7 - Mama Bicara

2.2K 189 3
                                    

Nathan masih asyik memainkan piano dengan Alifia di ruang bawah. Ia nampak bercanda ria bersama adik kecilnya itu. Alifia juga nampak tertawa dengan kelakuan Kakak-nya yang ganteng itu.

"Lifia imut banget deh," Nathan menciumi pipi gembul milik Alifia dengan gemas. Balita berusia setahun lebih itu nampak tertawa dengan perilaku Nathan.

"Ka, ka, than" Nathan menoleh ke arah lain karena mendengar suara anak kecil yang begitu Ia kenal. Benar saja, itu adalah Alicia yang sedang berjalan ke arahnya sambil merentangkan tangannya seolah meminta agar Nathan memeluknya.

Di belakang Alicia juga terdapat Sofia yang hanya memperhatikan langkah kecil putri bungsunya itu sambil tertawa kecil. Nathan menghampiri Alicia dan langsung menggendongnya.

Kedua balita itu kini sudah berada dalam gendongan Nathan. Nathan nampak memutar-mutarkan badannya dan hal itu membuat Alifia dan Alicia tertawa sangat kencang.

"Baiklah, sekarang kita main roller coaster " Nathan kemudian berlari mengelilingi ruang tamu yang besar itu kemudian melompat-lompat dengan riangnya. Sofia memperhatikan putranya itu hanya tertawa kecil.

"Awas kalau anak Mama jatuh. Kamu mama cincang-cingcang" Nathan langsung terhenti seketika. Ia bergidik ngeri mendengarnya. Nathan langsung duduk di soffa yang berhadapan langsung dengan Sofia.

Nathan nampak menatap kesal pada mama-nya ini. Mengganggu suasana!

"Mama sebenarnya apa, sih? Psikopat? Mafia? atau preman?" tanya Nathan ngawur. Ia merasa bahwa sang Mama ini terlalu menakutkan dan sadis kata-kata ancamannya.

"Ibu rumah tangga sekaligus pebisnis butik yang baik hati dan penyayang" Nathan melototkan matanya mendengar jawaban yang baginya sangat melenceng itu.

"Harusnya Ibu rumah tangga yang jahat dan tak penyayang" ralat Nathan membuat Sofia menatapnya horor.

Nathan tak menghiraukan sang mama lagi. Ia kembali bermain dengan kedua adiknya ini.

"Nat," Sofia memanggil Nathan.

"Hmm"

"Kamu setuju nggak?"

"Nggak" jawab Nathan cepat.

"Apaan, sih! Mama belum bilang apapun kok udah nggak aja," kesal Sofia. Nathan mengangkat bahunya tak acuh.

"Mama juga aneh, nanyain persetujuan belum bilangin apa yang harus di setujuin" cibir Nathan membuat Sofia berdesis.

"Kamu mau punya adek lagi nggak?" Nathan melototkan matanya kemudian menatap mamanya tak percaya.

"Nggak! Enak aja nambah adek, Nathan nggak mau!" tolak Nathan mentah-mentah. Sofia mengerucutkan bibirnya kesal dengan jawaban Nathan.

"Kenapa? Mama pingin banget, Nat" pelas Sofia.

"Big No mommy! Nathan nggak mau, cukup aja deh tiga anak. Nathan, Lifia sama Cia nggak usah nambah-nambah. Lagian Mama udah tua," Sofia mendelik sebal mendengar kalimat terakhir putranya. Bagi dirinya Ia masih sangat mampu untuk melahirkan seorang anak lagi.

"Kalau kamu nggak mau izinin mama punya anak lagi, Kamu aja yang ngasih Cucu ke Mama"

Nathan mengertukan dahinya seolah merasa ucapan mama-nya sangat ambigu.

NATHARAIZITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang