Aizi memakai seragam yang sudah di antarkan oleh Sofia pagi-pagi buta tadi. Aizi merasa bersalah karena merepotkan Sofia karena pertengkarannya dan Nathan. Tapi mau bagaimanapun, semuanya sudah di luar kemampuan Sofia.
Aizi memulai pagi hari ini dengan tidak semangat entah kenapa Ia merasa ada yang kurang pagi hari ini.
"Kamu kenapa, sih? Lesu aja dari tadi, nggak bagus anak gadis murung gitu. Kamu sakit?" Bunda nampak khawatir, Aizi menggeleng saat Bunda bertanya hal itu.
"Cuma kangen sama si Cia dan Lifia biasanya mereka kalau pagi-pagi begini minta Aizi meluk, jadi kangen" curhat Aizi.
"Ya udah mampir dulu ke rumahnya Nathan, ketemu sama si kembar" sahut Asahi santai Bunda dan Ayah melotot ke arah Asahi padahal mereka sudah menjelaskan masalah Aizi pada asahi tapi Asahi malah melakukan hal yang mengingatkan pada masalah itu.
Bunda kemudian mengelus lembut punggung sang Putri "Kamu makan aja dulu sarapan nanti Kamu bisa video call sama si kembar melepas rindu gitu" bujuk Bunda kepada Aizi yang terlihat murung.
***
Usai sarapan tadi Aizi tidak menghubungi dua adik iparnya yang lucu itu, hingga kini Ia benar-benar murung.
Jam pertama akan segera dimulai yakni pelajaranan Matematika peminatan. Guru sudah mulai mengambil daftar hadir siswa dan saat sampai pada absen atas nama
"Nathanio Alfadrey" tidak ada yang menjawab.
"Nathanio Alfadrey, mana?" ulang Guru itu lagi. Aizi melirik ke arah Gavin, Kenzo dan Efram dan menemukan ketiga laki-laki itu saling berbisik.
Gavin pun angkat tangan. "Nathan sedang sakit Bu" seru Gavin, Aizi sedikit tersentak mendengarnya, Ia menegakkan tubuhnya dan mulai berpikir Apakah Nathan benar-benar Sakit?
Saat itu Gavin melirik kebelakang tepat ke arah Aizi dan tatapan Gavin terlihat berbeda. Tatapan sendu dan juga kesal.
Aizi yang mendapat tatapan itu segera menunduk dan tak berani menatap lagi.
"Baiklah saya lanjut," absen kemudin berlanjut.
***
Tiga hari telah berlalu dan Nathan belum menampakan diri di sekolah, dan itu membuat Aizi semakin penasaran dengan kondisi Nathan. Entah apa yang terjadi pada Aizi hingga dia mempedulikan soal Nathan.
Aizi juga merasa Gavin, Kenzo dan Efram menjauhi dirinya lebih tepatnya tidak berbicara dengan Aizi padahal ketiganya selalu menyapa dengan ramah.
Tiga Hari ini pula Kei semakin akrab dengan Aizi dengan alasan belajar bersama. Kini keduanya sedang berada di ruangan Pak Budi dengan arahan langsung oleh Pak Budi.
"Sebelum mengakhiri ini, saya mau bertanya soal Nathan. Kalian tau dia kenapa?" tanya Pak Budi.
Kei menggeleng tanda tidak tahu sedangkan Aizi juga hanya menunduk diam membisu. Aizi juga mengkhawatirkan diri Nathan. Apakah cowok itu benar-benar sedang sakit.
"Saya akan menghubungi orang tuanya menanyakan soal kabar Nathan dan sekaligus menanyakan keseriusan Nathan menjalani Olimpiade ini dikarenakan tidak serius maka saya akan menggantinya" ucap Pak Budi dengan agak kecewa.
"Kayaknya Nathan nggak serius ngikutin ini, Pak. Ganti aja" Kei angkat suara. Ia dengan jelas memperlihatkan ketidaksukaannya kepada Nathan. Aizi sedikit melirik kearah Kei dan menghembuskan nafasnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
NATHARAIZI
Fiksi Remaja"Arghh!" ringis Nathan. Aizi menutup mulutnya. Bolanya terlalu kencang dan terlewat ring kemudian mengenai kepala Nathan. Bayangkan saja, bola basket mengenai kepala? Sakit, Kan. Nathan masih meringis kemudian menatap Aizi yang nampak masih menutup...