~Happy birthday to me~
Vote komen jgn lupa!***
Sofia, Fani dan Nathan kini berdiri seperti anak kecil yang sedang di marahi oleh gurunya. Bagaimana tidak, saat ini mereka bertiga di omeli oleh Satrio dan Bagas.
"Aku kesini terima kabar kalau Aizi udah sadar, aku berharapnya Aizi baik-baik aja, Bun" Dimas mengomeli Fani.
Dimas menerima kabar bahwa Aizi yang sakit, ia segera menyelesaikan pekerjaannya dan langsung ke Amerika dengan khawatir tapi untung saja ia juga menerima kabar bahwa Aizi baik-baik saja jadi ia bisa sedikit tenang.
Tapi, apa ini? Saat ia sampai malahan Aizi pingsan. Mana Aizi yang kata istrinya itu sudah baik-baik saja.
"Aku nggak tahu kalau Aizi bakal pingsan, aku juga kalau jadi Aizi pasti pingsan juga, Yah" Fani membela dirinya.
Nathan menatap Mamanya yang nampak tegang juga di pelototi oleh Satrio.
"Ini akibat ulah Mama juga, nih" Nathan menuduh Sofia. Sofia langsung menoleh tak terima.
"Kok jadi Mama? Ini karena kamu! Karena kamu bikin Aizi kaget terus pingsan!" elak Sofia.
"Tapi kalau Mama nggak jitak aku, aku masih bisa lanjutin drama aku jadinya Aizi nggak perlu kaget kayak tadi!"
Nathan tetap bersikap ini salah Mamanya.
"Mama kayak gitu karena Fani udah nggak mau pisahin kalian! Fani yang nyuruh Mama buat nyamperin kamu!" oktaf nada suara sang Mama mulai naik.
Bunda yang merasa di sebut menoleh dengan tak terima.
"Kok Aku, Sof? Ini drama kalian berdua, kok aku juga disalahin?"
"Iya karena kalau kamu nggak berencana pisahin Nathan sama Aizi, aku juga nggak akan serepot ini!"
"Tapikan aku juga udah nggak mau lakuin itu,"
"Mana aku tahu kalau kamu udah nggak lakuin itu, kalau aku tahu juga nggak akan aku lakuin drama ini!"
"Berarti bukan salah aku dong!"
"Ya pokoknya bukan aku juga yang salah!"
Kedua mertua itu saling beradu argumen.
Tak perlu khawatir ini tidak seserius yang kalian pikirkan. Bahkan kalau dilihat dari sudut pandang lain, ini justru bisa jadi lucu.
"Kamu juga pake acara koma segala!"
Kali ini untuk Nathan.
Fani kini mencubit Nathan kesal, Nathan memekik kesakitan. Kini ia jadi sasaran kedua Ibunya.
"Bener juga, kamu nyusahin aja! Ini asal mulanya dari kamu!"
Sofia juga mencubit lengan Nathan.
"Kok jadi Nathan yang di salahin? Nathan itu korban! Korban!" gerutu Nathan.
"Kalau kamu nggak kecelakaan, ini nggak bakal serumit ini!"
"Emangnya Nathan mau apa kecelakaan, Nathan aja nggak tahu apa-apa"
Nathan menjauh dari kedua Ibu yang di selimuti amarah itu. Kalian pikir cubitan ibu itu nggak sakit? Jangan salah, badan Nathan nanti bisa biru-biru kalau terus begini.
Alifia si kecil yang melihatnya tertawa melihat Abangnya di omeli oleh kedua Ibunya.
"Ayah, Papa tolongin Nathan, dong!" pelas Nathan, ia kini berlindung di balik badan kedua bapak-bapak ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATHARAIZI
Teen Fiction"Arghh!" ringis Nathan. Aizi menutup mulutnya. Bolanya terlalu kencang dan terlewat ring kemudian mengenai kepala Nathan. Bayangkan saja, bola basket mengenai kepala? Sakit, Kan. Nathan masih meringis kemudian menatap Aizi yang nampak masih menutup...