16

1.6K 129 1
                                    

Bella tidak bisa terpejam malam itu. Percakapannya dengan Jef selalu terngiang - ngiang di kepalanya. Ini sudah pukul tiga dini hari tetapi ia tak kunjung bisa mencapai keputusan yang akan ia ambil. Semuanya ada di dalam kepalanya sendiri.

Jauh di dalam hatinya, ia sangat mencintai Jef. Bella sendiri tidak sadar sejak kapan ia masuk dalam setiap mantra yang diucapkan Jefrio Moresetto. Lelaki itu memberi perasaan baru dalam dirinya, perasaan yang rindu akan kelembutan seorang lelaki dalam hidupnya. Lelaki itu menawarkan sebuah candu yang sangat nyata bagi Bella. Perempuan itu bahkan masih bisa merasakan lidah Jef di lehernya.

"Mengapa Jef harus begitu tampan !" Bella menggerutu sendiri.

"Dia benar - benar iblis !" Dipukulnya bantal yang sedang ia pegang sekarang. Benar benar keparat.

Sementara itu Jef terdiam di paha Georgina. Lelaki itu sudah akan menghabiskan sebotol bir sendirian sebelum Georgina terbangun dan melihatnya. Wanita paruh baya itu terkejut melihat Jef pulang dengan keadaan berantakan. Iya, ia tahu Jef memang begitu tetapi anak laki - lakinya itu tampak kacau sekali. Entah apa yang terjadi dengannya.

"Jef apa kau mau cerita padaku ?"

Lelaki itu menggeleng sambil melamun. Georgina menghela nafasnya pelan sambil mengusap - usap rambut Jef.

"Kau tahu hidup tidak selalu mudah kan ?"

"Aku tahu." Sahut Jef singkat.

"Lalu apa yang sedang dipikirkan oleh kepala cerdas ini ?"

"Entahlah, semuanya menyebalkan." Georgina tertawa pelan lalu mencubit pelan pipi Jef.

"Mama aku sudah 30 tahun !" Lelaki itu menggerutu saat Georgina mencubit pipinya.

"Dan kau masih tetap seperti Jef saat berusia sepuluh tahun. Kau menggemaskan."

"Ini sebabnya aku tidak bisa berlama - lama dekat denganmu. Kau sangat usil."

"Hei bila tidak ada aku, kau akan kesepian disini."

"Terima kasih sudah memahamiku." Jef mengambil tangan Georgina kemudian menciumnya. Wanita itu tersenyum karena Jef selalu bisa mengambil hatinya.

"Jef apapun yang terjadi, jangan menyerah. Aku masih ingat aku dulu hampir mati karena melahirkanmu, jangan sia - siakan nyawamu oke ?"

"Baiklah baiklah." Sahut Jef dengan nada menggerutunya.

"Kau tahu aku sangat bangga padamu. Saat semua orang mengagungkan Alano, aku tidak melakukannya sama sekali karena aku lebih bangga padamu. Kau jauh lebih cerdas daripada si tubuh kekar itu. Hanya saja dia beruntung karena terlahir sebagai mafioso."

"Mama, kau selalu kesal dengan mereka semua. Aku rasa kau tidak menyukai siapapun di Keluarga Moresetto sehingga apapun yang mereka lakukan akan tampak salah bagimu."

"Memang." Timpal Georgina dengan cepat.

"Aku sangat beruntung bisa lepas dari keluarga tidak jelas itu."

"Dan aku sangat beruntung terlahir sebagai anakmu. Dengan begitu aku memiliki banyak kesempatan untuk menjadi apa yang kuinginkan. Tidak fokus menjadi mafia seperti Alano."

"Aku senang kau paham dengan pikiranku. Aku hanya tidak bisa melihatmu menjadi salah satu di antara mereka. Itu sebabnya dulu aku membawamu lari ke Inggris." Bibir Georgina bergetar seiring dengan naiknya emosi wanita itu. Jef tahu bila ibunya sudah membahas masalah ini, ia selalu berakhir dengan air mata."

"Mama..." Jef bangkit lalu memeluk wanita tersebut.

"Jangan ingat masa - masa itu lagi oke ? Kita berjanji akan berdamai dengan masa lalu." Jef memelankan suaranya.

BAD GAMES : A New Chapter of JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang