09

36 32 2
                                    

Happy reading.....💗

****

Sinar mentari pagi ini menandakan bahwa hari ini akan menjadi hari yang cerah. Salsa duduk di tepi kasurnya dengan setelan seragam sekolah yang sudah ia kenakan sejak beberapa menit lalu. Mengikat tali sepatunya dan yah itu langkah terakhir ia hanya perlu mengambil tasnya lalu keluar kamar untuk ikut sarapan pagi ini. Tidak seperti biasanya yang segera keluar kamar saat telah selesai bersiap Salsa justru diam dengan tatapan kosong ke depan. Yang ada dalam pikirannya sekarang adalah olimpiade kemarin, berjalan dengan lancar dengan hasil Salsa meraih juara 2. Usahanya belajar bersama Anggara tidak sia-sia rupanya. Ia menoleh ke nakas dan melihat foto dirinya yang dipeluk oleh seorang pria paruh baya. Tentu saja itu ayahnya, Salsa kecil yang selalu manja pada ayahnya. Salsa berjalan mendekat dan mengambil foto itu, menatap lekat foto yang kini ada ditangannya. Ia merindukan ayahnya, andai ayahnya disini maka ia akan memberitahukan kabar gembira pagi ini. Ditugaskan di luar kota membuat ayah Salsa harus jauh dari keluarga kecilnya. Salsa rindu saat ayahnya pulang dan ia akan diajak jalan-jalan mengelilingi kota.

Suara pintu yang dibuka secara tiba-tiba membuat Salsa terlonjak kaget dan tersadar dari lamunannya.

"Dek cepet mau telat lu?" Itu abang Salsa ternyata.
"Iya bang bentar." Salsa meletakkan kembali foto itu diatas nakas lalu ia menyambar tas yang tergeletak di atas kasur kemudian berjalan mengekori abangnya.

****

Berjalan santai di koridor sekolah yang cukup ramai dengan pandangan lurus ke depan. Hari ini hanya akan berjalan seperti biasa, Salsa tak mengharap akan ada hal spesial cukup ia tidak mengalami masalah itu sudah membuatnya merasa beruntung.

"Ka Salsa." Salsa berhenti saat seorang siswi berdiri di depannya sekarang.
"Iya?" Salsa melirik sekilas badge kelas siswi ini dan ternyata dia adik kelas.

Gadis itu memberikan sebuah kotak hadiah padanya, Salsa mengambilnya dengan hati-hati, gadis itu tersenyum.
"Tolong kasih ke ka Anggara ya ka?! Bilangin selamat karena udah menang di olimpiade kemarin." Ucap gadis itu.
"Oh, kenapa gak langsung kasih aja?" Salsa terlalu percaya diri karena menganggap hadiah ini untuknya.
"Enggak kak aku malu." Gadis itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Ok nanti gue kasih." Salsa melanjutkan langkahnya tanpa menunggu ucapan selanjutnya dari gadis itu.

Beberapa langkah dan Salsa kembali mendapat hadiah, sepanjang perjalanan banyak yang memberinya hadiah. Tapi itu bukan untuknya, melainkan hanya titipan untuk Anggara.

"Kenapa sih? Perasaan gue juga menang bukan cuma Anggara doang, ya meskipun gue cuma juara 2 sih." Gerutu Salsa di perjalanan dengan beberapa kotak hadiah di tangannya.

"Cacaaa...." Salsa menoleh, ia merasa terpanggil, dan yang ia lihat sekarang orang yang mungkin ia kagumi akhir-akhir ini mendekat padanya.
"Ka leon, kenapa kak?" Tanya Salsa.
"Selamat yah," Leon mengulurkan tangannya dan disambut oleh Salsa.
"Nih dari kaka, gak seberapa sih tapi ya terima aja yah." Leon memberikan kotak hadiah pada Salsa lalu tersenyum.
"Makasih ka." Salsa balas senyum.
"Yaudah kaka masuk yah?" Pamitnya dan hanya dibalas anggukan oleh Salsa.

Setelah kepergian Leon Salsa berfikir, Leon tadi memanggilnya Caca? Apa ia tak salah dengar? Apa nama itu akan ia dengar lagi selanjutnya? Atau hanya kebetulan saja?

Salsa kembali melanjutkan perjalanannya. Sampai di kelas banyak anak-anak yang memperhatikannya.

"Agar agar nih buat lu." Salsa meletakkan semua kotak hadiah yang ia bawa di depan Anggara.
"Waw baik bener lu ngasih gue hadiah sebanyak ini, padahal gue cuma punya satu buat lu, nih." Anggara memberikan kotak hadiah yang cukup besar pada Salsa.
"Itu bukan dari gue tapi dari para fans lu." Ucap Salsa lalu ia mengambil kotak hadiah pemberian Anggara, "Makasih agar agar." Salsa duduk di bangkunya.

"Yang dari lu yang mana?" Anggara melihat satu persatu kotak hadiahnya.
"Gak ada." Jawab Salsa santai.
"Gue udah kasih buat lu padahal." Anggara memasang muka kesal.
"Gue gak sempet cari hadiah, hadiahnya tar pulang sekolah gue traktir bakso mang Aji aja yah?" Tawar Salsa.
"Ok lah gak papa." Jawab Anggara datar.

Anggara membuka kotak hadiahnya satu persatu.
"Waw gue dapet coklat juga." Mendengar itu Salsa langsung menoleh dan menyambar coklat yang dipegang Anggara.
"Buat gue yah? Lu jangan banyak makan coklat tar gigi lu sakit." Salsa memasukkan coklat itu dalam tas nya.
"Heh lu kira gue anak kecil digituin?" Kesal Anggara.
"Hehehe....gak papa yah buat gue?"-Salsa.
"Iye dah ambil sono." Anggara kembali membuka kotak hadiah selanjutnya.

5 coklat yang Anggara dapatkan pagi ini dan semua masuk dalam tas Salsa. Jangan salahkan Salsa, salahkan Anggara yang memilih membuka hadiah di depan Salsa. Coklat adalah kesukaan Salsa, jadi jangan pamer coklat pada Salsa atau ia akan merampasnya.

Hening antara keduanya, Salsa sibuk memakan coklat sedangkan Anggara sibuk dengan ponselnya.

"Salsa." Panggil seseorang.
"Erin? Kenapa?" Salsa senang karena Erin kesini.
"Gue denger lu menang yah, selamat yah." Erin memeluk Salsa.
"Eh awas ini gue pegang coklat." Erin sontak melepas pelukannya.

"Dasar cewek kalo ketemu heboh." Gumam Anggara pelan namun dapat Salsa dengar.
"Iri lu?" Tegur Salsa.
"Idih kagak." Salsa memberikan tatapan sinis pada Anggara.

"Sa, lu ama dia tiap hari gitu?" Bisik Erin pada Salsa dan hanya dibalas anggukan oleh Salsa.
"Eh sa ini buat lu." Erin menyodorkan sebuah kotak berukuran sedang pada Salsa.
"Makasih Erin." Salsa tersenyum dan mengambil kotak itu.
"Iyah, yaudah gue balik yah?" Pamit Erin.
"Iya sana."
Erin memeluk Salsa lagi dan kemudian berjalan meninggalkan kelas Salsa.

****


Ting...

Agar agar rasa hambar
|Gue tunggu di parkiran
13.02
Read

"Gue kira lupa nih anak." Salsa memutar bola matanya malas lalu berjalan menuju parkiran sekolah.

Diparkiran.

"Ayo cepet!" Ucap Salsa ketus.
"Lah lah kenapa lu?" Tanya Anggara yang duduk diatas motornya.
"Kenapa apanya? Gue mau cepet pulang." Jawab Salsa.
"Yaudah ayo naik." Anggara menyodorkan helm pada Salsa, tanpa protes Salsa mengambil lalu memakainya kemudian duduk di jok belakang motor Anggara.

Anggara menoleh ke belakang saat ia selesai mengenakan helm full face nya.
"Mbak turun!" Perintahnya pada Salsa, Salsa bingung namun ia segera menuruti .
"Kenapa?" Tanyanya pada Anggara.
Anggara melepas jaketnya, "Nih pake biar boncengannya aman." Salsa mengambil jaket yang diberikan oleh Anggara.

"Hah? Maksudnya?" Salsa masih bingung, sedetik kemudian Anggara mengambil kembali jaket itu dan melingkarkannya di pinggang Salsa.
"Gini aja gak paham." Gumam Anggara.

Salsa hanya diam, "ayo naik lagi!!" Salsa menuruti tanpa komentar.

Motor CBR 150R dengan warna merah milik Anggara membelah jalanan di Jakarta. Salsa hanya diam tanpa suara, menoleh kanan dan kiri menikmati pemandangan setiap jalan yang mereka lewati. Namun Salsa menyadari sesuatu, "kita mau kemana? Kan gue bilang mau ditraktir baksonya mang Aji." Salsa mengeraskan suaranya agar Anggara dapat mendengarnya.

"Emang warungnya dimana?" Tanya Anggara.
"Gak jauh dari sekolah, di perempatan sebelum sekolah, samping apotek." Jawab Salsa.
"Kenapa gak bilang tadi?" Anggara menghentikan motornya.
"Ya maaf gue gak fokus." Jawab Salsa pelan.
"Baru gue pakein jaket di pinggang aja udah ilang fokus lu." Celetuk Anggara, kemudian ia melajukan kembali motornya kembali ke arah menuju sekolah.

Yuhuuuu maaf yah authornya lagi mager wkwkwk
Jangan bosen baca ok
Votmentnya ditunggu hehehe
Gomawo and saranghaeyo 💗💗

ANGGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang