My Death Angel [ OIKAWA x READER ]

20 | Black Dahlia

Black dahlias, which are actually dark burgundy, convey negative meanings compared to the other shades. Since they have the strongest hue of all dahlias, they often symbolize betrayal, sadness, and other negative emotions.

~☆~

"Cause there's no such thing called love for us. And we're not allowed to love." - Suna Rintarou

•••

Cahaya matahari menembus tirai putih yang menutup jendelamu, membuatmu perlahan membuka matamu karena merasa silau. Hal pertama yang kamu rasakan adalah hangatnya genggaman Oikawa pada tanganmu. Cowok itu tertidur sambil terduduk di sisi ranjangmu dengan salah satu tangannya yang mengisi sela – sela jarimu.

Kamu menatap Oikawa yang terlelap disampingmu sambil tersenyum tipis. Merasa sedikit terharu karena tau bahwa Oikawa menghabiskan malamnya untuk menjagamu. Perlahan, kamu mengangkat tanganmu yang bebas untuk menyingkirkan rambut yang jatuh ke dahi cowok itu.

Wajah Oikawa kini terlihat lebih jelas setelah kamu berhasil menyingkirkan rambut yang hampir menusuk mata cowok itu. Kamu terdiam dan tanpa sadar terus menatap Oikawa yang masih tertidur pulas.

"I see you're already awake." Sebuah suara membuatmu tersadar, dan langsung menjauhkan wajahmu dari Oikawa.

Kamu mendongakkan kepalamu dan menemukan Kuroo yang sedang berdiri sambil bersandar di sisi pintu dengan mata yang menatap sinis ke arah tanganmu dan Oikawa.

Dengan pelan, kamu melepaskan genggaman tangan Oikawa dari tanganmu.
"Kenapa datang sepagi ini?" Tanyamu seraya bangkit dari posisi tidurmu. Kamu lalu berjalan mendekat ke arah Kuroo.

"Did you fall for him?" Pertanyaan Kuroo yang tiba – tiba membuatmu langsung melebarkan matamu dan mendorong cowok itu pelan untuk menutup pintu kamar.

"Are you crazy? Why did you say that?" Tanyamu dengan wajah memerah.

Kuroo tertawa sinis.
"You let him holds your hand." Jawab Kuroo tidak suka.

Kamu menatap Kuroo tidak percaya.
"What's wrong with you today Kuroo?"

"Shouldn't I be the one who's asking?" Tanya Kuroo sambil mendekatkan wajahnya padamu.

"Why didn't you tell me about the punishment? Why didn't you tell me that you're going to die by staying close with him?" Wajah Kuroo memerah, dan kamu bisa merasakan amarah cowok itu.

Kamu terdiam sebentar, karena kaget dengan pertanyaan Kuroo. Lalu, kamu mendorong Kuroo kasar.
"Apa gue harus memberi tau semuanya sama lo? Lagipula itu pilihan gue untuk tidak memberi tau lo." Jawabmu, membuat Kuroo semakin kesal.

"Gue sahabat lo." Balas Kuroo tidak mau kalah

"Hanya sahabat." Ucapmu, membuat Kuroo langsung terdiam sekaligus tertohok.