15 | Rosemary

234 39 32
                                    

Rosemary has been the symbol of remembrance, love, and death since ancient Greece and Rome, where its use in marriage and funeral rites signified enduring affection.

•••

Bunyi pintu kayu yang bergeser membuat seorang wanita yang sedang merapikan bajunya menoleh. Seorang pria berbaju putih masuk, dan duduk di atas ranjang jerami. Pria itu mengacak - acak rambutnya, dan menatap pada wanita itu.

"Baru selesai menjalankan misi?" Tanyanya dengan hiasan senyuman di bibir.

Wanita itu menatap pria berbaju putih itu sebentar, lalu kembali sibuk pada bajunya yang kusam.

"Kepala pemimpin akan kembali memarahimu." Ucap wanita itu, tau bahwa para prajurit dilarang untuk mengunjunginya.

Pria itu menghela nafas kasar, lalu menatap pada langit - langit rumah gubuk.
"Pak tua itu memang selalu memarahiku. Lagipula aku tidak bosan. Selagi aku bisa melihat cerminan wajah tampanku di kepalanya yang botak." Tawa pria itu, membuat wanita itu tersenyum tipis.

"Dia akan mengamuk padamu, jika mendengarmu berbicara seperti itu." Ucap wanita itu, lalu meletakkan baju - baju yang kusam di lemari.

Pria itu mengalihkan tatapannya dari langit - langit gubuk.
"Apa kau akan mengadu?" Tanyanya.

Wanita itu menggeleng. Lalu, karena pekerjaannya sudah selesai, akhirnya seluruh perhatian wanita itu tertuju pada pria berkaus putih di hadapannya.
"Jadi, apa tujuanmu kemari?" Tanya wanita itu, dengan tangan berlipat dan wajah yang datar.

Pria itu tersenyum, lalu mengulurkan tangannya dan menatap pada wanita duhadapannya dengan genit.
"Aku bosan, mau berkencan denganku?"

•••

Kamu terbangun dari tidurmu kala mendengar suara keran air dari kamar mandi. Langit - langit kamar hotel yang putih langsung menyambutmu. Sudah berapa lama kamu tidur? Empat jam? Lima jam? Entahlah, tapi kamu merasa ini adalah tidur terpanjang seumur hidupmu. Ditambah dengan mimpi aneh yang kamu alami. Biasanya mimpimu selalu berisikan darah, pembunuhan, cacian, teriakan, dan hal - hal menyeramkan lainnya. Tapi kali ini, berbeda. Sebab mimpimu diisi oleh kehangatan.

Pintu kamar mandi terbuka, membuatmu langsung menoleh dan mendapati Oikawa dengan rambut basah dan handuk yang terkalung di lehernya.

Cowok itu mengusap rambutnya dengan handuk, sambil berjalan mendekat ke arahmu.
"Pagi Angel." Ucapnya, lalu duduk di sisi tempat tidur.

Kamu menatap Oikawa datar, lalu merasa risih pada cara cowok itu mengeringkan rambutnya. Sebab, air bercipratan kemana mana saat Oikawa menggosokkan rambutnya dengan handuk.

Kamu akhirnya menggeser dudukmu, dan mengambil alih handuk di tangan Oikawa.
"Lo ngeringin rambut, kaya anjing lagi ngeringin bulunya. Airnya kemana mana." Ucapmu kesal. Sedangkan Oikawa tersenyum, karena kamu mengeringkan rambutnya.

"Hari ini gue bakal bawa lo ketempat spesial." Ucap Oikawa hendak menoleh ke arahmu, tetapi kamu langsung memegang kuat sisi kepalanya, dan kembali mengarahkan kepalanya ke depan.

"Oh, jadi lo pernah jalan - jalan di Paris? Makanya lo bisa tau temoat spesial." Tanyamu datar, sambil mengeringkan rambut Oikawa malas.

Oikawa memasang wajah tidak percaya.
"Angel, apa lo pikir gue sekaya itu? Pemikiran lo benar. Tapi gue belom pernah ke Paris." Jawab Oikawa, membuatmu ingin menghantam kepala cowok itu ke meja.

"Gue capek ngomong sama lo." Ucapmu jujur.

Oikawa terkekeh bangga.
"Gue anggap itu sebagai pujian." Ucapnya, membuatmu memutar bola mata malas.

My Death Angel [ OIKAWA x READER ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang