4

2.3K 145 8
                                    

"Aku melihat Isabella Khiels masuk ke rumah minimalis bertingkat. Ada wanita paruh baya menyambutnya, ia tampak girang. Isabella tertawa kemudian memeluknya. Mereka masuk tetapi aku masih bisa melihat mereka dari jendela. Bella tampak sibuk dengan ponselnya sedangkan wanita satunya membawakan minuman. Satu lagi, mereka tidak mirip sama sekali."

"Mungkin bibinya." Alano memberi komentar singkat pada rekaman suara yang dimainkan Jefrio. Lelaki itu tiba - tiba saja datang ke Bergamo seorang diri. Untung saja Jef sudah lebih dulu mengamankan Jasmine dari sepengetahuan Alano.

"Aku tidak peduli dia siapanya Bella, tetapi mengapa Bella membohongiku bahwa Nyonya Saunders sakit kepala ?"

"Jef kau terlalu detail dalam menilai seseorang. Mungkin saja wanita tua itu yang membohongi Bella agar ia cepat pulang. Banyak kemungkinan."

"Benar juga." Sahut Jef pelan.

Alano berjalan pelan menghampiri brankas di ujung ruangan Jef. Brankas yang ia datangi adalah brankas yang sama tempat Bella meletakkan berkas - berkas penting. Alano meraba pintu besi yang dingin dan kokoh tersebut. Ia tahu, hanya sidik jari Jef yang bisa membuka pintu tersebut.

"Ada apa Al ?" Jef mengawasi dari jauh. Alano berbalik dengan senyum yang tak bisa dideskripsikan.

"Marybel ingin membuka Moresetto Claws di New York. Ia membujukku berulang kali."

"Dia pasti ingin menggunakan kesempatan itu untuk mencari sesuatu yang tertinggal disana. Christina, siapa lagi." Jef mengedip cerdas.

"Al, semua terserah padamu."

"Aku rasa aku akan menurutinya. Omong - omong, bagaimana kinerja Bella disini ?" Alano membelokkan topik pembicaraan tiba - tiba. Jef menaikkan satu alisnya lalu menurunkannya lagi dengan cepat.

"Di luar ekspetasiku. Dia sangat pandai. Aku akan betah dengannya karena kami berteman dekat sekarang."

"Berteman ?" Alano mengernyitkan keningnya. Seumur hidup ini adalah kali pertama ia mendengar Jef berteman dekat dengan perempuan.

"Bella berpikiran luas. Aku senang saat ia selalu bisa memahami jalan pikiranku." Ujarnya sambil membaca beberapa berkas.

"Bella memang paling cerdas di antara Lost Angels lainnya, setidaknya menurutku."

Sedetik kemudian pintu diketuk dan Bella muncul dari sana.

"Tuan Jefrio ada panggilan penting dari manajer Bank Moresetto. Katanya penting. Apakah aku bisa menyambungkannya pada teleponmu ?" Suaranya sangat halus, hingga membuat Jef menahan tawanya.

"Kau tidak pernah memanggilku dengan sebutan 'Tuan' sebelumnya. Kau selalu memanggilku Jef, dan sekarang tiba - tiba kau begini. Apa karena ada Alano disini ?" Cetus Jef tepat sasaran, membuat Bella menahan malu kemudian menutup pintu dengan cepat. Alano tertawa lepas saat perempuan itu benar - benar menghilang. Ia bahkan belum sempat masuk.

"Jangan percaya dengan nada bicaranya yang lemah lembut. Aku tahu betapa gilanya dia saat mabuk." Jef juga ikut tertawa lalu mengangkat ganggang teleponnya.

"Jefrio Moresetto disini. Dalam waktu semenit aku tidak mendengar ada sesuatu yang sangat penting maka aku akan langsung mematikan panggilannya." Nada bicara lelaki itu tiba - tiba berubah drastis, membuat Alano spontan meliriknya. Sudah bukan rahasia lagi bila Jef adalah orang yang sangat menghargai waktu karena menurutnya waktu adalah uang.

Alano memperhatikan raut wajah Jef saat mendengarkan panggilan tersebut. Ia menghitung dalam hati dan ini sudah lebih dari semenit namun Jef tak mematikan panggilannya, maka ini memang benar - benar penting.

BAD GAMES : A New Chapter of JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang