The flower's symbolism meant that it was often used as a warning. A gift of wolf's bane flowers was seen as a symbol to the recipient to take care as danger lies ahead.
•••
Oikawa menatap langit - langit kamar yang dipenuhi oleh bintang yang diciptakan oleh sebuah lampu bulat dengan lubang yang bermotif bintang - bintang. Oikawa lalu duduk di ujung tempat tidur sambil tersenyum. Walaupun bisa dibilang ini adalah persiapan date dadakan, tetap saja Oikawa bangga pada dirinya sendiri karena berhasil menciptakan suasana yang indah dan romantis.
Bayangan bintang di langit - langit kamar, alas karpet putih dengan berbagai makanan di atasnya seolah - olah kalian sedang piknik di bawah bintang - bintang, dan lampu - lampu kecil yang mengelilingi karpet itu.
Jujur Oikawa tidak menduga bahwa kamu juga merasakan hal yang sama sepertinya. Oikawa kira kamu akan terus membencinya sampai akhir hayatnya. Sepertinya Oikawa harus bersyukur karena telah minum banyak malam itu.
Oikawa tiba - tiba langsung bangkit dari duduknya saat melihatmu yang baru saja membuka pintu. Wajahmu tampak kaget, sedangkan Oikawa tersenyum sambil berteriak "Suprise!"
Tetapi wajah tersenyum Oikawa perlahan menghilang saat melihat air matamu yang menetes dan kamu yang ambruk di depan pintu.
Oikawa segera menghampirimu dengan wajah khawatir dan jantung yang berpacu cepat. Jantung Oikawa terasa hampir berhenti saat melihat darah yang keluar dari mulutmu saat kamu terbatuk pelan. Begitu juga dengan kamu yang kaget saat melihat bercak darah di telapak tanganmu akibat kamu yang menutup mulutmu saat terbatuk.
"Kita ke rumah sakit sekarang!" Ucap Oikawa sambil hendak menggendongmu, tetapi kamu langsung menahan tangan cowok itu.
Dengan napas terengah kamu berucap.
"I think it's already time for me to say goodbye." Bisikmu sambil menyentuh pipi Oikawa dengan tanganmu yang berlumuran darah."I love you." Tangan Oikawa langsung gemetar saat melihatmu tidak sadarkan diri di pelukannya. Air mata cowok itu lalu menetes. Oikawa memelukmu erat sambil menangis kencang.
"Wake up!""Please wake up!"
"Wake up!"
"Oikawa Tooru bangun!" Mata Oikawa langsung terbuka dan hal pertama yang ia lihat adalah wajahmu yang menatapnya khawatir dan bingung.
"You're crying in your sleep, so I was wor-" Ucapanmu terputus oleh Oikawa yang langsung menarikmu ke pelukannya dan memelukmu erat sambil menenggelamkan wajahnya di bahumu.
"You're alive. You're not bleeding." Ucap Oikawa dengan suara yang bergetar.
Kamu semakin mengerutkan dahimu.
"Lo mimpi buruk?" Tanyamu sambil berusaha melepaskan pelukan Oikawa agar bisa melihat wajah cowok itu, tetapi Oikawa malah memelukmu semakin erat."Let me hug you for a while." Bisik Oikawa.
Kamu langsung terdiam dan membiarkan Oikawa memelukmu.
"It was the worst nightmare that I had. It feels so real that I feel like my heart is about to popped out of my chest. But you're here, alive." Bisik Oikawa pelan. Kamu lalu perlahan membalas pelukannya sambil mengelus pelan punggung cowok itu.
"I'm always here Oikawa." Ucapmu menenangkan Oikawa. kamu tidak tau mimpi apa yang cowok itu alami, tapi sepertinya itu berhubungan denganmu.
Oikawa lalu melepas pelukannya dan menangkup wajahmu dengan kedua tangannya.
"Can you promise me one thing?" Tanya Oikawa sambil menatap dalam kedua matamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Death Angel [ OIKAWA x READER ]
Fanfic"Lo udah tau hukumannya, lo dilarang jatuh cinta" "Gue tau" "You're going to die y/n. Semakin dalam perasaan lo, semakin singkat juga umur lo" "Gue juga tau" "Lalu, kenapa lo memilih untuk tetap mencintai" "Entahlah, mungkin karena gue memang sebodo...