19 | Agapanthus

187 37 23
                                    

As the name says, the Agapanthus stands symbol for love for many, many years. It also has a rich history of medicinal use. South African tribes used the flower for prenatal care and to aid heart diseases and fevers.

~☆~

"I can't hug you, but I can hold your hand

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I can't hug you, but I can hold your hand."  - Oikawa Tooru

•••

Terik matahari menyilaukan pandanganmu. Tetapi walaupun begitu kamu tetap menatap lurus ke depan sambil berjalan dengan tegap. Seluruh mata menatap padamu, lebih tepatnya dengan tatapan ngeri, jijik, dan merendahkan. Wajar, sebab siapa yang akan menghormati seorang pembunuh?

Kamu menunduk sambil berlutut di hadapan seorang raja yang terduduk nyaman di atas singgasananya, berkebalikan denganmu yang harus selalu siap membereskan masalahnya.

Kamu melapor pada raja yang menatapmu angkuh, mengatakan bahwa kamu telah selesai mengambil daerah kerajaan lain, dan mengeksekusi siapapun yang menghalangimu.

Sang raja tersenyum puas, menunjukan seringai giginya yang mengilau. Raja itu lalu bertepuk tangan sambil menatap ke arahmu.
"Tidak pernah mengecewakan, sangat cocok untuk terus menjadi anjingku." Ucapnya dengan nada merendahkan dihadapan seluruh anggota kerajaan dan prajurit. Kamu hanya terdiam, karena ucapan sang raja adalah fakta.

Setelah mendapatkan kata selamat dari sang raja, kamu diperbolehkan untuk pergi. Raja melanjutkan acaranya dengan jamuan makanan, jelas saja menghiraukanmu, orang yang membawakannya kemenangan.

Kamu menghela nafas lelah sambil membasuh wajahmu di danau terdekat. Wajahmu tampak kusam, dan goresan luka di pipimu telah mengering. Kamu lalu menatap wajahmu sendiri di pantulan air danau. Pembunuh, itu adalah hal pertama yang terlewat di benakmu. Dan kata - kata celaan lainnya keluar, membuatmu muak menatap wajahmu sendiri. Kamu lalu menepis air danau yang memantulkan wajahmu dengan kasar dan berbalik. Tetapi kamu langsung terjatuh kaget saat melihat seorang pria berambut kecoklatan yang tengah berjongkok dengan kedua tangan menopang dagunya.

Pria itu menatapmu dengan mata coklatnya, lalu berusaha menahan tawanya saat melihatmu terjatuh di atas rumput.

"Kenapa? Kaget melihat orang setampan diriku?" Tanyanya, membuatmu mengernyitkan alismu.

Kamu bangkit dari dudukmu, dan membersihkan bagian belakangmu yang kotor, tidak memperdulikan pria muda yang tadi berbicara padamu.

"Apakah begitu sikapmu pada orang yang tengah berbicara padamu?" Tanya pria itu, masih dengan posisi yang sama.

Kamu menghentikan langkahmu.
"Aku tidak pernah melihatmu berada di sekitar sini." Jawabmu tanpa menoleh ataupun menatap pada pria itu.

My Death Angel [ OIKAWA x READER ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang