14 | Sunflower

220 41 12
                                    

Sunflowers. Since sunflowers follow the light of the sun, it is said that they represent warmth, adoration and dedication or dedicated love.

***

Oikawa terduduk disampingmu setelah menyetel film di televisi. Sekantong popcorn sudah berada dipangkuannya, selimut putih yang membaluti tubuhmu dan Oikawa. Karena tidak tahu ingin menghabiskan waktu dengan apa, akhirnya Oikawa mengajakmu untuk nonton bersama. Walaupun awalnya kamu menolak, dengan berkata bahwa film pilihan Oikawa pasti membosankan.

Oikawa memasukkan segenggam popcorn karamel ke mulutnya. Lalu, sambil mengunyah Oikawa menoleh ke arahmu dan menawarkan popcorn-nya.
"Mau ambil sendiri atau gue suapin?" Tanya Oikawa, yang dibalas olehmu dengan wajah datar.

"Tangan lo minggir dulu." Ucapmu sambil menatap tangan Oikawa yang masih berada di dalam kantong popcorn.

Oikawa tersenyum miring ke arahmu.
"Make me." Ucapnya dengan wajah yang membuatmu kesal.

Kamu menatap Oikawa sebentar dengan wajah jijik. Lalu, merogoh sakumu untuk mengambil ponselmu.

"Ngapain?" Tanya Oikawa bingung saat kamu menempelkan ponselmu ke telinga.

"Gue lagi minta ijin sama papi Daichi. Soal apakah boleh gue melumpuhkan tangan lo atau nggak." Ucapmu dingin, yang langsung membuat bulu kuduk Oikawa berdiri.

Oikawa langsung menyingkirkan tangannya dari dalam kantong popcorn.
"Bercanda Angel." Ucap Oikawa pelan.

Kamu mengabaikan Oikawa yang mengintipmu dari ekor matanya dengan takut - takut. Film sudah dimulai, sehingga fokusmu beralih pada film. Begitu juga dengan Oikawa.

Kalau dipikir pikir, seumur - umur kamu belum pernah menonton film selain dengan Kuroo. Itupun dipaksa. Setiap liburan, Kuroo pasti memaksamu untuk menemaninya mengunjungi tempat - tempat yang belum pernah kamu kunjungi sebelumnya. Kuroo sering berkata 'Kita memang malaikat maut, tapi bukan berarti kita nggak bisa menikmati hiburan seperti manusia. Daripada tidur, mending ikut gue.' Jadi, agak aneh sebenarnya. Berlibur dengan orang lain selain Kuroo.

Kamu menoleh ke arah Oikawa yang dengan fokus memakan popcorn nya sambil memperhatikan alur film. Melihat ekspresi wajah cowok itu yang tampak berubah - ubah, dan pipinya yang penuh dengan popcorn, mau tidak mau kamu mengakui bahwa saat ini Oikawa tampak lucu.

Kamu kembali menatap pada layar televisi yang menampilkan film. Kamu mengerutkan alismu. Awalnya kamu memang tidak fokus pada film, karena kamu menganggapnya membosankan. Tapi entah kenapa, kamu merasa tidak asing dengan adegan yang ditampilkan dalam film.

Adegan itu seolah - olah menghipnotismu, dan membuka kenangan lama yang seharusnya terlupakan. Seorang pria dengan rambut panjang datang dengan pedang terseret yang berlumuran darah. Baju nya yang awalnya putih, kini dipenuhi motif bercak darah. Dengan wajah dingin, pria itu mengangkat pedangnya dan menebas seorang pria lainnya yang berada di hadapannya. Teriakan pria yang ditebas itu memenuhi ruangan. Tidak ada rasa kasihan dan bersalah sedikit pun di raut wajah pria itu. Yang ada hanya wajah dingin dan datar, seolah olah membunuh adalah hal yang biasa baginya.

Sesak menyerang dadamu, dan kepalamu berubah nyeri. Suara - suara familiar kini berputar di otakmu. Membuatmu ingin membenturkan kepalamu, agar suara - suara itu menghilang. Sakit, sesak, sedih, marah, berbagai emosi kamu rasakan di hatimu. Potongan - potongan memori yang biasanya hanyalah mimpi buruk kini berputar di otakmu. Membuat kepala mu yang sudah nyeri, menjadi semakin nyeri.

Kamu bangkit dari dudukmu dengan tangan kanan yang mencengkram dadamu, dan tangan kiri yang menopang tubuhmu. Matamu memerah, dan sepertinya air mata akan segera keluar. Perut mu mual, ditambah oleh ingatan bercak darah yang tiba tiba muncul di benakmu. Padahal, selama menjadi malaikat maut, kamu sudah melihat berbagai macam kecelakaan, bahkan pembunuhan.

My Death Angel [ OIKAWA x READER ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang