Cyclamens have some interesting associations. They are said to symbolize resignation and are therefore great to give as a leaving gift or to someone you are saying goodbye to. They are also appropriate as retirement gifts, or to give to a friend who is moving away.
~* ~
Daichi menolehkan kepalanya ke arah pintu saat mendengar derik pintu yang melirih di telinganya.
"Udah sembuh?" Tanya Daichi padamu yang baru saja masuk."Kalian benar benar berpikir kalo gue selemah itu ya? Lo lupa kalau lo pernah tanding dengan hasil seri sama gue?" Tanyamu kesal dan berjalan mendekat ke arah Daichi.
"How much is it left?" Tanya Daichi sambil menatapmu dengan serius.
"Apaan?" Tanyamu sambil mengernyitkan dahimu.
Daichi menghela napas kasar.
"Kelopak bunga mawar lo. Tinggal berapa?" tanyanya.Kamu terdiam sebentar, ragu hendak menjawab atau tidak.
"Empat." jawabmu pada akhirnya.Daichi membalikkan tubuhnya sehingga membelakangimu dan berjalan ke arah jendela dengan tirai yang sudah berdebu.
"Hmmm udah berapa lama ya tirainya tidak terbuka?" Gumam pria itu pelan."Jadi keputusan lo? Do you want to let him die or..." Daichi kembali menoleh ke arahmu.
"Let him live?" Tanyanya dengan mata tajamnya.Kamu lagi - lagi terdiam. Jujur kamu bingung. Padahal kamu sangat ingin Oikawa cepat - cepat nyawanya tercabut dan kamu mendapatkan kekuatanmu lagi. Tetapi mengapa jauh sangat jauh di dalam lubuk hatimu kamu masih menginginkan kehadiran cowok itu? Manusia yang bagimu hanyalah serangga. Bukankah kamu terganggu akan kehadirannya setiap hari? Lalu mengapa kamu merasa akan merindukannya jika sosok itu hilang?
"Lo bingung?" Tanya Daichi lalu perlahan membuka tirai jendela yang sudah bertahun - tahun tidak pernah ia buka.
Daichi melihat ke arah luar jendela yang berdebu. Tidak ada sesuatu yang indah diluar sana. Hanyalah pohon - pohon kering dengan awan menghitam di atasnya.
"Sedari awal, alam kalian berbeda. Dunia lo dan dia berbeda. Sudah berapa ribu jiwa yang udah lo ambil dengan tangan lo? Sudah berapa ratus tahun lo hidup dalam kegelapan? and now you're seeking love and light?" Daichi tersenyum miring.
"Aren't you too greedy?" Tanya Daichi dengan wajah yang agak menyerong ke arahmu.Ah benar juga. Bodoh sekali karena kamu pernah memiliki pemikiran seperti itu. Lagipula Oikawa hanyalah manusia yang tidak sengaja masuk ke dalam kehidupanmu. Kenapa kamu berharap? Bahkan setelah mati pun kamu tidak akan pernah menemukan cahaya, namun mengapa? Mengapa kamu berubah rakus sekarang?
Kamu mengepalkan tanganmu kuat lalu terkekeh pelan.
"What are you talking about?" Tanyamu lalu berjalan dan berdiri di sisi Daichi."Bahkan dari awal sampai sekarang pun, nggak pernah terpikirkan oleh gue untuk membiarkannya hidup. Gue nggak akan mengorbankan kehidupan gue hanya untuk manusia menyebalkan itu." Ucapmu sambil tersenyum sombong dan tangan yang terlipat di dada.
"Jadi lo merelakan dia?" Tanya Daichi.
"Kenapa? Kaget? Daichi, lo sendiri yang bilang bahwa jatuh cinta is impossible untuk kita malaikat maut. Jadi, kenapa gue harus mencoba? Buang - buang waktu gue aja." Ucapmu sambil menghembuskan napas kesal.
Daichi tersenyum, lalu menatapmu.
"Kalo gitu lo udah siap dong?" Ucap Daichi membuat dahimu kembali mengernyit."Siap apa?" Tanyamu bingung
Daichi memunculkan selembar kertas kusam dari tangannya.
"Satu minggu lagi, waktu penjemputan dia akan tiba. Jadi kali ini lakukan dengan benar dan jangan sampai membuat kekacauan lagi. Ok?" Ucap pria itu lalu menaruh kertas kusam di atas telapak tanganmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Death Angel [ OIKAWA x READER ]
Fanfiction"Lo udah tau hukumannya, lo dilarang jatuh cinta" "Gue tau" "You're going to die y/n. Semakin dalam perasaan lo, semakin singkat juga umur lo" "Gue juga tau" "Lalu, kenapa lo memilih untuk tetap mencintai" "Entahlah, mungkin karena gue memang sebodo...