15

1.6K 122 2
                                    

Jef memperhatikan Bella dari sudut - sudut matanya. Tiba - tiba saja perempuan itu diam seribu bahasa. Ia sudah mengunci mulutnya dan menghindari Jef selama dua hari ini. Lelaki itu tahu bahwa Bella sedang dalam dilema. Ia menyaksikan kejadian dua hari yang lalu, dimana salah satu wanita yang dekat dengan Jef datang sambil menangis. Bella pasti terngiang - ngiang akan hal tersebut. Jef peka dengan perasaan Bella bahwa perempuan itu mulai menyukainya. Dan hal itu yang membuat Jef juga berada dalam dilema.

"Bella bacakan agendaku untuk besok." Ujar Jef tanpa menoleh. Bella juga demikian. Ia fokus membuka buku catatannya lalu membacanya.

"Tidak ada, kau kosong besok."

"Akhirnya aku punya waktu istirahat." Jef menyandarkan tubuhnya pada kursinya. Tak ada tanggapan apapun dari Bella, membuat Jef sadar bila perempuan itu berusaha mengabaikannya.

"Apakah kau ada rencana malam ini ?"

"Aku akan pergi belanja dengan Nyonya Saunders."

"Malamnya lagi ?"

"Aku tidur." Sahut Bella singkat.

"Baiklah. Aku tadi akan mengajakmu untuk minum." Jef menaikkan kedua bahunya.

"Aku pulang." Bella berpamitan pada Jef tanpa menghampiri lelaki itu sama sekali. Ia sudah menenteng tasnya tetapi tiba - tiba Jef menginterupsinya.

"Ada apa denganmu ? Apa aku berbuat kesalahan ?"

Bella berhenti di tempatnya dengan rahang menegas. Tangannya mengepal erat - erat. Ia membalikkan badan kemudian tersenyum.

"Jef, aku ingin mengatakan sesuatu padamu. Maaf mencampuri urusan pribadimu tetapi kau tidak boleh memperlakukan wanita seolah - olah kau menyukainya." Ujar Bella pelan, namun berani.

"Perasaan wanita... Perasaan wanita sangat sensitif." Imbuhnya.

Jef bangkit dari kursinya sambil menatap Bella serius.

"Satu hal yang harus kau tahu, aku memang baik kepada semua orang. Idealnya, bila seseorang memperlakukanmu dengan baik, kau akan menghormati orang tersebut. Bukannya jatuh cinta." Jef membalikkan ucapan itu dengan cerdas, membuat Bella seketika meluap dengan ucapan lelaki tersebut. Ia merasa dibohongi oleh sikap Jef selama ini padanya.

"Kau baik dengan semua orang ? What the fuck." Bella tertawa tak percaya.

"Itu artinya kau memeluk setiap wanita yang dekat denganmu, kau minum dengannya, kau mengelus rambutnya, kau bahkan menciumnya, begitu maksudmu ?"

"Apa yang kau bicarakan sebenarnya ?"

"Jef aku bicara berdasarkan bagaimana kau memperlakukan aku. Kau juga memperlakukan wanita kemarin demikian ? Atau setiap wanita kau perlakukan demikian ?" Bibir Bella bergetar sendiri. Jef tersenyum sarkasme sambil menggeleng.

"Apa kau juga meniduri mereka ?"

"Jaga ucapanmu, aku tidak tidur dengan siapapun." Tandasnya dingin.

"Kau terlalu mencampuri urusanku, Bella." Imbuhnya.

"Karena kau yang memancingku untuk melakukannya." Bella membalikkan ucapan tersebut. Ia melipat bibirnya ke dalam, tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Bella melangkah pergi dengan hati yang patah. Dan Jef yang telah mematahkannya.

***

Semenjak perdebatan sore itu, Jef dan Bella tak lagi bertegur sapa. Mereka bicara seperlunya saja. Jef sibuk dengan urusannya sendiri sementara itu Bella tidak mempedulikannya. Ia lebih memilih menyibukkan dirinya dengan pergi ke salon. Ia sudah mengenal Bergamo lebih detail sehingga perempuan itu berani keluar dengan jarak yang jauh menuju pusat perbelanjaan kota.

BAD GAMES : A New Chapter of JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang