Lapangan basket sudah di isi oleh kelas XII-Exelent KIMIA. Kelas Aizi dan Nathan. Lapangan in door disini adalah lapangan yang sering menjadi tongkrongan bagi siswa-siswi jika ingin santai.
Lapangan basket juga terbilang sangat luas. Indonesia Internation Highschool adalah sekolah dengan fasilitas lengkap dan mewah di Indonesia. Sekolah ini menjadi pusat dari anak-anak pintar dan kaya raya.
Termasuk juga Aizi dan Nathan.
Aizi masuk lapangan dengan menggunakan pakaian olahraga miliknya di tangannya ia memegang jaket olahraganya saja. Sementara Nathan sudah memakai pakaian khusus basket begitu juga para siswa yang lain.
Pluit di bunyikan pertanda mereka harus berkumpul. Pak Agus tambil kedepan memegang bola basket.
Lima belas orang murid sudah berbaris rapi. Aizi berada di barisan paling belakang dan Nathan sekarang memimpin pemanasan.
Setelah pemanasan Pak Agus hendak memulai.
"Hari ini kita ulang materi beberapa minggu yang lalu. Materi hari ini adalah menembak bola tepat sasaran. Laki-laki duluan, yah yang perempuan silahkan duduk dulu.
Para laki-laki sudah memulai. Pak Agus ternyata mengambil nilai untuk latihan ini. Aizi menghela nafas, sebenarnya Ia tidak mahir melakukan olahraga apapun. Aizi agak kecewa ketika mengetahui jika Pak Agus menyuruh mereka turun lapangan hari ini.
Aizi melihat ke arah sembilan orang laki-laki keren yang kini sedang latihan itu. Di antara mereka semua, hanya Nathan yang menjadi pusat perhatian para cewek di kelas Aizi.
"Go Nathan Go!" Nathan dengan entengnya berhasil memasukkan bola ke ring basket tiga kali tanpa gagal.
Mereka bersorak riang melihat Nathan. Aizi hanya diam saja dan tak berani melihat Nathan.
***
Sekarang giliran para cewek-cewek yang latihan memasukkan bola. Aizi memilih posisi terakhir saja, Ia juga takut dan menurutnya posisi terakhir sangat cocok.
Nathan, Efram dan Kenzo sedang menghilangkan haus dengan meminum air mineral dingin. Mereka berada tepat di belakang ring basket pasti akan ada kemungkinan mereka bisa terkena lemparan bola.
Kini giliran Aizi. Aizi maju kedepan dan mulai menembak bola ke arah ring.
Percobaan pertama, gagal.
"Fokus, Atharaizi. Bola kamu terlalu rendah"
Percobaan kedua, gagal.
"Kamu terlalu loyo lempar bolanya, agak kenceng"
Aizi menghela nafasnya. Ia benar-benar memfokuskan pikirannya, dan saat melempar bola itu..
Akhirnyaa.
"Akhhh!" ringis Nathan.
Aizi menutup mulutnya. Bolanya terlalu kencang dan terlewat ring kemudian mengenai kepala Nathan. Bayangkan saja, bola basket mengenai wajah? Sakit, Kan:v
Nathan masih meringis kemudian menatap Aizi yang nampak masih menutup mulutnya.
"Nathan kamu nggak apa-apa?" tanya Pak Agus. Nathan tak menghiraukan pak Agus.
Nathan mengambil bola basket itu kemudian berjalan menuju Aizi yang nampak ketakutan itu. Nathan melirik Aizi datar dan dari kejauhan sekitar dua meter
KAMU SEDANG MEMBACA
NATHARAIZI
Teen Fiction"Arghh!" ringis Nathan. Aizi menutup mulutnya. Bolanya terlalu kencang dan terlewat ring kemudian mengenai kepala Nathan. Bayangkan saja, bola basket mengenai kepala? Sakit, Kan. Nathan masih meringis kemudian menatap Aizi yang nampak masih menutup...