12 - Minta Maaf

2.6K 214 13
                                    

Aizi masih menggendong Ara dan bisa merasakan bahwa cengkraman bocah ini mengendur mungkin Ia tertidur. Aizi juga sudah tak mendengar lagi isakan tangis dari gadis yang Ia ketahui bernama Ara ini.

Aizi dan Ara sedang berada di taman yang berjarak sekitar lima ratus meter dari Apartemen yang tadi Ia datangi. Ia berjalan dari apartemen menuju kesini untuk menenangkan Ara.

Aizi merasakan kepala Ara menjauh dari ceruk lehernya. Ia kemudian menatap ke arah Aizi dan Aizi membalas tatapan itu. Aizi tersenyum menanggapinya.

Aizi dan Ara sekarang lumayan dekat. Beruntung sekali Aizi yang bisa dengan cepat akrab atau dekat dengan anak kecil. Ia jadi tidak butuh waktu lama untuk menenangkan Ara.

"Ara berat, yah?" tanya Ara. Aizi menetralkan kembali wajahnya dan menggeleng. Ara merasa nyaman dengan Aizi tapi Ia tidak ingin Aizi merasa kesusahan karena dirinya.

"Dikit," jawab Aizi. Aizi memang gadis yang tidak banyak tenaga dan Ia akui bagi dirinya Ara memang berat. Menggendong Alicia atau Alifia selama beberapa menit saja sudah membuat Ia kelelahan apalagi menggendong Ara yang beratnya tiga kali lipat dari si kembar itu.

"Kamu udah nggak sedih?" tanya Aizi. Ia jelas melihat netra Ara yang sudah tak berair lagi. Padahal sejak tadi, anak ini menangis dan.

"Sedikit" jawab Ara sambil tertunduk. Aizi merasa pertanyaan yang tadi itu salah. Ia mengelus rambut Ara lembut.

"Maaf, yah" sesal Aizi karena merasa pertanyaannya tidak tepat.

"Kenapa?" tanya Ara polos, "harusnya yang minta maaf itu Abang Gavin" Ara kembali tertunduk.

"Kamu siapanya Gavin?" tanya Aizi hendak membuat dirinya lebih akrab lagi dengan Ara.

"Adiknya" jawab Ara.

"Kalau Kak Aizi siapa?" tanya Ara. "pacarnya, yah?" Aizi melototkan matanya mendengar ucapan Ara yang baginya sangat tidak cocok untuk anak seusia dirinya.

"Nggak, Kok. Aku bukan pacarnya, Aku nggak punya pacar" sanggah Aizi. Ia sendiri bahkan tidak pernah pacaran.

"Masa? Kok bareng bang Atha. Pacarnya bang Atha, ya?" tanya Ara lagi. Kali ini Aizi nampak berfikir sejenak, Ia tidak tahu siapa Atha yang Ara maksud.

"Atha siapa?" tanya Aizi bingung.

"Abang yang tadi bareng Kakak. Bang Atha" Aizi membulatkan mulutnya. Maksud dari Ara ternyata Nathan. Tapi sedetik kemudian Aizi langsung kaget dan menggeleng dengan cepat.

"Aku nggak nyangka, bang Atha makin ganteng"

"Nggak!" sanggah Aizi. "Aku cuma teman sekelas mereka, Kok" sambung Aizi.

"Ini apa, Kak?" Ara beralih pada papperbag yang di bawa oleh Aizi. Aizi melirik ke arah yang sama. Ternyata, papperbag ini masih ada padanya.

"Kamu mau?" Aizi mendudukkan Ara di kursi taman sampingnya. Aizi membukanya dan mengambil tiga buah kotak makan yang berisi salad buah, nasi goreng dan kue coklat kering.

Sebenarnya ini untuk Nathan tapi sepertinya Nathan akan lebih sibuk dengan Gavin. Jadinya lebih baik untuk Ara saja, nanti Ia bisa meminta maaf pada Sofia dan Nathan karena tidak amanah.

"Nasi gorengnya udah dingin. Mau nggak?" Aizi menawarkannya pada Ara. Ara mengangguk semangat kemudian mengambil kotak makan itu.

Aizi melihat saja Ara yang sedang melahap makanan itu.

***

Aizi merapikan kembali kotak makan yang hampir semua makanannya habis. Ara nampaknya kembali senang setelah menikmati makanan yang Sofia buatkan untuk Nathan tadi.

NATHARAIZITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang