22 | Purple Hyacinth

93 25 10
                                    

The purple hyacinth is a popular symbol of sorrow and regret. For a funeral setting, this expression is certainly appropriate. 

~ * ~

"Damn it, if only I can say that I love you to you right now. If only you're by my side and I can see your face right now. Maybe I could die in peace." - Oikawa Tooru

•••

"This can't be happening." Ucapmu dalam hati sambil mengepalkan tanganmu kuat. Setiap tempat ataupun langkahmu selalu mengingatkanmu pada Oikawa. Bahkan ketika saat kamu berada di Loka. Hal - hal kecil selalu mengingatkanmu pada cowok itu. Apa jangan - jangan kamu ini sebenarnya di pelet?


"Y/n lo dengerin nggak sih?" Tanya Daichi dengan nada kesal karena sedari tadi kamu tidak menjawab panggilannya.

Kamu tersadar dari lamunanmu dan langsung menatap Daichi dengan ekspresi kaget sekaligus bingung.
"O-oh maaf, gue lagi nggak fokus."

Daichi menghela napas kasar.
"Kasus Eater semakin parah dan petinggi di atas mau kita melakukan tindakan yang lebih jauh. Bukan cuma jiwa - jiwa manusia yang dibahayakan, tetapi para manusia yang hidup juga. Kalian tau kan semakin banyak jiwa manusia yang Eater makan, maka semakin kuat pula dia? We don't know what Aether is planning. Jadi, kita harus bertindak semakin tegas."

Daichi menatap tajam ke arah Suna lalu berucap.
"Terutama lo. Bisa - bisanya lo membiarkan Aether lepas." Ucap Daichi kesal. Sedangkan Suna membuang muka, seolah - olah ia tidak pernah mendengar ucapan Daichi.

"Now go." Ucap Daichi tegas tetapi pelan, membuat para malaikat maut yang mendengarnya melesat cepat untuk pergi ke posisi yang telah dibagikan.

•••

Kamu mendarat di atas gedung tinggi di tengah kota. Lalu matamu menyisir setiap sudut kota dengan tajam, mencari kemunculan ataupun jejak para Eater. Teriknya matahari di siang hari tidak menghalangi penglihatanmu. Malah sebaliknya, kota cerah dibawah naungan langit biru tampak indah di matamu.

"I found one." Ucap Kuroo dibelakangmu, membuatmu langsung menoleh ke arah cowok itu. Alismu mengernyit. Bukankah yang ditugaskan bersamamu adalah Kenma? 

"Ngapain lo disini? Kenma mana?" Tanyamu bingung.

"Gue tukeran posisi." Jawab Kuroo tanpa melihatmu, lalu melesat cepat meninggalkanmu ke arah sebuah taman luas dengan beberapa gerombolan anak muda yang memenuhi setiap sudut taman.

Kamu ikut menyusul Kuroo dan berdiri disamping cowok itu, tepatnya dihadapan tiga buah eater yang siap menyantap jiwa - jiwa yang seharusnya di antar ke akhirat. Kamu menganalisis Eater dihadapanmu. Sepertinya ketiga makhluk ini baru saja kabur, karena kamu tidak bisa merasakan adanya jiwa manusia yang telah masuk diantara maupun semua Eater dihadapanmu

"Ingat, jangan buat kekacauan ataupun kepanikan. Do it silently." bisikmu pada Kuroo lalu mengerahkan kekuatanmu untuk menarik jiwa - jiwa yang bentuknya seperti kelereng biru kecil yang hampir saja disantap oleh makhluk mengerikan dihadapanmu jika kamu tidak dengan segera mengambilnya.  Setelah itu, barulah Kuroo maju dan menyerang tiga eater sekaligus dengan wajah datar. Tidak sampai lima detik, ketiga makhluk itu tumbang dan perlahan tubuhnya menguap hingga menjadi asap hitam.

Kamu memejamkan matamu pelan agar dapat mengirim ketiga jiwa yang berada di genggamanmu. Bola - bola biru itu bercahaya di genggamanmu dan mengeluarkan suara gemerincing pelan tetapi merdu, lalu perlahan bola - bola menghilang dan kamu kembali membuka matamu.

My Death Angel [ OIKAWA x READER ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang