5

2.2K 137 3
                                    

Jef memutuskan untuk berpesta di ruangannya saat semua orang sudah kembali. Ia bahkan lupa tak mengundang Alano. Lelaki itu terlalu asik dengan kartu - kartunya dengan seorang wanita setengah mabuk yang berada di depannya.

"Sialan !" Jef mungumpat saat Bella mengeluarkan kartu 'stop' lalu ia mengeluarkan kartu terakhirnya dan permainan berakhir.

"Apakah aku sudah jago berjudi ?" Ceracau Bella sambil tertawa.

"Tidak ada judi menggunakan kartu UNO."

"Ahsss... Bilang saja kau kesal karena aku menang lagi." 

"Baiklah, kau sudah banyak minum. Kau mabuk." Jef berniat memindahkan kaki perempuan itu namun sayangnya bajunya tersingkap hingga Jef bisa melihat sesuatu disana. Jantung lelaki tersebut berdegub kencang saat melihat sesuatu membayang dari dada Bella. Perempuan itu tak mengenakan bra.

"Jef aku ingin mengecat rambutku dengan warna lain. Aku akan mengecatnya !" 

"Bella kau mabuk."

"Aku tidak mabuk." Perempuan itu merebahkan badannya dengan sempurna di sofa dengan tawa yang melengking. Beberapa detik kemudian ia terkapar sempurna sehingga kesadarannya menghilang.

"Seharusnya aku tidak mengajaknya minum sampanye." Gumam Jef dalam hati.

"Jef ? Bella ?"

"Al ? Aku kira kau sudah kembali ke Sisilia." Kedua lelaki itu sama - sama terkejut saat bertemu dengan keadaan yang kurang pas. Alano segera mengalihkan pandangannya saat ia melihat baju Bella tersingkap cukup tinggi. Jef spontan menurunkan baju Bella agar kembali dalam posisi semula.

"Apa yang kau lakukan disini bersama Bella ?"

"Kami minum sampanye dan bermain UNO."

"Kau bercanda ?" Cetus Alano dengan cepat mengingat apa yang dikatakan Jef terlihat tidak mungkin. Dua orang dewasa bersama dalam keadaan sendirian, rasanya sangat janggal.

"Tanyakan saja pada Bella nanti ketika ia sadar. Aku memang sering minum alkohol bersamanya." Jef membela dirinya sendiri saat Alano meragukan jawabannya, seakan ia akan melakukan sesuatu dengan Bella.

"Baiklah aku kemari hanya untuk berpamitan padamu. Aku akan kembali ke Sisilia."

"Hanya sehari saja ? Apa yang terjadi sebenarnya Al ? Kau bertengkar dengan Marybel ?" Jef mendekat padanya dengan guratan di keningnya.

"Pikiranku sedang penuh dan aku ingin suasana yang berbeda."

"Al, ada apa ? Kau bisa cerita padaku." Ujar Jef pelan namun mendalam. Alano melipat bibirnya ke dalam sambil berpikir.

"Kau tahu Tobias Rhodcaster ?"

"Pemilik perusahaan minyak di Timur Tengah kan ?" Jef menebaknya dengan mudah dan dijawab anggukan oleh Alano.

"Ia mengunjungi Sisilia seminggu yang lalu. Ternyata ia mengenal Marybel. Mereka tampak akrab. Aku berusaha menahan emosiku tetapi aku kehilangan kendali saat ia berani mendekati Marybel dan membisikkan sesuatu di telinganya. Marybel tertawa dan itu yang membuat aku memukul Tobias."

Jef terdiam mendengarnya.

"Aku cemburu, Jef." Alano menoleh dengan tatapan sedihnya.

"Lalu bagaimana reaksi Marybel ?"

"Ia marah padaku, tentu saja. Kami berdebat cukup panjang, sayangnya perdebatan itu tidak menghasilkan apapun."

"Kau cemburu karena Tobias menggoda istrimu. Al aku tidak ahli masalah wanita tetapi kau harus pulang. Katakan dengan kepala dingin bahwa kau mencintainya. Katakan saja, aku yakin Marybel bisa memaafkan emosimu. Kalian punya cinta."

BAD GAMES : A New Chapter of JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang