33 | Blazing Stars

107 18 13
                                    

With characteristics like these, it's no wonder this flower is more commonly referred to as the blazing star. With the meaning of joy, bliss and happiness, the liatris is often given as a romantic gift.

•••

Kamu menatap Oikawa dengan tatapan kesal sambil menarik tas belanjaan dari tangan cowok itu, begitu juga dengan Oikawa.
"Lo itu kenapa sih? Orang belanjaan gue, biar gue yang bawa." Ucapmu kesal, tetapi Oikawa malah menarik tas belanjaan semakin kuat.

"Gue mau bawain belanjaan lo emangnya nggak boleh?!" Tanya Oikawa sewot.

"Lo tuh bener - bener keras kepala, nggak malu diliatin orang - orang satu mall?!" Tanyamu balik dengan nada yang tidak kalah sewot.

"I want you to rely on me sometimes too!" Jawab Oikawa dengan wajah yang memerah. Kamu berdecak kesal dan melepaskan tas belanjaanmu secara tiba - tiba, membuat Oikawa hampir kehilangan keseimbangannya.

"Terserah lo deh!" Ucapmu lalu berjalan mendahului Oikawa.

Tanpa menghiraukan tatapan dan bisikan orang - orang disekitarnya, Oikawa berjalan dengan cepat menyusulmu.

Kalian berdua sama - sama diam dan sibuk dengan pikiran masing - masing. Sesekali kamu menatap Oikawa dengan ekor matamu dan mendengus kesal. Sebenarnya tidak ada salahnya jika Oikawa membawakan belanjaanmu, hanya saja kamu merasa aneh dan merepotkan Oikawa jika begitu. Padahal Oikawa tidak merasa direpotkan sama sekali dan malah merasa senang jika diandalkan.

"What do you wanna buy next?" Tanya Oikawa memecah keheningan.

"Kayanya itu aja. Gue cuma butuh beberapa barang." Ucapmu sambil mengingat barang - barang yang harus kamu beli. parfum, perawatan wajah dan badan, dan sepatu. Sepertinya semuanya sudah kamu beli.

Oikawa berpikir sebentar agar ia bisa lebih lama denganmu sambil jalan - jalan santai di mall. Lalu matanya tiba - tiba tertuju pada sebuah Gelatto stand yang antriannya lumayan panjang. Oikawa langsung menarikmu ke arah Gelatto stand dan ikut mengantri.
"Gue lihat di internet gelatto disini enak." Ucap Oikawa, tetapi kamu tidak menjawab apa - apa dan malah merogoh ponselmu yang berada di mantel hitam yang kamu pakai.

Oikawa yang melihatmu begitu langsung mendengus kesal dan kembali meluruskan pandangannya ke arah antrian. Sedangkan kamu sibuk menggeser menu aplikasi dan berkali - kali mengecek notifikasi dengan perasaan yang gugup.

Kamu bingung dengan apa yang kamu lakukan sekarang. Padahal biasanya tidak begini, tetapi kenapa sejak pacaran dengan Oikawa kamu malah bersikap lebih dingin dan merasa canggung lebih daripada biasanya?

Kamu langsung bergidik geli saat kelingking Oikawa tidak sengaja menyentuh kelingkingmu, sebab cowok itu tidak bisa diam dan terus menggerakkan badannya ke kanan dan ke kiri.

Kamu menatap tangan Oikawa yang terayun dan menggeser sedikit menjauh dari Oikawa agar tangan cowok itu tidak lagi dengan tidak sengaja menyentuh tanganmu.

Oikawa yang menyadari itu menatapmu dari ekor matanya dan menatapmu sinis. Oikawa tidak tau bahwa kamu itu orang yang gampang ngambekan, padahal hanya karena hal sepele. Tetapi kamu bahkan sampai tidak mau berdiri di sampingnya.

Kamu balas menatap Oikawa dengan tatapan dingin.
"Apa?" Tanyamu.

Oikawa kembali menatap lurus ke arah antrian.
"It's okay, gue aja yang ngantri." Balas Oikawa.

Kamu mengernyitkan alismu, tetapi tetap menurut. Kamu berjalan menjauh dari Oikawa dan duduk disebuah kursi besi yang berada tidak jauh dari sana.

Oikawa menatapmu tidak percaya dan menggertakkan giginya kesal.
"Padahal gue cuma basa - basi doang. Dasar tidak berperasaan." Gumam Oikawa sambil melipat tangannya di dada.

My Death Angel [ OIKAWA x READER ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang