8 - Penolakan

2.2K 202 16
                                    

Haii kembali lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haii kembali lagi.

Awalnya makasih banget untuk komentar dari salah satu pembaca di part-part sebelumnya. Jujur, Aku rencananya mau hiatus karena merasa nggak ada semangat:)

Tapi kembali semangat lagi!

Karena sedih nggal ada yang komen, makanya Aku lebih milih nyibukin diri di sekolah Bahasa Jepang dan Sekolah Literasi, nggak ketinggalan juga sekolah onlinenya, wkwk. Bahkan Aku menghabiskan waktu juga untuk nonton Anime empat season karena lagi cari pelarian, wkwkw:v Maap curhat

Tapi makasihh banget pokoknya, Aku senang bangett dapat komentar heboh kayak gituuu><

Jadiiiii ini Aku lanjut yah^^

Happy Reading. Selamat membaca yahh

____________

Aizi melangkahkan kakinya ke arah kelasnya. Aizi bisa kesekolah lagi setelah beberapa hari absen karena sakit. Pak Asep menemani Aizi di parkiran karena Aizi yang meminta agar lelaki bugar dan berotot itu untuk tidak mengikutinya sampai ke kelas.

Pak Asep awalnya menolak namun Aizi tetap memaksanya. Aizi sangat lega karena Pak Asep tidak mengikutinya akan tetapi dengan syarat Pak Asep akan menghampiri Aizi saat gadis itu akan keluar kelas dan akan menelfon jika Nathan mengganggunya.

Aizi berjalan menunduk sampai ke kelasnya. Dalam kelas Aizi bisa melihat suasana kelas yang mulai rusuh seperti biasanya. Aizi terbiasa dengan suasana kelas seperti ini dan baginya kadang kelas ini sedikit memberikan hiburan.

Aizi senang berada di kelas ini karena mereka semua peduli pada Aizi dan tak pernah menggangu dirinya karena mereka mengerti dengan sikap Aizi yang sedikit tertutup dan tampak tidak terlalu ingin banyak bergaul.

Mereka juga kadang meminta bantuan Aizi untuk masalah pelajaran mengingat bagaimana kepintaran Aizi yang sudah sangat terkenal di seluruh warga sekolah.

"Eh kamu?" Aizi mendongak melihat sosok yang beberapa hari yang lalu di tabrak olehnya. Itu adalah Gavin.

Aizi menunjuk dirinya sendiri dan memastikan bahwa yang Gavin maksud adalah dirinya. "A-aku?"

"Bukan, di belakang Kamu" Gavin tersenyum tipis melihat raut wajah Aizi yang nampak kebingungan. Aizi bahkan menoleh ke belakang dan tak menemukan siapapun selain dirinya.

"Iya, Kamu" Gavin terkekeh kecil melihat wajah lugu Aizi. Aizi hanya menunduk saja karena sedikit malu.

"Aku orang yang tabrakan sama Kamu tempo hari itu. Gimana kabar Kamu? Baik-baik aja, Kan?"

Aizi hanya mengangguk. Ia juga hanya mengenal wajah orang ini tanpa tahu siapa namanya.

"Aku Gavin. Murid baru disini" Gavin mengulurkan tangannya kedepan dan Aizi membalas uluran tangan Gavin dan tersenyum tipis pada Gavin.

NATHARAIZITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang