31 [EXTRA LONG]

1.5K 103 3
                                    

Malam ini begitu dingin sehingga berpergian menggunakan motor bukanlah ide yang baik. Jef mengeluarkan Ferrari nya sambil membawa beberapa perkakas. Bella tidak tahu itu alat apa tetapi saat ia bertanya pada Jef, lelaki itu tak menjawabnya sama sekali. Ia hanya tersenyum pada Bella.

"Aku ingat saat kita terakhir kali keluar ke hutan. Kau membawa teleskop tetapi kau belum selesai menunjukkan bintang - bintangnya padaku."

"Oh, itu saat kau masih mengira aku seorang gay."

"Aku minta maaf." Sahut Bella cepat sambil tertawa.

"Boleh aku bertanya ?"

"Silahkan." Jef menaikkan kedua bahunya.

"Dulu kau sering menciumku. Apakah gaya bercandamu memang seperti itu ? Maksudku, apakah kau memperlakukan semua wanita seperti itu ?" Tanya Bella hati - hati namun terdengar sangat berani. Jef tersenyum miring sambil menahan tawanya.

"Apa kau cemburu ?"

"Bila sampai sekarang kau masih suka melakukannya pada wanita lain, maka iya, tentu saja aku marah." Ujarnya lugas.

"Tetapi aku tidak pernah mencium wanita seperti itu kecuali aku benar - benar menyukainya."

"Kau mencoba merayuku." 

"Bilang saja kau takut aku mencium wanita lain karena kau sangat menyukaiku." Sahut Jef dengan bangganya.

"Memang." 

Sedetik kemudian tawa Jef mengudara disana. Bella berpura - pura marah padahal perempuan itu juga menahan tawanya. Jef mengelitiki pinggang Bella yang membuat perempuan itu spontan tertawa lepas.

***

Bella mengikuti langkah Jef dengan tangan yang saling menggenggam. Ia tidak tahu kemana Jef membawanya. Yang jelas, Jef menghampiri sebuah gedung gelap dengan pintu yang sempit. Mereka melewati lorong yang berbelok - belok dengan pencahayaan yang minim, membuat Bella merinding seketika.

"Sayang kita akan kemana ?"

"Sebentar lagi kita akan sampai." Ujar Jef menenangkannya. Tepat di ujung belokan lorong yang terakhir, ia melihat sebuah pintu berwarna biru. Jef melangkah menghampirinya sambil memastikan bahwa Bella tetap berada dalam genggamannya. Ia membuka pintu tersebut kemudian semua orang yang berada disana spontan menatapnya.

"Ya Tuhan, ku kira siapa yang datang." Seorang lelaki bertubuh besar gelap mendatangi Jef.

"Aku sudah lama sekali ingin kemari tetapi pekerjaanku selalu menahanku."

"Jefrio Moresetto disini !" Seorang lelaki berambut pirang berteriak begitu saja, membuat mereka semua tertawa. Bella tetap bersembunyi di balik punggung Jef karena dia sangat asing dengan semua lelaki tersebut. Totalnya tujuh orang dan dia adalah perempuan satu - satunya di tempat ini.

"Wohooo ada yang membawa perempuan kemari." Lelaki yang sedang membawa gitar di sofa menggodanya. Bella hanya tersenyum kecil agar ia terlihat tidak gugup menghadapi mereka.

"Dia pacarku, Isabella." Ujar Jef dengan lugas, membuat kupu - kupu di perut Bella berterbangan karena Jef mengenalkannya di depan teman - temannya.

"Lihat ! Akhirnya dia memiliki kekasih." Spontan semua orang tertawa mendengar lelucon itu.

"Rahasiakan, oke." Jef mengedipkan sebelah matanya kemudian kembali melangkah masuk, membawa Bella menuju sebuah ruangan yang tidak terlalu besar namun lebih privat baginya karena tak ada seorangpun disini. Jef menutup pintunya sementara itu Bella langsung mengamati ruangan tersebut dengan detail.

BAD GAMES : A New Chapter of JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang