26

1.3K 112 10
                                    

Angin di Sisilia tidak terlalu dingin, setidaknya itu yang membuat Bella nyaman berada disini. Ia duduk di taman belakang sambil berpikir mengenai Jef. Tentu saja lelaki itu selalu memenuhi kepalanya karena ia sudah pergi selama seminggu tanpa meninggalkan kabar sama sekali. Bella sudah berhenti menghubunginya karena Jef memang sulit untuk dihubungi.

"Bella..." Seorang wanita meremas bahunya pelan, membuat perempuan itu spontan menoleh terkejut.

"Nyonya Batterfield ? Kau juga datang ?"

"Sudah kubilang, panggil aku Jasmine. Dan tentu aku datang." Wanita itu mengeluarkan rokoknya kemudian memantiknya dengan api. Ia menghisap pelan lalu mengembuskan asapnya perlahan.

"Apa yang kau lakukan disini ?" Tanyanya membuka topik pembicaraan.

"Tuan Alano menyuruhku kemari untuk menggantikan Tuan Jefrio yang berhalangan hadir." Bella masih ingat bahwa ia belum tahu keputusan Jef, apakah hubungan mereka boleh dipublikasikan atau tidak. Itu sebabnya ia menambahkan kata 'tuan' di depan nama Jef.

"Maksudku bukan itu, tetapi mengapa wajahmu seperti banyak beban, entahlah. Tetapi benar, Jef tidak datang. Itu juga menyebalkan sekali menurutku."

"Mengapa menjadi menyebalkan bila Jef tidak datang ?" Bella tersenyum sambil mengalihkan pembicaraan agar Jasmine tidak mengungkit pertanyaan pertamanya tadi.

"Aku yakin ia telah memberitahumu apa yang kulakukan bila aku datang ke Italia. Sayangnya aku tidak bisa apa - apa disini karena biasanya Jef yang mengaturnya dan sekarang dia tidak disini." Jasmine memiringkan bibirnya lalu menghisap rokoknya lagi.

"Aku bisa mengaturkannya untukmu, tenang saja. Aku pandai melakukan hal - hal seperti itu." Bella mengedip pelan kemudian mereka tertawa.

"Apa yang kau lakukan disini malam - malam ? Bukankah lebih nyaman tidur ?"

"Kau sendiri ?" Jasmine membalikkan pertanyaannya kemudian tertawa.

"Aku bercanda. Aku berencana tidur di pagi hari agar aku bisa bangun menjelang sore sehingga aku tidak perlu bertemu dengan Alano atau punggawanya yang lain." Imbuhnya cepat.

"Mengapa kau terlihat tidak menyukai Alano ?" Tanya Bella dengan hati - hati.

"Aku sudah pernah memberitahumu saat di hotel kan ? Dia sebenarnya baik hanya saja aku malas bertemu dengannya. Entah mengapa aku sebal saat melihat wajahnya."

Bella tertawa mendengar ucapan wanita itu. Jasmine terdengar sangat menjiwai di setiap ucapannya, membuat Bella ikut merasakan apa yang ia rasakan. Ia menegak birnya sedikit kemudian menimpali ucapan Jasmine.

"Itu tidak beralasan sama sekali."

"Aku tahu, aku memang begini. Mungkin aku terlalu marah padanya saat aku tahu ia sudah menghamili Marybel. Ingin kucekik rasanya."

"Mereka saling mencintai."

"Bella saat itu Marybel masih sangat muda. Aku merasa ia belum yakin dengan apa yang ia inginkan sendiri. Aku hanya takut ia membuat pilihan yang salah." Jasmine menaikkan kedua alisnya lalu mematikan rokoknya yang masih tersisa setengah.

"Sudah, aku tidak ingin membicarakan Alano. Aku ingin minum." Jasmine mengambil gelas yang masih tertelungkup kemudian membaliknya. Ia menuangkan birnya sendiri lalu menegaknya dalam - dalam. Bella menggeleng pelan melihat wanita paruh baya itu sepertinya tampak stress disini.

"Jasmine apakah tidak ada yang bisa datang kemari selain dirimu ? Maksudku, bila kau tidak ingin datang seharusnya kau tidak perlu kemari. Kau tampak stress disini." Ujarnya hati - hati.

BAD GAMES : A New Chapter of JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang