13

1.8K 128 6
                                    

Jef sedang serius membaca saat Bella tiba - tiba datang mengagetkannya. Perempuan itu tertawa lebar melihat Jef terkejut walaupun lelaki itu tidak bersuara sama sekali. Jef hampir melemparkan ponselnya pada Bella karena lelaki itu kesal. Semua pesan yang ditulisnya terhapus sehingga ia harus menulis dari awal lagi.

"Aku bercanda, aku..." Bella tertawa lagi sambil menghindar dari Jef.

"Bila kau menggangguku lagi, maka aku akan..."

"Apa ? Akan apa ?" Perempuan itu menantangnya.

"Aku akan menenggelamkanmu di kamar mandi."

"Tidak mungkin." Bella menjulurkan lidahnya. Sedetik kemudian Jef mencengkeram lengan Bella kuat - kuat lalu menarik perempuan itu menuju kamar mandi. Bella mempertahankan dirinya dengan tawa yang mengudara kemana - mana. Jef kesulitan menarik Bella karena perempuan tersebut lebih kuat dari perkiraannya. Saat Bella membiarkan tangannya tertarik oleh Jef, ia tiba - tiba saja menggapai leher lelaki itu kemudian menariknya balik sehingga mereka terjungkir di kasur. Bella sudah akan bangkit untuk kabur tetapi Jef mengunci kakinya sehingga ia tidak bisa bergerak.

"Mau kemana kau ?" Jef terengah - engah.

"Lepaskan aku sekarang atau aku akan menendang selangkanganmu." Ancam Bella karena lututnya tepat berada di bawah kejantanan Jef. Lelaki itu tertawa pelan di bahu Bella.

"Aku serius." Bella ikut tertawa.

"Baiklah." Jef meminggirkan kakinya dari paha Bella. Tepat saat Bella akan bangkit, lelaki itu dengan cepat menggapainya dari depan sehingga Bella jatuh tepat di bawahnya. Ia menyaksikan bagaimana Jef menerkamnya layaknya seorang singa mendapatkan mangsa. Jantung Bella berdegub kencang. Jef menyeringai, lelaki itu mengecup bibir Bella singkat kemudian bangkit begitu saja dari kasurnya.

"Sekarang kau harus pergi dari sini karena aku akan menelepon Sisilia."

"Alano maksudmu ?"

"Siapapun yang mengangkat panggilanku. Bisa jadi Alec atau Marybel." Jef menaikkan kedua alisnya.

"Baiklah, aku akan pergi sekarang." Bella bangkit dari kasur Jef dengan tenang. Jef menoleh tiba - tiba dengan raut wajah tenangnya.

"Maksudku, pergi dari kamarku. Bukan dari rumah ini oke ? Terserah kau akan tidur dimana." Ralat Jef dengan cepat, membuat Bella tertawa sendiri.

"Kau belum memberikan kartu akses padaku, bagaimana aku bisa masuk kamar lain ?"

"Oh... Aku hampir lupa." Jef mengedip singkat kemudian membuka tas kecilnya. Ia mengeluarkan sebuah kartu berwarna abu - abu, sama seperti kartu yang dibawa oleh Georgina sekarang.

"Jef, hanya ada tiga warna kartu di rumah ini katamu." Ujar Bella tiba - tiba, perempuan itu teringat dengan apa yang ia lihat tadi. Jef meliriknya sebentar sambil berhenti mengetik.

"Kau tahu darimana ?" Lelaki itu mencecarnya.

"Warna hitam untuk pintu utama, warna abu - abu untuk semua kamar kecuali kamarmu, serta warna biru untuk kamarmu sendiri." Jelas Bella dengan detail.

"Lalu apa masalahnya ? Memang hanya ada tiga warna disini."

"Aku tadi melihat disana..." Bella menunjuk ke arah luar sebelah kamar Jef. Lelaki itu spontan menghentikan aktivitasnya. Ia mendengar ucapan Bella dengan jelas.

"Di sebelah sana aku menemukan ruangan dengan layar kunci pembuka berwarna merah. Hanya ada satu saja sepertinya di rumahmu." Ujar Bella skeptis. Wajah Jef menegang namun nada bicaranya tetap tenang.

"Ruangan itu sudah tidak terpakai."

"Tidak terpakai ?" Perempuan itu seakan ingin tahu segalanya.

BAD GAMES : A New Chapter of JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang