mengambil Salsa malah bertanya, "Maksud?""Tadi gue beli ini buat lu, tapi lu nya keburu ngilang. Eh ternyata ketemu disini." Jelas Anggara
Ok terjawab sudah, anak ini menghilang karena ia mungkin ke kantin dan membeli air mineral ini.
"Makasih." Salsa mengambilnya dan meletakkannya disisi meja."Anggara semoga betah disini yah, ibu pamit dulu, jangan lupa kerjakan tugas dari bu Ningsih." Bu Misya meninggalkan kelas ini.
Sejauh ini tidak ada percakapan antara Salsa dan Anggara. Salsa yang fokus mengerjakan dan Anggara yang sibuk menanggapi beberapa orang yang mengajaknya berkenalan.
"Boleh enggak kenalannya nanti aja? Kalian kerjain tugas dulu gue gak bisa fokus kalo kalian rame-rame disini." Ujar Salsa yang merasa terganggu dengan keramaian yang terjadi di bangkunya sekarang.
"Mbaknya sensi mulu perasaan." Beberapa murid yang tadi berkerumun di bangku Salsa kini telah kembali ke tempat masing-masing.
"Gue cuma gak fokus kalo rame, lagian gue suka sunyi gak suka rame-rame. Satu lagi jangan panggil gue mbak, masih inget kata-kata gue pagi tadi kan?" Salsa berusaha bersikap tenang.
"Iya mbak bawel." Anggara mengeluarkan buku tulisnya."Sa, bagi jawaban nomor 2 dong." Suara itu hampir Salsa dengar setiap ia sibuk mengerjakan soal.
"Bentar ra ini belum selesai." Salsa menjawab dengan masih sibuk menghitung dengan kalkulator ilmiahnya."Sasa mah gue mau nyontek ini."
"Iya sebentar Ara gue belum selesai." Salsa menyalin angka yang sudah ia kalkulasikan di kalkulatornya."Ok gue tunggu ya Sasa cantik." Ara memang seperti ini, akan memuji Salsa saat ia membutuhkan contekan, Ara kembali ke tempatnya.
"Nama lu Salsa apa Sasa?" Tanya Anggara.
"Salsa tapi dipanggil Sasa." Jawab Salsa seadanya.
"Oh Sasa garem." Mendengar itu Salsa berhenti menulis, "Cari masalah?" Salsa menatap sinis pada Anggara."Santai dong, gue cuma becanda." Ucap Anggara.
"Gue gak suka becanda." Ya seperti ini lah sikap Salsa pada orang yang baru ia kenal.Beberapa menit akhirnya Salsa menyelesaikan soal matematikanya.
Dia mengumpulkannya ke ketua kelas dan kembali ke bangkunya."Hei agar-agar beresin buku lu gue gak suka bangku gue berantakan." Jelas Salsa penuh penekanan.
"Agar-agar?" Anggara nampak bingung.
"Iya panggilan dari gue buat lu karena lu udah nistain nama gue." Jawab Salsa."Yaelah kasih panggilan lain boleh lah asal jangan agar-agar." Salsa bingung sekarang apa nama panggilan yang cocok untuk manusia se menyebalkan ini? Salsa berfikir.
"Nama lengkap lu siapa?" Tanya Salsa.
"Anggara Putra." Jawab Anggara singkat.
"Ok gue panggil lu Putri." Salsa terkekeh menurutnya ini lucu."Yeee dasar garem, udah panggil gue Gara aja." Anggara tersenyum bangga, mungkin dia pikir namanya ini sangat bagus menurutnya.
"Ogah gue panggil lu agar-agar aja." Finalnya Salsa akan memanggil Anggara dengan panggilan ini.
"Terserah, dasar garem." Seketika tatapan Anggara berubah sinis pada Salsa.Terserahlah Salsa akan kembali menenggelamkan imajinasinya dalam sebuah novel yang membuatnya candu, meski sudah kelima kalinya ia mengulang membaca novel ini tapi Salsa tidak juga merasa bosan.
Ceritanya gak jelas? Absurd? Gak nyambung? Biasa saya masih penulis amatir hehehe....
Ok jangan lupa votmentnya kaka
Gomawo and saranghaeyoo...💗💗✨

KAMU SEDANG MEMBACA
ANGGARA
RandomAnggara Putra Bhakti, siswa baru di SMA DERLANGGA. Duduk sebangku dengan gadis bernama Salsa Andara, si gadis pecinta novel. Pertemuan keduanya diawali saat mereka sama-sama dihukum karena terlambat. Pada pertemuan pertama itu Salsa memang tidak ped...