11 | Cocoa

232 40 7
                                    

Cocoa flowers are small, yellowish white to pale pink, and grouped together in clusters arising directly from the trunk (cauliflory). Flowers are produced throughout the year.

***

Kamu berteleportasi ke ruang tamu rumahmu, dan tidak menemukan siapapun disana. Tiba tiba kamu mendengar suara gedebuk keras dari kamar Oikawa. Kamu langsung berjalan cepat ke arah kamar Oikawa, dan mengintip dari sela sela pintu yang terbuka.

Perlahan, kamu mendorong pintu kamar. Dan mendapati Oikawa tengah tersungkur dengan kakinya yang terlilit selimut. Kamu mengernyitkan alismu bingug. Sedangkan Oikawa menatapmu dengan wajah yang memerah karena malu.

Oikawa lalu menarik dirinya sendiri untuk berdiri dan terbaring di tempat tidur sambil memunggungimu. Oikawa memejamkan matanya, bertujuan untuk berpura pura tidur. Sedangkan kamu masih berdiri sambil menyandarkan bahumu di pintu yang terbuka.

Kamu melipat tanganmu di dada sambil memperhatikan punggung Oikawa.
"Are you angry?" Tanyamu, tapi tidak ada jawaban dari Oikawa.

Kamu kembali membuka suara

"It's not what you think it is." Lanjutmu lagi. Tapi Oikawa masih diam mengacuhkanmu.

"Lo kecewa karena gue nggak nge-date sama lo, dan memlih nge-date sama orang lain?" Tanyamu.

Oikawa ingin berteriak 'Iya.' Tapi karena ia sedang marah denganmu, ia memilih untuk bungkam.

Kamu memiringkan kepalamu
"Funny, cause it's not like we're in a relationship or anything, for you to be angry." Ucapmu dingin.

Kenyataan yang baru saja kamu ucapkan membuat hati Oikawa sedikit berdenyut. Memang kalian tidak memiliki hubungan apa - apa. Tapi apakah artinya Oikawa tidak boleh cemburu? Mungkin saja tidak, karena bagimu Oikawa hanyalah manusia merepotkan yang berhasil kabur dari kematiannya.

"Is it wrong if i'm jealous?" Ucap Oikawa yang akhirnya membuka suara.

"Jealous? Kenapa harus cemburu? Gue bahkan nggak cemburu lihat lo dikerumunin banyak cewek setiap hari. Jadi, kenapa lo harus cemburu disaat gue yang nggak tau apa apa, makan malam dengan seorang cowok?" Tanyamu sambil menaikkan satu alismu.

Oikawa terdiam sebentar, lalu tersenyum tipis
"Malaikat maut emang nggak punya hati ya?" Ucap Oikawa

"Memang, makanya kita bisa mencabut nyawa kalian manusia. Tanpa rasa belas kasihan" Jawabmu datar.

Oikawa menatap dinding kamar yang polos. Apakah kamu mencoba untuk mengatakan padanya untuk berhenti berharap? Berhenti mengejarmu yang bahkan tidak sekalipun menoleh ke belakang ke arahnya.

Jatuh cinta. Oikawa memang pernah merasakan hal itu sebelumnya. Dengan pacarnya yang dahulu. Tapi kali ini, rasanya berbeda. Jauh berbeda dari rasa yang ia rasakan dulu. Oikawa tidak percaya pada cinta pandangan pertama. Tapi kali ini, ia merasakannya. Bukan hanya cinta pada pandangan pertama, Oikawa juga merasakan cinta bertepuk sebelah tangan.

"Chocolate." Ucap Oikawa tiba tiba, membuatmu mengernyitkan alismu bingung.

"What?" Kamu menatap Oikawa bingung, sebab kamu tidak mengerti kenapa cowok itu tiba tiba mengatakan 'coklat.'

Oikawa lalu mendongak dan menatapmu.
"I want chocolate." Ucap Oikawa.

Kamu menaikkan kedua alismu bingung, tapi tidak menanyakan lebih lanjut. Kamu menjentikan tanganmu, dan sebatang coklat muncul dalam sekejap mata. Kamu mengulurkan coklat batangan itu pada Oikawa.
"Puas?" Tanyamu pada Oikawa.

My Death Angel [ OIKAWA x READER ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang