36

1.1K 94 10
                                    

"Sayang aku baru saja akan menyusulmu." Jef menyambutnya dengan hangat namun apa yang ia lihat berbanding terbalik dengan ekspetasinya. Bella datang dengan mata berkaca - kaca, membendung kemarahannya disana sambil mendatangi Jef dengan emosi.

"Siapa perempuan yang bersamamu di bar malam itu ?"

"Sudah ku bilang, aku bersama Stacey disana." Jef masih berusaha tenang walaupun ia sendiri sebenarnya terkejut saat Bella menanyakan kembali perihal itu.

"Kau berbohong padaku. Katakan saja siapa perempuan tersebut, aku yakin dia bukan orang baru karena kau tidak akan bergaul dengan orang yang belum kau kenal"

"Apa yang kau bicarakan sebenarnya ?"

"Katakan padaku siapa yang tertawa denganmu malam itu ! Siapa yang menggenggam tanganmu ! Siapa perempuan berambut pirang yang berani bersandar di wilayahku !" Bella berteriak keras seketika. Jef terbungkam mendengar semua amukan Bella padanya. Jef tahu apa maksud Bella, perempuan itu pernah berkata bahwa setiap jengkal dari tubuhnya adalah wilayah Bella. Jef memejamkan matanya sesaat, tidak ingin menjawab pertanyaan Bella namun apa yang didengar Jef justru suara tawa perempuan itu yang nyaring.

"Seorang lelaki jantan akan berkata jujur dengan berani." Bella mengejeknya.

"Anastasia. Malam itu aku tidak sengaja bertemu dengan Anastasia dan kami hanya mengobrol." Sahut Jef cepat dan lugas. Giliran Bella yang terkejut saat ini karena ia masih ingat dengan jelas siapa Anastasia dalam kehidupan Jef.

"Kau bermesraan dengan mantan pacarmu ? Yang benar saja." Perempuan itu mengusap wajahnya sendiri. Sedetik kemudian ia lari menuju tangga dengan emosi yang sudah berada di ujung. Jef mengejarnya dengan cepat karena firasatnya mengatakan bahwa hal buruk akan terjadi.

Bella mengambil tas kecilnya yang berisi dokumen - dokumen pribadinya. Ia melepas bajunya dengan cepat kemudian menggantinya dengan dress panjang semata kaki. Ia benar - benar kecewa dengan ketidakjujuran Jef yang menurutnya tak dapat ditoleransi lagi.

"Apa yang kau lakukan !" Jef mencengkeram lengannya kuat - kuat namun Bella lebih kuat lagi saat itu.

"Lepaskan aku ! Jangan pernah bertemu denganku lagi !"

"Apa yang kau bicarakan ? Kau tidak akan kemana - mana tanpaku !" Emosi Jef naik dengan drastisnya. Ia berusaha menahan tubuh Bella namun perempuan itu menghempaskan Jef kuat - kuat sehingga tubuh lelaki itu terpelanting di atas kasur. Bella sudah akan pergi tetapi mata mereka sempat bertatapan beberapa saat, seakan ada sesuatu yang tertinggal disana.

"Kita selesai." Ujarnya pelan, menusuk Jef tanpa aba - aba sama sekali.

"Ku kira kau mencintaiku." Suara Jef bergetar disana.

"Memang. Sebelum aku tahu bahwa kau menatap perempuan lain sama seperti kau menatapku."

Bella keluar dari kamar Jef dengan air mata yang bercucuran di pipinya. Jef masih sempat diam untuk memproses ucapan Bella sebelum ia bangkit menyusul perempuan tersebut. Ia berlari sekuat tenaga untuk menghentikan Bella yang telah berada di luar rumahnya.

"Sayang kita bisa membicarakannya lagi, oke ? Kau sedang marah dan kau tidak serius dengan ucapanmu." Jef memohon - mohon di belakang Bella namun perempuan itu tak menggubrisnya sama sekali. Ia tetap berjalan cepat, semakin jauh meninggalkan area rumah Jef.

"Sayang, dengarkan aku."

"Berhenti memanggilku dengan sebutan itu karena aku bukan kekasihmu lagi !" Bella menoleh sambil membentak Jef keras - keras, membuat Jef terkejut seketika.

BAD GAMES : A New Chapter of JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang