2 - Keadaan Sekarang

3.6K 269 2
                                    

Aizi mempercepat langkahnya ketika melihat Nathan dengan kecepatan langkahnya mengejar dirinya. Tolong untuk hari ini saja, Ia berharap Nathan jangan dulu mengganggu dirinya.

"Zi! Berhenti nggak!" panggil Nathan. Aizi tak mempedulikannya, Ia tetap berlari dan berusaha menghindari dari Nathan yang kini menjadi suaminya. Aizi takut berhadapan dengannya.

"Heh!" Nathan menarik pergelangan tangan Aizi membuat gadis itu tertarik dan menatap Nathan dengan raut wajah kesakitan.

"Nat, sa-sakit" cicit Aizi menahan sakit di pergelangan tangannya. Nathan dengan keras menahan tangannga bahkan Aizi merasakan perih karena kuku Nathan mengenai tangannya.

"Lo berani ngelawan gue?" kesal Nathan. Aizi menggeleng, Ia takut jika membantah maka Nathan akan membuatnya menangis sekarang.

Nathan selalu memperlakukannya seperti ini. Sebegitu bencikah Nathan padanya? Padahal Aizi dan Dia juga di jodohkan karena kesalahan Nathan.

"Dengerin gue! Sebentar siang lo jangan pulang ke apartemen gue, gue mau nongkrong bareng temen-temen gue disana. Awas lo kalau berani pulang" ancam Nathan. Aizi menggeleng cepat dan dengan berani menatap Nathan.

"A-aku harus kemana lagi?" tanya Aizi. Nathan melepaskan tangannya kemudian mengusap telapak tangannya itu di celana hitam miliknya.

Ia tertawa meremehkan seolah tak peduli jika Aizi harus kemana nanti. Karena Aizi tidak mungkin kembali pada Ayahnya, bisa-bisa mereka akan bertanya banyak hal yang membuat Aizi bingung menjawab apa.

"Aku pulang aja, yah. Aku janji akan diam di kamar dan nggak keluar" mohon Aizi. Nathan menggeleng kemudian memegang dagu Aizi dan sedikit mencengkeramnya membuat Aizi untuk menatapnya.

"Pokoknya nggak!"

Aizi menutup matanya mendengar bentakan itu. Selanjutnya Nathan mendorong tubuhnya hingga tersandar di pintu dengan kasar.

Sedangkan Nathan meninggalkan Aizi yang menangis. Aizi tidak tahu harus bagaimana lagi menghadapi sikap Nathan.

***

Aizi duduk di sebuah halte bus dekat apartemen miliknya. Lebih tepatnya milik Nathan. Semenjak kejadian seminggu lalu itu dan Ia dinikahkan dengan Nathan maka Aizi harus ikut tinggal di Apartemen itu.

Aizi menunduk sedari tadi, sudah hampir lima jam Ia duduk sendirian disini tanpa ada yang menemani. Waktu menunjuk pada pukul tujuh malam.

Artinya Ia harus menunggu dua jam lagi untuk bisa kembali ke apartemen mewah milik Nathan itu. Biasanya teman-teman Nathan akan pulang sekitaran jam sembilan malam.

Aizi memilih memainkan ponsel miliknya. Ia mengecek akun media sosial miliknya untuk menghilangkan bosan. Aizi biasanya bisa menghabiskan waktu luang seperti ini untuk membaca novel miliknya di kamar, tapi sekarang Ia malah berada dengan kesunyian di tempat seperti ini.

***

Aizi segera berjalan menuju Apartemen milik Nathan. Karena jam segini biasanya Aizi sudah bisa pulang karena teman-teman Nathan sudah pulang.

Sesampainya di lobby apartemen, ia kaget melihat Efram dan Kenzo baru saja keluar dari lift. Aizi hendak berbalik namun Ia terhenti ketika namanya di panggil.

"Zi!" Aizi terhenti. Ia terdiam dan bisa mendengar langkah kaki Efram dan Kenzo yang mulai mendekat. Keduanya adalah teman-teman Nathan yang baru saja hendak pulang.

"Lo ngapain disini? Lo tinggal disini?" tanya Efram kaget. Aizi belum menjawab karena bingung harus menjawab apa juga.

"Iya, sejak kapan lo tinggal di apartemen? Bukannya lo punya rumah?"

Aizi masih belum membuka suara. Ia sangat bingung menjawab apa. Efram dan Kenzo adalah teman sekelasnya juga, bersama dengan Nathan. Efram dan Kenzo pernah belajar kelompok di rumah Aizi pantas saja jika mereka bingung melihat Aizi.

"A-aku mau ke apartemen Kakak Aku" jawab Aizi. Efram dan Kenzo saling menatap dan mengangguk-anggukan kepala mereka mengerti.

"Gitu yah, ya udah kita duluan yah" pamit keduanya. Aizi mengangguk sebagai jawaban kemudian ssegera mempercepat langkah menuju lift.

Aizi menekan tombol 35 tempat tinggalnya. Aizi berharap Nathan belum menutup pintunya seperti beberapa hari yang lalu. Nathan tega mengunci apartemen miliknya bahkan mengganti pin akses untuk masuk.

Aizi segera keluar dan berlari ke arah Apartemen kemudian menekan pin akses. Alhasil...

"Yes kebuka" Aizi tersenyum senang kemudian langsung masuk. Ia berjalan untuk masuk dan melihat Nathan sedang asyik menikmati pizza, makanan kesukaanNya.

Aizi segera melangkahkan kaki ke kamar kemudian bergegas mandi. Badannya sudah lengket karena keringat. Aizi merasa segar setelah mandi.

Ia merasakan perutnya terasa butuh asupan. Sejak tadi Ia memang belum makan karena ATMnya di tahan oleh Nathan dan tak pernah Nathan berikan sedangkan ATM yang lain tertinggal di kamarnya dan lupa Ia bawa.

Aizi membuka pintu kamarnya dan berjalan menuju dapur. Ia melihat Nathan yang sedang asyik menonton dengan banyak sekali sampah kotak pizza di depannya.

Aizi melihat ke arah kulkas dan tak menemukan apapun yang bisa Ia makan. Ia menghela nafas pasti semua persediaan yang sering Mama dan Mamanya Nathan kirimkan sudah habis di santap Nathan, Efram dan Kenzo.

Aizi melirik Nathan yang sudah berbalik hendak ke kamar. Saat Nathan benar-benar masuk, Aizi mendekati ruang TV dan melihat seluruh kotak pizza itu.

Ada satu kotak yang masih berisi satu potong pizza. Kotak itu berisi pizza dengan banyak sekali jamur bakar di atasnya. Aizi yakin ini kotak pizza milik Nathan karena memang cowok itu selalu memesan pizza jenis ini.

Aizi menyantap pizza itu. Ia berusaha menahan lapar dengan pizza ini. Semoga perutnya bisa sedikit tenang dengan satu potong pizza ini.

"Bersihin semuanya!" teriak Nathan dari dalam kamar. Aizi tersentak kaget di buatnya detik berikutnya Ia langsung tertunduk dan menangis.

"A-aku pingin pulang" Aizi menangis. Ia tidak mau lagi disini. Nathan selalu memperlakukan dirinya seperti seorang pembantu bahkan lebih buruk dari itu. Aizi adalah putri jika di rumahnya sendiri. Ia adalah gadis yang selalu mendapatkan apapun yang Ia minta.

Tapi disini, Ia bahkan tidak bisa mengisi perutnya dengan makanan. Walaupun Aizi selalu mendapatkan kiriman uang dan makanan dari Mama dan Papanya tapi semua itu selalu di ambil Nathan.

Bukannya Nathan tak punya uang. Bahkan cowok itu memegang dua ATM berisikan uang yang sangat banyak. Tapi, semua ini di lakukan untuk membuat Aizi sengsara.

Aizi kesal, padahal ini karena kesalahan Nathan juga. Tapi kenapa Aizi yang harus di perlakukan seperti ini?

__________
Vote Komen yah:)

Ini cerita baruku semoga suka. Di jamin, akan lebih seruuu!!! Lebih seru dari ceritaku yang 'SMA Udah Nikah?' percaya deh.

Insya Allah kalau ada waktu
Aku rajin Update

See you Gaes..

NATHARAIZITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang