31 | Bleeding Heart

96 19 7
                                    

In the language of flowers, a gift of bleeding hearts symbolizes passionate, romantic love. In many Asian cultures, these flowers signify a broken heart or love unrequited.

~*~

K

amu pergi ke Loka setelah melihat Oikawa tertidur di kamarnya. Cowok itu awalnya memaksa untuk begadang sambil menonton film, tetapi akhirnya malah dia yang tumbang duluan.

Kamu mendekati Suna yang sedang duduk di mejanya sambil memeriksa setiap dokumen yang menumpuk di hadapannya.

"Gue disuruh Daichi menghadap lo karena dia sedang sibuk mengurus hal lain." Ucapmu sambil berdiri tegap di depan meja Suna.

Suna mendongakkan kepalanya untuk menatapmu.
"I see... jadi dia emang sengaja membuat gue kesal." Ucap Suna sambil mendengus dan menaruh kasar dokumen yang cowok itu pegang.

Suna bangkit dari duduknya dan berjalan mendekat ke arahmu.
"Good job, sekarang lo dapat undangan langsung ke akhirat yeayyy!! Should we make a celebration?" Tanya Suna sinis.

"Pertama, lo menggunakan kekuatan lo pada manusia. Kedua, lo ikut campur dalam urusan manusia dan membuat kacau takdir yang telah ditentukan untuk manusia. Ketiga, lagi - lagi lo menggagalkan penjemputan dan bahkan menyelamatkan nyawa seorang manusia. Y/n, lo tau konsekuensi dari perbuatan lo kan?" Suna melipat tangannya di dada sambil menatapmu dengan wajah kesal.

"Lo pikir gue malaikat baru yang nggak tau apa - apa? Jelas gue tau semua konsekuensinya." Jawabmu dingin.

"Then, why did you still do it?" Tanya Suna dengan salah satu alisnya yang terangkat.

"I made a promise." Jawabmu pelan membuat Suna terdiam sebentar.

Suna menghela napas kasar dan membalikkan tubuhnya.
"You don't even remember your promise before."  Ucapnya

Kamu terdiam sebentar lalu membuka mulutmu.
"Suna, apa lo menyesal?" Tanyamu sambil menatap punggung Suna yang lebar.

"Menyesal kenapa?" Tanya Suna masih membelakangimu.

"For taking her life away." Suna terdiam sebentar, lalu membalikkan tubuhnya sambil tersenyum tipis.

Suna menggeleng.
"Nope, cause it's better that way." Jawab Suna.

"Lagipula sekarang dia udah hidup kembali dengan kehidupan yang lebih baik." Lanjut Suna sambil menatap pada jendela ruangan yang kusam.

"I met her yesterday. Dia udah bahagia sekarang bersama dengan orang lain, bahkan udah punya anak kembar dari orang itu." Suna rasanya mengkasihani dirinya sendiri sehingga yang bisa ia lakukan hanyalah tertawa kecil.

Suna lalu menepuk puncak kepalamu pelan.
"But even so, I'm glad that she's happy, and that's all I need. I guess, that's what love really mean." Ucap Suna lalu merubah tatapannya ke arah pintu yang terbuka.

Suna menepuk bahumu.
"Ada yang nungguin tuh. Lebih baik lo persiapkan kuping lo." Lanjut Suna lalu keluar dari ruangannya.

Kamu membalikkan tubuhmu dan melihat Kuroo yang bersandar pada ujung pintu dengan kedua tangan yang terlipat.

Kamu bisa melihat ekspresi kecewa dan marah yang tertera dengan jelas di wajah Kuroo. Kalian saling bertatap - tatapan dalam waktu yang lama. Sampai akhirnya Kuroo yang membuka suara.
"You should've just forgot your promise. You memory should've just stayed as a forgetable memories." Ucap Kuroo sambil menatapmu dengan tatapan dingin.

My Death Angel [ OIKAWA x READER ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang